Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Saturday, January 23, 2016

Embem is Good




Dahulu aku memiliki seorang teman yang dalam kacamataku dia adalah seseorang yang sempurna: badan tegap, wajah tampan, orang tuanya kaya.

Kondisi temanku itu berbanding terbalik dengan diriku: badan kecil, dekil, wajah pas-pasan, keluarga takmampu. Betapa enaknya temanku itu, pikirku dahulu sewaktu masih remaja.

Lalu suatu saat, aku melihat ada kekurangan pada temanku itu yang membuat dia tak lagi sempurna dalam pandanganku.

Seringlah aku melihat seseorang yang tampak wah, keren, awesome, namun ternyata kemudian hari aku mendapati kekurangannya.

Seiring bertambah usia, bertambah pengalaman, aku semakin paham ungkapan, "Manusia diciptakan dalam keadaan sempurna: sebaik-baik penciptaan." Hal itu bukan berarti setiap orang tak memiliki kekurangan. Kelebihan dan kekurangan itulah yang membuat manusia itu sempurna; seimbang.

Jika dulu aku sering berpandangan negatif terhadap kondisi diriku, sekarang aku sering mengunggah syukur. Misalnya saja, dulu aku iri melihat temanku yang memiliki orangtua yang kaya. Sekarang aku bersyukur terhadap orangtuaku yang begitu baik dan pengertian kepadaku. Berbeda dengan orangtua temanku yang kaya, namun sering marah atau terlalu banyak aturan itu.
Inilah salah satu hikmah yang bisa kupetik: bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan.

Akhir-akhir ini, berat badanku naik --tapi bukan gendut, lho. Kenaikan berat badan ini terlihat jelas bagi orang-orang yang jarang bertemu denganku, atau teman yang sudah lama tak jumpa. Maklum, dahulu badanku kecil, kurus, sedikit hitam, secara umum memprihatinkan.

"Sekarang lebih gemuk, ya," kata teman lama suatu kali saat bersua.
"Sekarang Mas Kris tampak gemuk. Terlihat pipinya itu," kata seorang ibu yang sudah setahunan takjumpa.

Dibilang begitu, aku baik-baik saja, tak masalah. Bagiku, gemuk atau tidak bukan masalah. Pipi berisi atau berlesung, tak jadi soal. Yang penting sehat.

Banyak orang yang memandang negatif terhadap orang yang gemuk atau pipinya tembam. Bisa dilihat, pipi-pipi tembam para remaja sering menjadi objek cubitan teman-temannya. Ada yang suka, biasa, atau malah sebal saat pipinya dicubit.

Dalam pandanganku, bukanlah hal yang buruk memiliki pipi tembam. Pipi tembam dan pipi dekik memiliki daya tariknya sendiri-sendiri. Dan itu adalah sesempurna ciptaan. Oleh karena itu, disyukuri saja.

Justru, tembam itu imut, kan. Lihatlah, balita yang pipinya tembam itu. Bikin gemas, kan. Penginnya nyubit dan nyiumin pipinya terus. Tembam itu lucu dan imut. : )

Jika ada temanmu yang mencubit pipi kananmu karena gemas, jangan sebal dan marah. Malahan, kamu sodorkan pula pipi kirimu agar dicubitnya. Buat temanmu bahagia, itu saja.

Jadi,
Embem is good.
: )

0 komentar:

Post a Comment