Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Sunday, September 28, 2014

Mendaki Gunung Lawu: Yang Pertama dan Terakhir

Berfoto di Puncak Hargo Dumilah (3.265 mdpl), kondisi hujan gerimis & angin kencang.

"Yang pertama dan terakhir." 

Itulah komentar singkat kawanku saat tiba di gerbang Cemoro Sewu. Sebelumnya adalah sebuah ujian berat. Berangkat saat beranjak malam. Langit berawan, gelap, diiringi guyuran gerimis. Tak lupa kabut pun menemani sepanjang perjalanan. Udara sangat dingin menggigit kulit. Alhasil, pendakian ke puncak Gunung Lawu ini menjadi pendakian yang sangat berat.

Beberapa kali istirahat sepuluh atau lima belas menit. Niat hendak tidur 'tuk mengobati kantuk tidak terlaksana karena diganggu oleh hawa dingin. Untuk mengatasi hawa dingin ialah tetap terus berjalan, meski tertatih-tatih.

Beberapa kali berseloroh, melempar gurauan, "Ayo, turun saja."
Tapi niat menggapai puncak sudah bulat.

Dulu, hanya membutuhkan waktu 6 jam saja untuk mencapai puncak. Itu pun menurutku masih terasa agak lambat karena ada kawan yang sering minta "break". Turun hanya membutuhkan waktu 4 jam saja.

Malam tahun baru 2014 ini, berangkat pukul 20.00, sampai puncak pukul 07.00. Lama sekali? Memang, karena sering istirahat. Untuk sekadar membasahi kerongkongan atau ngemil makanan ringan. Jika menemukan tempat yang nyaman untuk istirahat maka bisa setengah jam atau satu jam berdiam diri, mencoba memejamkan mata meskipun akhirnya tidak bisa.

Pemandangan di puncak luar biasa. Tidak ada apa-apa. Tidak ada sunrise, tidak ada langit biru, tidak ada pemandangan bukit menghijau. Karena gerimis masih mengiringi, kabut setia menemani. Langit pun berawan menyembunyikan mentari.

Tidak bisa mengambil gambar indah. Yang ada malah kamera basah terkena air hujan. Momen untuk narsis diri pun tak ada. Hanya gambar buram. Seburam pemandangan, sesuram beratnya perjalanan. Tapi anehnya, aku bahagia. Bahagia bisa sampai di puncak. 3265 m dpl.

Turun pukul 08.00 dengan langkah tertatih. Sampai di pos bawah pukul 12.30.
Lalu aku pun balas dendam, memesan segelas jeruk panas dan soto ayam di warung Pojok.

"Bagaimana," tanyaku.
"Yang pertama dan terakhir," jawab kawanku.

Eh, ngomong-ngomong ada yang mau ke Merapi.
Hemm... pikir-pikir dulu, liat waktu dan logistik dulu.


***
Sukoharjo, 5 Januari 2014

 

0 komentar:

Post a Comment