Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Monday, March 13, 2023

Ulasan Film Alpha (2018)

Judul: Alpha
Sutradara: Albert Hughes
Penulis naskah: Daniele Sebastian Wiedenhaupt, Albert Hughes
Aktor: Kodi Smit-McPhee, Jóhannes Haukur Jóhannesson, Marcin Kowalczyk
Genre: aksi, petualangan, drama
Durasi: 1 jam 36 menit
Tahun rilis: 2018

***
Saya menonton film Alpha (2018) pada suatu siang yang panas di salah satu bioskop XXI. Panas siang itu hanya terasa di luar, namun di dalam bioskop terasa dingin. Bukan hanya karena adanya AC bioskop, tapi timbul pula kesan dingin saat menonton Alpha, khususnya saat adegan tokoh utamanya, Keda (Kodi Smit-McPhee) dan Alpha (Chuck), berjuang melawan dinginnya salju dan embusan angin kencang.

Sebelum sampai pada kisah perjuangan bertahan hidup melawan dinginnya alam dan buasnya binatang liar, kita akan dikenalkan pada tokoh Keda, anak kepala suku. Suku yang beranggotakan sedikit orang tersebut mesti bertahan hidup dengan berburu binatang. Salah satunya adalah bison yang melakukan migrasi rutin tahunan. 


Dalam perburuan bison tersebut, Keda mengalami kecelakaan. Seekor bison mengejar, menabrak, dan menanduknya, lalu menyeretnya ke tepi jurang. Dalam gambaran sinematografik yang apik, Keda terlempar ke jurang. Jatuh menabrak batuan dan akhirnya telentang tak berdaya di tengah-tengah antara dataran atas dan dasar jurang. Keda yang pingsan disangka oleh kelompok sukunya sudah mati. Dan mereka pun meninggalkannya.

Dari sini, mulailah kisah bertahan hidup dan berjalan pulang dilakukan oleh Keda.


Dalam keadaan payah, Keda dikejar-kejar oleh kawanan serigala. Saat naik ke atas dahan pohon, Keda berhasil melukai seekor serigala, sang alpha. 
Sama-sama terluka, Keda dan Alpha (nama yang diberikan Keda untuk serigala alpha yang dilukainya), mulai menjalin persahabatan. Mereka saling membutuhkan untuk bertahan hidup. 

Inti alur cerita film Alpha tentang perjalanan Keda pulang kembali ke sukunya dengan melintasi berbagai hambatan. Kisah utamanya ialah tentang persahaban Keda dan Alpha, manusia dan serigala.


Sinematografi film Alpha sungguh ciamik. Dataran Eropa pada masa 20.000 tahun yang lalu digambarkan dengan indah. Lanskapnya sungguh apik. Perbukitan, jurang-jurang, bebatuan, langit malam, aurora, salju, dan lapisan es.

Adegan saat musim salju yang membekukan daratan disertai angin kencang mampu memberikan efek rasa dingin pada penonton. Seolah-olah penonton ikut kedinginan saat Keda kecemplung ke dalam air dingin karena lapisan es yang diinjaknya retak dan pecah. Beberapa binatang raksasa balutan CGI tampil gagah dan meyakinkan, seperti mammout, macam besar, badak, dll.




Selain kualitas sinematografi, daya tarik film ini adalah hubungan antara Keda dan Alpha. Kisah Alpha yang sebelumnya hendak memangsa Keda hingga menjadi partnernya menarik dan menerbitkan simpati. Kadang menimbulkan senyum dan tawa saat dua makhluk ini mulai berteman.

Alpha menjadi teman setia Keda dalam perjalanan pulangnya yang panjang. Dengan panduan rasi bintang, Keda mencari jalan pulang. Di tengah perjalanan tersebut, berbagai hambatan semakin mendekatkan Keda dan Alpha. Bersama-sama mereka berburu mangsa, bertahan hidup, dan melawan serangan binatang buas.

Film Alpha terasa singkat. Ketika film selesai, batin saya berkata, sudah segini aja? Melihat durasinya yang cuma satu setengah jam memang membuat film ini terasa kurang panjang. Konflik besarnya kurang terasa menegangkan meskipun beberapa konflik kecilnya mampu membuat napas tertahan.






0 komentar:

Post a Comment