Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Saturday, January 30, 2016

Jomblo Jangan Panik


Tahu kan apa yang disarankan oleh para ahli jika kamu terjatuh ke dalam air yang dalam sedangkan kamu termasuk spesies yang takbisa berenang? Iya, "Jangan panik!"

Itu saran yang bagus meski setengah mati mencoba melakukannya. Dan memang kondisinya antara hidup dan mati. Semakin panik akan semakin cepat tenggelam. Namun, jika mau berusaha tenang, kemungkinan selamat lebih besar.

Begitu perumpamaan seorang jomblo. Jomblo yang panik, akan mudah "tenggelam". Tenggelam dalam keputusan yang kemudian hari akan disesalinya.

Seorang jomblo itu harus setrong. Ibaratnya, ia jatuh ke dalam sungai dan teman-temannya malah menertawainya. Diteriakinya, "Inget umur, masih jomblo aja." Yang lain menyahut, "Kapan nikah, oi. Dasar jomblo ngenes." Yang lain lagi berteriak, "Kamu udah tua, lho." Dan yang paling jleb ialah teriakan teman yang menakut-nakuti dengan dalil-dalil betapa hinanya jomblo. Aih, betapa suka sekali mereka mengolok-olok.

Jika hati jomblo tak setrong, tentu akan mudah panik lalu "tenggelam". Dengan sembarang ia mencari wanita yang tak jelas bebet, bobot, dan bibitnya buat dijadikan pendamping hidup. Yang penting cepet nikah, begitu pikirnya. Tapi, itu mending sih, daripada mencari pacar lalu tenggelam dalam kemakiatan. Iiiiiihhh, ngeri kan. Makanya, jomblo harus setrong.

Ingatlah, semua akan cie-cie pada waktunya. Jika sampai saat ini kamu belum menikah, itu pasti ada hikmahnya. Ada skenario terbaik dari Tuhan yang kamu belum mengetahuinya. Jadi, jangan panik jadi jomblo meskipun panah dan tombak bully-an semakin hari semakin gencar.

Daripada panik, lebih baik isi masa jomblo dengan hal-hal yang positif. Masa jomblo itu masa untuk mengukir karya, menorehkan tinta, mengejar prestasi.

Kita lihat deh, Marco Polo sang petualang itu. Ia menjelajahi daratan Timur dan lautan luas, --sampai ke Pulau Sumatera juga, lho-- pada masa mudanya. Lebih dari dua puluh tahun Marco Polo menjelajahi dunia. Dan ia saat itu jomblo. Barulah ketika pulang ke negerinya, ia menikah. Namanya dikenang hingga sekarang sebagai seorang penjelajah. Selain itu, ia termasuk tokoh yang membawa pengetahuan dunia Timur ke Barat.

Tokoh lainnya, Imam Nawawi. Siapa yang tak kenal ulama yang satu ini. Karyanya berupa kitab, masih dibaca hingga kini. Sebut saja beberapa di antaranya Riyadhush Shalihin, Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, dan Hadits Arbain. Selama 45 tahun ia menjomblo. Hikmahnya ialah ia mampu menghasilkan karya yang banyak jumlahnya dan banyak manfaatnya.

H.C. Anderson, laki-laki pemalu ini sering ditolak wanita. Dan dalam masa jomblonya ia menghasilkan cerita-cerita dongeng yang mendunia. Dongeng-dongeng yang menghibur anak-anak kecil.

Tak lupa pula ada nama Beethoven yang dikecewakan oleh wanita yang dicintainya. Ia yang miskin dikalahkan oleh laki-laki yang lebih kaya. Ia jomblo yang memprihatinkan. Dalam masa jomblo galau inilah, lahir simponi-simponi indah yang kemudian hari mengangkat namanya.

So, jadi jomblo jangan panik. Jangan galau. Galau sekali-kali boleh saja sih, kalau ada perlunya.

Jomblo itu mesti calm, cool, n terus berkarya.

***
Ditulis pada malam Minggu --menjelang tengah malam, 30 Januari 2016 di warung lesehan nasi liwet bunderan Solo Baru, setelah turun hujan, sendirian.






0 komentar:

Post a Comment