Salah satu film yang ditunggu-tunggu tahun ini telah dirilis. Avengers: Infinity War adalah seri ketiga dari film The Avengers. Infinity War menjadi reuni besar-besaran para superhero. Iron Man, Captain America, Thor, Spiderman, Black Panther, Black Widow, Hulk, Winter Soldier, Vision, Scarlet Witch, Falcon, War Machine, Doctor Strange, serta Star-Lord and the genk. Ada yang kelewatan? Iya, Ant-man dan Hawk-eye absen dalam perang besar ini. Ah iya, Loki. Tentu saja ia ada. Ia kan tokoh abu-abu yang sering membayangi Thor.
Kali ini The Avengers menghadapi tokoh yang superkuat: Thanos. Seberapa besar kekuatannya? Thor atau Ironman tak ada apa-apanya jika melawannya sendirian.
Thanos juga memiliki pasukan yang dipimpin oleh anak-anaknya: Anak-anak Thanos. Ingat dalam film Guardian of The Galaxy vol 2 tentang Gamora yang juga menjadi Anak Thanos, tapi dia membelot dan akhirnya bergabung dengan Star-Lord. Anak-anak Thanos juga kuat.
Thanos adalah penjahat super yang melankolis. Alam semeseta sedang sekarat karena over population. Sumber daya alam terbatas, tapi makhluk hidup semakin berkembang dan banyak penghuni planet yang menderita kelaparan. Thanos ingin menyelamatkan alam semesta dengan cara mengurangi populasi makhluk hidup. Tidak tanggung-tanggung, Thanos ingin melenyapkan separo penghuni alam semesta ini. Dan untuk mewujudkan "niat baiknya" itu, Thanos membutuhkan 6 infinity stones, batuan abadi yang memiliki kekuatan superhebat.
Itulah sumber konflik Infinity War ini. Ada yang mau menghanurkan alam semesta dan Avengers tentu saja berusaha untuk menghentikannya.
Karena besarnya ancaman dari Thanos, para superhero kita ini tidak terlalu berlarut dalam perselisihan sebagaimana tampak dalam The Avengers dan Captain America: Civil War. Mereka mudah saja bersatu padu. Meskipun, tentu saja ada satu dua tiga empat superhero yang sedikit menunjukkan egonya. Memang itulah masalah para superhero itu.
Dalam film ini, Ironman ketemu "kembarannya", Doctor Strange. Kedunya adalah superhero paling egois, narsistik, dan sombong. Dan kebetulan keduanya diperankan oleh dua aktor yang sebelumnya pernah memerankan tokoh yang sama. Tebak siapa tokoh itu? -----> Sherlok Holmes.
Robert Downey Jr (Iron Man) pernah memerankan Sherlock Holmes versi layar lebar, sedangkan Benedict Cumberbatch (Doctor Strange) memerankan detektif eksentrik itu versi serial. Tentu menarik menampilkan keduanya dalam satu panggung dan beradu narsistik.
Karena sumpeknya tempat saking banyaknya superhero, konsekuensinya para superhero itu tidak mendapatkan porsi tampil yang cukup. Mereka --dengan keunikan kekuatan masing-masing--bersama-sama melawan Thanos dan anak-anaknya.
Anak-anak Thanos adalah penjahat super juga. Mereka beberapa kali berhasil menjatuhkan sebagian superhero. Sayangnya, karakter mereka hanya sebatas itu: tukang pukul Thanos. Tidak ada kedalaman karakternya.
Thanos sendiri adalah lawan yang terlalu kuat. Ia dikeroyok para superhero, meskipun beberapa kali kena pukul,Thanos tetaplah unggul. Hei, dia punya beberapa infinity stones yang memberinya kekuatan luar biasa.
Karakter Thanos dieksploitasi cukup baik. Thanos bukan jenis penjahat yang main pukul. Ia punya motif --melankolis tadi. Ia punya sejarah, punya hubungan dengan anak-anaknya, khususnya Gamora. Thanos adalah tokoh antagonis yang kita tak bias terlalu membencinya. Thanos adalah bintang layar dalam Infinity Stones.
Sebagai sebuah perang besar-besaran, film ini menyajikan pertarungan epik dengan kekuatan super. Mobil-mobil melayang dibuat mainan, gedung-gedung rubuh, pesawat luar angkasa hancur, dan tubuh-tubuh berkekuaran super yang jatuh bangun. Selama durasi film, sajian pertarungan semacam ini cukup intens, membuat penonton enggan berpaling dari layar.
Dalam pertarungan tingkat akbar ini, tentu tak masuk akal jika tidak ada yang mati. Beberapa superhero jatuh, mati setelah berjuang bersama kawan-kawannya.
Akhir film Avengers: Infinity War membuka peluang adanya film lanjutan. Mungkin Infinity War part 2. Dan jika kamu menonton film ini, silakan sabar menunggu credit title hingga akhir. Sebelum layar sepenuhnya gelap, ada post-credit scene yang mengisyaratkan superhero mana lagi yang akan muncul. Perhatikan simbolnya! Itu kuncinya.
Film Avengers: Infinity War memang menghibur dengan efek special CGI dan bumbu guyonan renyahnya. Menonton para superhero dalam satu layar menimbulkan semacam perasaan euphoria. Namun, detail karakter yang kurang dan ending yang –menurut saya—absurd dan enggak banget, menjadi kekurangan film hebat ini.
Siapa karakter favorit saya dalam film-film MCU?
Doctor Strange dan Loki
*
AVENGERS: INFINITY WAR (2018)
Skor: 8.0
Anak-anak Thanos adalah penjahat super juga. Mereka beberapa kali berhasil menjatuhkan sebagian superhero. Sayangnya, karakter mereka hanya sebatas itu: tukang pukul Thanos. Tidak ada kedalaman karakternya.
Thanos sendiri adalah lawan yang terlalu kuat. Ia dikeroyok para superhero, meskipun beberapa kali kena pukul,Thanos tetaplah unggul. Hei, dia punya beberapa infinity stones yang memberinya kekuatan luar biasa.
Karakter Thanos dieksploitasi cukup baik. Thanos bukan jenis penjahat yang main pukul. Ia punya motif --melankolis tadi. Ia punya sejarah, punya hubungan dengan anak-anaknya, khususnya Gamora. Thanos adalah tokoh antagonis yang kita tak bias terlalu membencinya. Thanos adalah bintang layar dalam Infinity Stones.
Sebagai sebuah perang besar-besaran, film ini menyajikan pertarungan epik dengan kekuatan super. Mobil-mobil melayang dibuat mainan, gedung-gedung rubuh, pesawat luar angkasa hancur, dan tubuh-tubuh berkekuaran super yang jatuh bangun. Selama durasi film, sajian pertarungan semacam ini cukup intens, membuat penonton enggan berpaling dari layar.
Dalam pertarungan tingkat akbar ini, tentu tak masuk akal jika tidak ada yang mati. Beberapa superhero jatuh, mati setelah berjuang bersama kawan-kawannya.
Akhir film Avengers: Infinity War membuka peluang adanya film lanjutan. Mungkin Infinity War part 2. Dan jika kamu menonton film ini, silakan sabar menunggu credit title hingga akhir. Sebelum layar sepenuhnya gelap, ada post-credit scene yang mengisyaratkan superhero mana lagi yang akan muncul. Perhatikan simbolnya! Itu kuncinya.
Film Avengers: Infinity War memang menghibur dengan efek special CGI dan bumbu guyonan renyahnya. Menonton para superhero dalam satu layar menimbulkan semacam perasaan euphoria. Namun, detail karakter yang kurang dan ending yang –menurut saya—absurd dan enggak banget, menjadi kekurangan film hebat ini.
Siapa karakter favorit saya dalam film-film MCU?
Doctor Strange dan Loki
*
AVENGERS: INFINITY WAR (2018)
Skor: 8.0