Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Friday, June 16, 2017

Semua Akan Cie Cie pada Waktunya #Jilid 3

Semua Akan Cie Cie pada Waktunya

Awal tahun 2017 saya mendapatkan mimpi siang hari yang sangat horor. Sebagai desainer grafis, mimpi saya pun berkaitan dengan soal mendesain dan mencetak. Dalam mimpi tersebut, saya mendapatkan pesanan membuat kartu undangan dari lima teman yang akan menikah di awal tahun. Bayangkan, lima teman saya mau menikah dan mereka memesan kartu undangan kepada saya. Sungguh, horor maksimal!

Untunglah hal itu hanya mimpi meskipun setelah terbangun hati saya sempat berjumpalitan tak keruan juga. Saya pun teringat sebotol madu dan sari kurma yang beberapa waktu lalu saya beli. Saya ingin memimum kedua suplemen agar badan senantiasa sehat dan bugar karena saya tahu di tahun yang baru ini cobaan bagi para jomblo akan semakin berat. Ini ujian, ini ujian, demikian mantra yang perlu sering dirapal saat mendapat kartu undangan walimahan, apalagi jika berasal dari mantan.

Sebagai jomblo akhir zaman, saya merasa selalu dipandang rendah oleh orang lain yang sudah berkembang biak, eh maksudnya yang sudah menikah. Dan saya yakin, saya punya teman senasib sememprihatinkan yang tak sedikit, atau malah banyak sekali.

Saya bertanya-tanya kepada rumput yang berjoget ataupun kepada rembulan yang bersolek, mengapa para jomblo selalu dihina dan diremehkan? Mengapa... oh... mengapa?

Ada yang mengambil sudut pandang agama dalam merisak para jomblo. Dikatakan bahwa jomblo adalah makhluk yang tidak sempurna karena belum menemukan separuh jiwanya. Jomblo adalah seburuk-buruk manusia jika meninggal. Jomblo adalah orang yang tidak yakin dan tidak tawakal dengan rezeki Tuhan. Lalu mereka pun mengiming-imingi nikmatnya nikah muda. Bahkan, ada seminar nikah muda, plus menghadirkan praktisinya. Haibat sekali, bukan!

Ada yang menghitung-hitung dari segi ekonomi. Jika kamu menikah pada usia 20 tahun, saat anakmu masuk perguruan tinggi yang membutuhkan banyak biaya, kamu masih berusia sekitar 40 tahun. Artinya, kamu masih kuat mencari nafkah. Jika kamu menikah pada usia 30 atau 35 tahun, maka ketika anakmu kuliah, kamu sudah tua dan sudah tidak kuat lagi bekerja. Jadi susah kamu nanti. Begitulah ancaman-ancaman yang ditembakkan para ahli ekonomi untuk menakut-nakuti para jomblo yang kunjung naik ke pelaminan. Seolah-olah jomblo karatan bakal berkubang dalam kemiskinan.

Ahli Psikologi punya penilaian sendiri. Seseorang yang menikah akan lebih cepat dewasa karena ditempa pengalaman dan permasalahan, serta hasratnya bisa tersalurkan dengan aman. Orang yang belum menikah cenderung punya sifat kekanak-kanakan, tidak bertanggung jawab, pemalas, sering keluyuran tak jelas, dan suka membayangkan yang bukan-bukan. Apakah memang benar demikian?

Ahli kesehatan berkata lain lagi. Menikah usia muda itu memungkinkan memiliki anak yang sehat dan cerdas. Jika kamu menikah saat usiamu kepala tiga lewat, bakal susah mendapat anak dan risiko melahirkan tidak normal lebih besar. Aih... seremnya...

Ahli perbintangan berkata lebih tajam, “Kamu lahir di bawah bintang kegelapan sehingga kamu akan susah bertemu dengan jodohmu.” E, lhadalah...

Kenapa, sih, mereka pada suka mengolok-olok para jomblo seakan-akan jomblo adalah makhluk paling mengenaskan dan paling hina-dina sedunia?

Saudara-saudara sebangsa jagat maya, janganlah merisak para jomblo. Mereka itu sudah menderita tekanan batin setiap hari, janganlah kamu tambahi penderitaannya. Tak kasihankah engkau melihat wajah-wajah kuyu nan pucat yang merindukan belaian itu?

Lagipula, jodoh itu kan di tangan Tuhan. Bukan di tangan manusia. Sudah ditentukan jodoh dengan siapa dan kapan waktunya. Beruntunglah engkau yang menikah duluan. Tapi, jangan mengolok yang belum naik ke pelaminan. Itu namanya mengolok takdir Tuhan.

Kita harus meyakini bahwa semua akan cie-cie pada waktunya. Jodoh tidak bisa dipaksakan. Tidak bisa dipercepat, tidak pula bisa dilambatkan. Soal menikah bukan pula soal dulu-duluan. Bukan balapan yang siapa cepat dia hebat.

Saya yakin, semua jomblo pasti ingin segera duduk di pelaminan bersama Dian Sastro Wardoyo kekasih pujaan hatinya. Tapi, ada satu dua hal yang menjadi halangan sehingga pernikahan pun tak bisa segera diwujudkan.

Pertama, ada orang yang dia siap menikah lahir batin. Wajah tampan rupawan, pekerjaan nyaman dan mapan, kendaraannya bukan kreditan. Tapi, keluarganya belum mengizinkan dia untuk menikah dengan berbagai alasan.

Kedua, ada orang yang keluarganya sudah memberi lampu hijau, wajahnya menawan banyak menarik hati perawan. Tapi, sayang ia tak punya kerjaan. Menjadi pengangguran yang tinggal di kamar sewaan, yang setiap akhir bulan sering makan mie instan.

Ketiga, ada orang yang keluarganya oke-oke aja, kerjaannya jadi orang kantoran, duitnya banyak di tabungan.Tapi sayang, wajahnya fakir ketampanan hingga para wanita pun enggan berdekatan.

Keempat, ada orang yang keluarganya oke banget, pekerjaannya bergengsi, mobilnya sedan, wajahnya aduhai mengundang perhatian para janda dan perawan. Tapi sayang, ia takbisa move on dari mantan yang sudah ditikung oleh teman.

Dan ada alasan-alasan lainnya yang membuat para jomblo tak bisa segera melangsungkan perkawinan dengan gadis idamannya.

Orang-orang yang suka merisak itu apakah mereka paham dengan permasalahan setiap jomblo itu sehingga setiap ketemu selalu saja melemparkan olok-olok. Tak tahukah mereka kata-kata bijak yang mengatakan, “Janganlah kamu mengolok-olok para jomblo. Belum tentu kamu lebih baik daripada yang kamu olok-olok itu. Bisa jadi para jomblo yang kamu olok-olok lebih baik daripada dirimu.”

Saudara-saudara, simak dan resapilah kalimat bijak di atas.

Jika mengaku sebagai teman, alangkah baiknya berusaha membantu temannya yang kesulitan mencari jodoh. Yang kesulitan ekonomi, dibantulah dengan mencarikan pekerjaan. Yang kesulitan izin orang tua, dibantulah lobi-lobi dan negosiasi dengan orang tua dan kerabatnya. Yang kesulitan melupakan mantan, dibantulah mencarikan yang pengganti yang sepadan. Yang kesulitan dengan wajanya yang pas-pasan, ya dibiarkan saja karena itu sudah suratan, kecuali kalau mau operasi plastik di Korea Selatan.

Pesan dan wasiat saya untuk para jomblo:

  • Jika kesulitan mencari rezeki, maka kerja... kerja... kerja... 
  • Jika kesulitan mencari jodoh, maka kejar... kejar... kejar...
  • Ingatlah selalu pesan bijak berikut ini, “Hai, orang-orang yang bersendirian, tenangkanlah perasaanmu dan lapangkanlah hatimu. Jodoh tak akan ke mana. Takkan dipercepat, tak pula diperlambat. Bersabarlah, semua akan cie-cie pada waktunya.”





0 komentar:

Post a Comment