Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Tuesday, February 11, 2020

3 Buku Nonfiksi Terbaik Tahun 2019


Tahun 2019 saya membaca sebanyak 23 buku nonfiksi berbagai genre: sejarah, budaya, sastra, dan sains popular. Dari 23 buku tersebut saya memilih 3 buku nonfiksi terbaik yang saya baca pada tahun 2019.

(1) TUJUH PELAJARAN SINGKAT FISIKA
Penulis: Carlo Rovelli | penerjemah: Zia Anshor | penerbit: Gramedia | terbit: 2018 | tebal: viii + 70 halaman

Fisika adalah salah satu pelajaran yang tak menarik minat saya saat sekolah. Konsepnya begitu abstrak dan rumus-rumusnya begitu rumit. Itu pun baru teori Fisika yang diajarkan pada jenjang sekolah menengah.

Teori tentang relativitas umum, mekanika kuantum, zarah-zarah dasar, gravitasi, lubang hitam, dan arsitektur jagat raya menjadi lebih rumit lagi. Satu pembahasan dari hal-hal tersebut sudah membuat orang bisa membenci. Namun, Carlo Rovelli telah menyelamatkan Fisika dan menyelamatkan orang-orang dari ketidaktahuan gambaran besar alam semesta.

Dalam 78 halaman, Carlo Rovelli menjelaskan secara sederhana dengan bahasa popular tentang tujuh pelajaran dalam Fisika. Saat membaca halaman per halaman, kita seperti didongengi oleh kakek yang bijaksana yang membuat perhatian kita tak mau beralih darinya. Di tangan Rovelli, Fisika menjadi sosok yang bersahabat dan ramah.
"Ada garis depan tempat kita belajar, dan hasrat kita akan pengetahuan terus membara. Pengetahuan ada di sudut-sudut terkecil tatanan ruang, di asal usul jagat raya, di hakikat waktu, di fenomena lubang hitam, dan di proses pemikiran kita sendiri. Di sana, di ujung pengetahuan kita, di depan samudra ketidaktahuan, bersinarlah misteri dan keindahan dunia. Sungguh menakjubkan."

(2) THE HARMONY OF HUMANITY
Penulis: Raghib Sirjani | penerjemah: Fuad Syaifudin Nur, dkk | penerbit: Pustaka Al Kautsar | terbit: 2015 | tebal: xii + 796 halaman

Dalam The End of History, Francis Fukuyama mengemukakan bahwa demokrasi liberal merupakan titik akhir evolusi ideologi umat manusia. Namun, kenyataan sejarah membuktikan sebaliknya: demokrasi liberal mengalami kemunduran dan bahkan penolakan di beberapa negara.

Di sisi lain, Samuel P. Huntington dalam The Clash of Civilization meniscayakan adanya benturan yang terjadi antarperadaban. Beberapa pihak ditudingnya sebagai ancaman --bagi Amerika Serikat-- sehingga perlu diwaspadai dan diantisipasi. Bagi Huntington, benturan antarperadaban tak terelakkan.

Raghib Sirjani beranggapan lain. Dunia tidaklah bisa menganut demokrasi liberal seluruhnya. Dunia tidak pula harus menjadi ajang benturan antarperadaban. Raghib Sirjani menawarkan teori baru: pergaulan antarperadaban. Teori ini didasari atas persamaan manusia.
"Karena kita semua memang warga dari umat manusia. Oleh karena itu, kita pasti 'sama' dalam begitu banyak hal yang berkali-kali lipat jumlahnya dibandingkan hal-hal yang kita berbeda di dalamnya."

Solusi yang ditawarkan oleh Raghib Sirjani ialah pergaulan antarperadaban, proses saling mengenal dan memahami.
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal." (Q.S. Al-Hujurat: 13)

(3) ASTROFISIKA UNTUK ORANG SIBUK
Penulis: Neil deGrasse Tyson | penerjemah: Zia Anshor | penerbit: Gramedia | terbit: 2018 | tebal: xii + 146 halaman

Terkadang saat memandang bintang-bintang di langit malam, kita bertanya-tanya: ada apa di luar sana, seberapa luas semesta, bagaimana awal dari segalanya ini. Namun esok hari, kesibukan menenggelamkan pertanyaan-pertanyaan tersebur.

Nah, Neil deGrasse Tyson bersedia meluangkan waktunya menjelaskan alam semesta kepada orang-orang yang tak punya waktu khusus untuk mempelajarinya. Tyson membeberkan hal-hal terkait astrofisika secara sederhana dan bakal mudah dipahami. Tentang big bang, relativitas umum, zat gelap, energi gelap, cahaya, planet dan lainnnya. Semakin kita memahami alam semesta, semakin kita kagum dengannya.
"Kita bukan sekadar hidup di alam semesata. Alam semesta hidup dalam diri kita."



0 komentar:

Post a Comment