Sumber gambar: https://rsum.bandaacehkota.go.id
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Hadirin yang saya hormati,
Hari ini, saya ingin berbicara tentang sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan kita, terutama dengan para remaja, yaitu media sosial. Tidak dapat dipungkiri, media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Remaja menggunakan platform seperti YouTube, Instagram, dan Snapchat untuk berkomunikasi, berteman, berbagi ide, dan mengeksplorasi minat mereka.
Namun, ada sisi lain dari penggunaan media sosial yang harus kita perhatikan. National Institute of Mental Health menyebutkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, terutama di kalangan remaja usia 18–25 tahun. Bahkan, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah citra diri dan masalah mental lainnya.
Hadirin yang saya hormati,
Media sosial memang memiliki efek positif. Melalui media sosial, remaja dapat belajar keterampilan sosial, memperkuat hubungan, dan tentu saja bersenang-senang. Namun, kita juga harus sadar bahwa dunia maya juga menjadi tempat di mana banyak remaja menghadapi perilaku penganiayaan seperti panggilan nama, penyebaran rumor palsu, hingga ancaman fisik. Jika kita terus membiarkan perilaku ini dianggap sebagai hal yang lumrah, maka dampak negatif terhadap kesehatan mental akan semakin serius.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental sambil tetap bersosial media? Salah satu solusinya adalah dengan membatasi waktu penggunaan media sosial. Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang membatasi waktu mereka di media sosial hingga 30 menit sehari mengalami peningkatan suasana hati dan lebih sedikit merasakan depresi dan kesepian.
Tantangan terbesar bagi kita semua, terutama bagi para orang tua, adalah memastikan bahwa media sosial digunakan secara bijak. Remaja cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, sehingga kita juga perlu menjadi contoh yang baik dalam menggunakan media sosial.
Akhir kata, marilah kita bersama-sama membimbing generasi muda untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial agar mereka tidak hanya mendapatkan manfaat positif, tetapi juga menjaga kesehatan mental mereka.
Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.