Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Wednesday, July 22, 2015

Embung Batara Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

Embung Batara Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta
Manakah tempat tertinggi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta? Di Gunungkidul terdapat Gunung Api Purba Nglanggeran yang terkenal dengan ketinggian 700 mdp. Tapi, puncak tersebut bukanlah tempat tertinggi di Gunungkidul. Tempat tertinggi di Gunungkidul yaitu Embung Batara Sriten di Dukuh Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar. Di kawasan embung tersebut terdapat Puncak Mangir dengan ketinggian 896 mdpl.

Embung Batara Sriten merupakan waduk buatan yang dibangun sebagai tempat cadangan air. Ketika musim penghujan, air hujan akan tertampung di dalam embung. Air tersebut akan sangat berguna bagi masyarakat di wilayah tersebut untuk pengairan saat musim kemarau. Apalagi, kawasan sekitar embung ini diproyeksikan sebagai perkebunan manggis dan kelengkeng, tentu dibutuhkan pengairan yang memadai.

Menawan

Indah bukan? Kalau lihat air yang banyak, rasanya pengen nyemplung.
Foto diambil dari gazebo pertama dekat tempat parkir
Jika umumnya embung (waduk) berbentuk lingkaran, tidak demikian dengan Embung Batara Sriten. Embung yang diresmikan tanggal 17 Maret 2015 oleh Gurbernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X ini berbentuk elips tak beraturan yang semakin menambah keelokannya. Di sekeliling embung dibangun pagar dari besi, namun ada papan peringatan yang menyatakan bahwa pengunjung dilarang bersandar pada pagar tersebut.

Ups, dilarang bersandar pada pagar. Baru lihat tulisannya setelah foto.
Jalan di sekeliling embung.
Di Embung Batara Sriten terdapat sebuah pendapa (aula). Di samping pendapa tersebut terdapat sebuah pohon yang cukup besar dengan cabangnya yang meliuk-liuk, membuat siapa saja tertarik untuk memanjatnya. Membutuhkan kelincahan dan kekuatan untuk memanjat pohon tersebut. Banyak pengunjung yang berfoto di atas pohon tersebut. Jika Anda berniat memanjat pohon tersebut, sebaiknya hati-hati karena batangnya besar dan tidak ada pegangan.

Pohon besar yang berada di jalur menuju Puncak Mangir.
Mau manjat pohon, tapi nggak jadi.
Dari tempat pohon tersebut, naik ke atas akan mendapati tempat istirahat, sebuah gazebo yang dibangun darri semen dan beratap genting. Ke atas lagi akan sampai di Puncak Mangir, sebagai lokasi tertinggi di kawasan ini. Dari atas Puncak Mangir, pengunjung disuguhi pemandangan yang eksotis berupa lansekap wilayah Gunungkidul. Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri terlihat dari embung ini. Dari tempat ini pula, Rowo Jombor di Klaten juga kelihatan. Selain itu, dari tempat ini pengunjung juga bisa melihat sebagian daerah di Kabupaten Klaten, Sleman, dan Kota Yogyakarta.

Puncak Mangir. Curam berbahaya.

Rute Menuju Lokasi
Rute menuju Embung Batara Sriten cukup mudah, namun jalurnya menantang. Berikut ini rute menuju Embung Batara Sriten yang dapat ditempuh dari arah Yogyakarta.


Jogja » Jl. Wonosari » Piyungan » Bukit Patuk atau Bukit Bintang » Pertigaan Sambipitu ke kiri menuju arah Nglipar » Perkebunan Hutan Kayu Putih » Pertigaan sebelum Pasar Nglipar ke kiri » Jalan Nglipar-Ngawen » Kedungpoh » Pertigaan timur Kantor Kepala Desa Pilangrejo tepatnya Jl. Nglipar-Ngawen Km. 6,5 ke kiri » ikuti jalan aspal dan cor blok sambil lihat penunjuk arah ke Embung Batara Sriten dan Perbukitan Baturagung (Puncak Tertinggi Gunungkidul)


Sebaiknya Anda mengecek "kesehatan" kendaraan Anda karena ketika sudah masuk Desa Pilangrejo, jalur menuju embung terbilang cukup ekstrim. Jalan masih berupa bebatuan besar yang ditata, belum di aspal. Pada beberapa tempat terdapat tanjakan yang ekstrim. Kelihaian mengendalikan kendaraan sangat diperlukan. Sepeda motor matic tidak direkomendasikan digunakan. Sebaiknya Anda menggunakan sepeda motor bebek atau sepeda motor pria. Mobil bisa lewat jalur ini, namun perlu hati-hati karena jalurnya sempit.

Tiket Masuk
Saat ini, untuk masuk ke kawasan Embung Batara Sriten, pengunjung tidak ditariki retribusi. Cukup membayar parkir sebesar Rp 2.000,- untuk sepeda motor dan Rp 5.000,- untuk mobil, pengunjung bisa menikmati keindahan pemandangan di embung ini.

Fasilitas
Di kawasan Embung Batara Sriten terdapat sebuah pendapa (aula) yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat ataupun acara keluarga / komunitas. Terdapat tiga gazebo yang bisa digunakan sebagai tempat beristirahat. Dua gazebo berada di samping embung, dan satunya di atas, sebelum Puncak Mangir. Kawasan embung ini memiliki tempat parkir yang luas yang bisa menampung puluhan mobil dan ratusan sepeda motor.

Kuliner
Sebagai tempat wisata yang baru, belum ada warung makan yang berdiri di Embung Batara Sriten. Penjual makanan keliling pun tak ada. Namun jangan khawatir, turun sedikit ke bawah, ke daerah perumahan warga, terdapat warung makan dan warung kelontong.


Silakan tonton pesona Embung Batara Sriten berikut ini:




~ Galeri Foto ~


Istirahat dulu....
Embung dan pohon
Embung dan pohon. Terlihat pendapa di sebelah kanan
Embung dari Puncak Mangir
Embung dari Puncak Mangir
Pemandangan dari Puncak Mangir ke arah Klaten. Terlihat Rowo Jombor.


0 komentar:

Post a Comment