Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Sunday, August 27, 2023

23 Pelajaran Tentang Kebahagiaan



Hasil Pencarian Makna Kebahagiaan oleh Hector

Pelajaran 1:
"Membuat perbandingan bisa merusak kebahagiaan."

Pelajaran 2:
"Kebahagiaan sering kali datang di saat-saat yang paling tidak terduga."

Pelajaran 3:
"Banyak orang yang melihat kebahagiaan hanya berada di masa depan."

Pelajaran 4:
"Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan itu berasal dari kemampuan mendapatkan kekuasaan lebih besar atau uang lebih banyak."

Pelajaran 5:
"Terkadang kebahagiaan itu adalah tidak mengetahui seluruh kenyataan yang ada."

Pelajaran 6:
"Kebahagiaan adalah sebuah perjalanan jauh di pegunungan yang indah dan asing."

Pelajaran 7:
"Memikirkan kebahagiaan sebagai sebuah tujuan merupakan kekeliruan."

Pelajaran 8:
"Kebahagiaan adalah kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai."

Pelajaran 8b:
"Ketidakbahagiaan adalah terpisahkan dari orang-orang dicintai."

Pelajaran 9:
"Kebahagiaan adalah mengetahui keluarga kita tidak kekurangan apapun."

Pelajaran 10:
"Kebahagiaan adalah melakukan pekerjaan yang kita senangi."

Pelajaran 11:
"Kebahagiaan adalah memiliki rumah dan kebun sendiri."

Pelajaran 12:
"Lebih sulit untuk merasa bahagia di sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang jahat."

Pelajaran 13:
"Kebahagiaan adalah merasa berguna bagi orang lain."

Pelajaran 14:
"Kebahagiaan adalah dicintai karena diri kita apa adanya."

Pelajaran 15:
"Kebahagiaan hadir ketika kita merasa benar-benar hidup."

Pelajaran 16:
"Kebahagiaan adalah mengetahui cara merayakan sesuatu."

Pelajaran 17:
"Kebahagiaan adalah peduli terhadap kebahagiaan orang-orang yang kita cintai."

Pelajaran 19:
"Matahari dan laut membuat semua orang bahagia."

Pelajaran 20:
"Kebahagiaan adalah cara pandang terhadap sesuatu."

Pelajaran 21:
"Persaingan meracuni kebahagiaan."

Pelajaran 22:
"Wanita lebih peduli untuk membuat orang lain bahagia dibandingkan pria."

Pelajaran 23:
"Kebahagiaan berarti memastikan bahwa orang-orang yang berada di sekeliling kita bahagia."

*
Pelajaran 18 yang dicoret oleh Hector:
"Kebahagiaan bisa berarti kebebasan untuk mencintai lebih dari satu wanita pada saat bersamaan."


Indonesia dalam Novel The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared



Novel The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared adalah karya Jonas Jonasson, seorang penulis Swedia. Novel ini menceritakan petualangan Allan Karlson di beberapa negara untuk kepentingan mengajarkan cara membuat bom, dimasukkan dalam kamp konsentrasi, atau sekadar untuk berlibur.

Indonesia menjadi salah satu negara yang disinggahi Allan. Inilah beberapa cerita Allan terkait dengan Indonesia. Oya, tidak hanya Indonesia yang diceritakan dengan gaya semacam ini, negara-negara lainnya juga terkena keisengan si penulis.
Amanda awalnya seorang pelayan yang sering salah membawakan minuman pesanan Allan dan temannya. Amanda juga tak bisa hitung menghitung. Karena menikah dengan Herbert --teman Allan-- yang punya banyak uang, Amanda ingin memiliki gelar sarjana. Ia pun akhirnya "kuliah".

"Amanda juga sibuk. Pertama dia sekolah, dan sekarang dia sarjana ekonomi. Perlu waktu beberapa minggu dan biayanya mahal sekali, tetapi akhirnya dia mengantongi ijazahnya. Nilai-nilainya juga sangat bagus, dari salah satu universitas terkemuka di Jawa." (halaman 362)
Dapat ijazah S1 cuma butuh beberapa minggu. Tentu biayanya mahal. Di Indonesia semua jadi mudah dan cepat dengan uang?

Setelah mendapat gelar sarjana ekonomi, Amanda berniat ikut pemilihan gurbernur Bali. Dengan modal uang yang banyak, ia pun berhasil memenangkan pemilu.

"Pemilihan gurbernur itu keberhasilan untuk Amanda. Dia memenangi lebih dari delapan puluh persen suara, dan lawannya mendapat 22 persen. Sang lawan berpikir, jumlah suara yang lebih dari seratus persen mengindikasikan pemilihan tidak berjalan dengan adil, tetapi pengadilan segera menolak keberatannya dan mengancamnya dengan konsekuensi serius jika dia terus mencemarkan nama baik gurbernur terpilih, Ny. Einstein (Amanda--edt). Sebelum pengumuman sidang, kebetulan Amanda bertemu kepala sidang untuk minum teh." (hlaman 364-365)

Minum teh itu memang perlu untuk menjalin komunikasi dan melancarkan urusan. Khususnya terkait masalah hukum di Indonesia.

Ketika menceritakan salah satu pemimpin negeri ini, saya tertawa membacanya...
"Ketika asap telah hilang, tidak seorang pun dari 200 juta penduduk Indonesia yang masih menganut ide-ide komunis (supaya aman, komunis dinyatakan sebagai kejahatan). Misi berhasil diselesaikan oleh ***, yang sekarang mengundang AS dan dunia Barat untuk turut menikmati kekayaan negeri itu. Ini membuat roda ekonomi berputar, orang hidup lebih baik, dan terutama *** sendiri menjadi sangat kaya raya. Lumayan juga untuk serdadu yang mengawali karier militernya dengan menyelundupkan gula." (halaman 368)
Bisa menebak siapakah tokoh ***? Sengaja saya sensor...

Yang berikut ini lebih lucu lagi --atau tepatnya miris. Allan dan teman-temannya perlu izin mendarat di Indonesia --sedangkan penerbangannya tidak terdaftar. Terjadilah dialog antara Alan dengan petugas pengatur lalu lintas udara.
"Jangan khawatir," kata Allan dan mengambil alih. "Halo? Apa ini bandara Bali?" tanyanya dalam bahasa Inggris, dan menerima jawaban, mereka harus segera menyebutkan identitas mereka kecuali mereka ingin berhadapan dengan Angkatan Udara Indonesia."

"Nama saya Dolar," kata Allan. "Seratus ribu dolar."
Petugas pengatur lalu lintas udara itu terdiam. Si kapten Indonesia dan kopilotnya menatap Allan dengan kagum.

"Saat ini petugas dan teman-teman terdekatnya sedang menghitung berapa orang yang akan mendapat bagian," Allan menjelaskan.
"Saya tahu," kata si kapten.

Beberapa detik berlalu, sebelum pemandu penerbangan mengontak mereka lagi.
"Halo, Anda masih di sana, Tuan Dolar?"
"Ya," kata Allan.

"Maaf, siapa nama depan Anda, Tuan Dollar?"
"Seratus ribu," kata Allan. "Saya Tuan Seratus Ribu Dolar, dan saya minta izin untuk mendarat di bandara Anda."

"Maaf, Tuan Dolar, suaranya jelek sekali. Maukah Anda menyebutkan nama depan Anda lagi?"
Allan menjelaskan kepada si kapten bahwa petugas sekarang mulai tawar-menawar.
"Saya tahu," kata si kapten.

"Nama depan saya Dua Ratus Ribu," kata Allan. "Apa kami boleh mendarat?"
"Sebentar, Tuan Dolar," kata pemandu penerbangan dan berdiskusi dengan rekan-rekannya. Kemudian, dia berkata, "Selamat datang di Bali, Tuan Dolar. Senang Anda berkunjung kemari."

Allan mengucapkan terima kasih kepada pemandu penerbangan.
"Ini pasti bukan kunjungan pertama Anda," kata si kapten dan tersenyum.
"Indonesia adalah negara di mana segalanya mungkin," kata Allan.

Yang terakhir, ketika Allan didatangi oleh perwakilan pemeritah Indonesia....
Allan mempersilakan perwakilan pemerintah Indonesia itu duduk. Lalu, dia menjelaskan, dia telah memberikan cara membuat bom itu kepada Stalin dan itu merupakan kekeliruan karena ternyata Stalin orang gila. Jadi, pertama-tama, Allan ingin tahu keadaan mental Presiden Indonesia. Perwakilan pemerintah menjawab, Presiden *** adalah orang yang sangat bijaksana dan bertanggung jawab.
"Saya senang mendengarnya," kata Allan. "Kalau begitu, dengan senang hati saya bersedia membantu."
(halaman 503)

.........................................................
Itulah beberapa cerita tentang Indonesia dalam novel-yang-berjudul-panjang dengan sampul berwarna hijau itu. Novel ini memang absurd dan konyol.
Novel yang bersampul warna orange adalah novel kedua Jonas Jonasson. Ceritanya nggak kalah absurd: orang Afrika berkulit hitam yang harus menyembunyikan diri --dan bom atom-- karena dikejar agen Mossad.


Buku yang Bertualang



Aku punya sebuah gagasan: Buku yang berpetualang.

Sebuah buku memiliki perjalanannya masing-masing. Setelah keluar dari dapur cetak, ia akan mengikuti jalan takdirnya: diangkut distributor, dipajang di toko buku, ditimang-timang para calon pembeli, dibawa ke kasir, dibuka dan dibaca, diletakkan di rak. Atau buku itu berpindah tangan. Tidak hanya ke satu orang, tapi ke beberapa orang secara bergantian. Dibaca banyak orang. Atau buku itu sama sekali tak laku. Dikembalikan ke penerbit untuk kemudian menemui ajalnya di mesin pencacah kertas.

Buku yang berpetualang. Ialah buku yang akan berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain, sepanjang waktu sampai ia menjumpai akhir takdirnya.

Buku itu akan mengalami perjalanan yang panjang dan petualangan yang hebat. Hingga akhirnya buku itu akan melakukan perjalanan terakhirnya. Ia pun akan musnah, terbakar, terkubur, atau apapun yang akan terjadi padanya. Tapi, ia merasa puas karena telah melalui banyak hal. Ia telah menyongsong takdirnya untuk menjelajah semesta.

Dengan ini, aku ingin memperjalankan buku-buku. Aku ingin buku-buku itu berpetualanag. Dibaca banyak orang dari berbagai tempat dan waktu.

Teknisnya begini: aku akan membaca sebuah buku. Setelah selesai, akan kutuliskan nama, asal, tanggal selesai baca, dan kesan terhadap buku itu pada halaman terakhir buku. Setelah itu aku akan memberikan buku itu kepada orang lain. Orang tersebut akan membaca dan menuliskan seperti yang kutulis di halaman terakhir. Setelah selesai, orang tersebut akan memberikan buku kepada orang lain. Dan seterusnya.... dan seterusnya....

Dan kita akan lihat sejauh mana buku itu akan berpetualang.
Apakah gagasan ini cukup menarik?





Begini Seharusnya Menjadi Guru



Buku yang aslinya berjudul Al-Muallim Al-Awwal ini ditulis oleh Fu'ad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, seorang pengajar di Riyadh. Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit Darul Haq dan menempati rak best seller karena hampir setiap tahun cetak ulang.

Buku yang tidak terlalu tebal ini --188 halaman-- memuat tiga pokok bahasan. Bab I membahas karakter-karakter yang harus dimiliki oleh seorang pengajar. Di antaranya, ikhlas, jujur, adil, berakhlak mulia, tawadlu, dan sabar.

Bab II memuat pembahasan tugas dan kewajiban seorang pengajar. Di antaranya menanamkan iman, memberikan nasehat, lemah lembut dalam mendidik, serta memberikan penghargaan dan sanksi.

Bab III mengambil porsi paling banyak dalam buku ini. Setengah dari buku ini merupakan pembahasan bab III, yaitu sistem dan metode mengajar yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Terdapat dua puluh pasal dalam bab III. Setiap pasal dibahas secara to the point, tidak bertele-tele. Penulis menjelaskan sistem dan metode yang dimaksud, kemudian memberikan contoh sikap dan perilaku dari Rasulullah Saw, dan diakhiri dengan kesimpulan. Sistematika pembahasan seperti ini memudahkan pembaca dalam memahaminya.

Pada bab III ini saya terkadang tersentak mendapati ilmu dan pemahaman baru dari sebuah hadits yang sebelumnya pernah atau sering saya baca/dengar. Misalnya hadits yang berbunyi, "Perumpamaan mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujjah, rasanya enak serta baunya wangi, ...." (dst. hingga akhir hadist).

Dalam hadits tersebut penulis memetik metode pembelajaran dengan membuat permisalan/perumpamaan. Keutamaan mukmin yang membaca Al-Quran adalah sesuatu yang abstrak, yang tidak bisa dibayangkan pikiran. Perumpamaannya berupa buah uttrujjah sebagai buah yang enak adalah sesuatu yang konkret dan bisa diketahu dengan indera.

Dengan pendekatan ini, pemahaman sebuah konsep ternyata bisa lebih mudah dipahami.
Di dalam pembelajaran di kelas, tentu ada konsep dan istilah yang susah dipahami oleh siswa. Jika guru bisa memberikan perumpamaan yang tepat --yang konkret dan kontektual-- tentu kesulitan siswa tersebut bisa teratasi.

Demikian salah satu pembahasan metode pembelajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Masih banyak pembahasan metode lainnya dalam buku ini.


Kisah Sebatang Pensil



Pelajaran hidup bisa diambil dari siapa saja, apa saja, dan di mana saja. Ahli hikmah senantiasa memperhatikan sekitar, mengamati dan memahami, merenungi dan mengambil hikmah, baik dari manusia, binatang, alam, atau benda-benda "remeh" di sekitar.
Pelajaran dari sebatang pensil ini disampaikan oleh Paulo Coelho dalam bukunya, Ser Comu O Rio Que Flui, yang diterjemahkan menjadi Seperti Sungai yang Mengalir. Berikut ini kisahnya.

Si anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya, “Apakah Nenek sedang menulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita ini tentang aku?”

Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata kepada cucunya, “Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata-kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah-mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti.”

Si anak lelaki merasa heran, diamatinya pensil itu, kelihatannya biasa saja.
“Tapi pensil itu sama saja dengan pensil – pensil lain yang pernah kulihat!”

“Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok yang penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.

"Pertama, kau sanggup melakukan hal-hal yang besar, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.

"Kedua, sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.

"Ketiga, pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan-kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa-apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.

"Keempat, yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.

"Dan yang kelima, pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Kau harus tahu bahwa segala sesuatu yang kau lakukan dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu."



Ciri-ciri Pengarang Menurut Paulo Coelho Muda



"Aku kepingin menjadi pengarang," kata Paulo Coelho kepada ibunya saat ia berusia lima belas tahun.

"Pernahkah kau melihat seorang pengarang?" tanya ibunya yang menginginkan anaknya itu menjadi seorang insinyur.
"Belum."

"Bagaimana mungkin kau kepingin jadi pengarang kalau kau tidak tahu persis apa artinya."
Paulo Coelho pun melakukan penelitian kecil-kecilan tentang arti menjadi pengarang, saat itu awal tahun 1960-an. Berikut ini hasil penelitian kecilnya, sebagaimana diceritakannya dalam buku Seperti Sungai yang Mengalir (Gramedia Pustaka Utama, 2108).

(1) Seorang pengarang selalu memakai kacamata dan tidak pernah menyisir rambutnya. Dia sering merasa marah tentang segala sesuatu, dan selebihnya dia merasa tertekan.

(2) Seorang pengarang mempunyai tugas dan kewajiban untuk tidak bisa dipahami oleh generasinya sendiri; dia yakin dirinya dilahirkan pada masa-masa yang tidak bermutu; dia percaya bahwa kalau dirinya gampang dimengerti, maka hilang sudah kesempatannya untuk dianggap sebagai seorang jenius.

(3) Hanya sesama pengarang yang bisa memahami apa yang hendak disampaikan seorang pengarang. Sang pengarang dan rekan-rekannya saling bersaing untuk menjadi penulis "buku yang paling rumit".

(4) Pengarang memahami istilah-istilah yang membingungkan, misalnya semiotika, epistemologi, neokonkretisme. Kalau ingin membuat kaget seseorang, dia akan berkata, misalnya, "Enstein itu orang bodoh," atau "Tolstoy adalah badutnya kalangan borjuis."

(5) Kalau hendak merayu wanita, si pengarang akan berkata, "Aku seorang pengarang," lalu menuliskan sebait puisi di serbet kertas.

(6) Seorang pengarang selalu bisa mendapat pekerjaan sebagai kritikus sastra. Dia bisa menunjukkan kemurahannya dengan menulis tentang buku-buku karangan teman-temannya. Setengah dari ulasan-ulasan semacam itu terdiri atas kutipan-kutipan dari penulis asing, dan setengahnya lagi berisi analisis tentang kalimat, selalu menggunakan istilah-istilah seperti "gaya epistemologi" atau "visi kehidupan dua dimensi yang terintegrasi."

(7) Ketika ditanya apa yang sedang dibacanya saat ini, seorang pengarang selalu menyebutkan buku yang belum pernah didengar orang lain.

(8) Hanya satu buku yang membangkitkan kekaguman para pengarang: Ulysses karya James Joyce. Tidak satu pengarang pun mencela satu buku ini. Tapi kalau ada yang bertanya kepadanya isi buku itu, dia tidak bisa memberikan penjelasan yang baik sehingga orang menjadi ragu apakah ia benar-benar sudah membacanya.


*ilustrasi gambar: kompasiana[dot]com


Mungkinkah Menulis Skripsi dalam Waktu Hanya 2 Minggu?



Mungkinkah Menulis Skripsi dalam Waktu Hanya 2 Minggu?. 
Bisa. Kalau hanya menulis, skripsi bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu. 
Benarkah?

Aku dulu menulis skripsi dalam waktu yang tergolong singkat. Sekitar 2 minggu. Kok bisa? Kan hanya menulis, jadi cepat saja.

Tapi...
Proses penelitiannya yang cukup lama: berbulan-bulan.

Pertama-tama, aku membaca-baca teori dan bahan bacaan yang berkaitan dengan objek kajian. Mencari-cari penelitian yang relevan.

Selanjutnya, aku menyusun kerangka tulisan di dalam pikiran. Aku merancang langkah penelitian dan teknis analisisnya. Kemudian, aku mulai mencari data yang diperlukan, yaitu data yang akan dianalis.

Di dalam pikiranku sudah tersusun rancangan kajian yang akan kutulis, mulai dari latar belakang hingga simpulan. Untuk melakukan itu semua membutuhkan waktu berbulan-bulan. Karena aku pemalas, itu alasannya.

Ketika sedang punya motivasi yang kuat, aku segera mewujudkan gagasanku itu dalam bentuk tulisan. Dataku sudah lengkap, kutipan-kutipan sudah tersedia, proses analisis sudah kupikirkan masak-masak di dalam kepala. Tulisanku secara umum sudah jadi di dalam pikiran. Tinggal dituangkan di atas kertas.

Diawali dengan bab pertama, kemudian dikonsultasikan. Bab pertama revisi satu kali. Ketika mengajukannya kembali, sekalian mengajukan bab kedua. Bab kedua direvisi satu kali. Ketika mengajukannya kembali, sekalian mengajukan bab ketiga. Dan seterusnya hingga bab penutup.

Aku menulis dari bab pertama hingga terakhir tanpa memedulikan konsultasi. Yang penting jadi dulu. Ketika konsultasi per bab barulah aku melakukan revisi. Aku melakukan hal itu karena aku cukup yakin bahwa tulisanku sudah cukup memadai sehingga revisi pun tidak terlalu banyak.

Proses penulisan dari bab pertama hingga penutup sekitar dua minggu. Ditambah proses konsultasi menjadi sekitas 3-4 minggu. Yang lama itu mencari tanda tangan dosen penguji, yang kebetulan pergi ke luar negeri selama beberapa hari/minggu. Hiks...

Memang apa program studinya?
Aku mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada semester-semester akhir, aku merasa cukup menguasai bidang sastra dan tak akan terlalu kesulitan menyusun skripsi bidang sastra. Aku pun menyukai sastra.

Tapi karena merasa tertantang, aku justru mengambil skripsi bidang bahasa. Biar lebih agak susah. Jadinya aku mulai banyak belajar penelitian bahasa. Dan akhirnya, skripsiku selesai juga dan diujikan dengan hasil cumlaude.

Tak bisa dipungkiri memang ada sebagian program studi yang susah banget buat nyelesain skripsi. Tapi ada hal lain yang berpengaruh juga, misalnya siapa dosen pembimbingnya, gimana kelengkapan fasilitasnya, dan terutama semangat diri untuk segera menyelesaikannya.


Film Serial Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga



Zhang Wuji adalah putra dari Zhang Cuisan dari Sekte Wu Dang dan Yin Susu dari Sekte Elang Sakti. Xie Xun yang berjuluk Singa Emas dari Sekte Ming menjadi ayah angkatnya. Kedua orang tuanya meninggal ketika terjadi perseteruan dengan orang-orang persilatan dari berbagai sekte yang ingin mengetahui keberadaan Xie Xun yang membawa Golok Pembunuh Naga.

Sejak kecil Zhang Wuji sakit-sakitan karena terkena serangan Telapak Berdarah. Ketika bertualang untuk mengasingkan diri agar bisa mati dengan tenang tanpa merepotkan kakek gurunya di Wu Dang, ia justru mendapatkan kitab jurus 9 Matahari dan berhasil menguasainya. Penyakitnya pun dapat sembuh dengan penguasaan tenaga dalam jurus 9 Matahari.

Dalam petualangannya, Zhang Wuji bertemu dengan banyak tokoh dunia persilatan. Ia tiba di Puncak Terang, pusat Sekte Ming. Karena terjebak di dalam gua jalur rahasia, ia harus mempelajari jurus Memindah Langit dan Bumi milik Sekte Ming yang diperolehnya di dalam gua.

Koalisi beberapa sekte mengepung Sekte Ming di Puncak Terang. Zhang Wuji--meskipun memiliki dendam dengan pimpinan berbagai sekte yang telah membuat orang tuanya meninggal--berusaha menjadi penengah dua pasukan.

Dengan jurus 9 Matahari dan jurus Memindahkan Langit dan Bumi, Zhang Wuji berhasil mengalahkan pemimpin berbagai sekte. Oleh karenanya, para pemimpin sekte setuju untuk berhenti menggempur Sekte Ming dan kembali ke tempat masing-masing. Karena jasanya dalam menyelamatkan Sekte Ming dari kehancuran, Zhang Wuji diangkat menjadi Ketua Sekte Ming.

Sebagai ketua sekte, Zhang Wuji berusaha membawa kedamaian di dunia Dataran Tengah yang sedang kacau. Ia berusaha menyatukan berbagai sekte untuk melawan pasukan Mongol yang hendak menundukkan semua sekte.

Dalam perjuangannya, Zhang Wuji harus berhadapan dengan seorang Puteri jenderal pasukan Mongol bernama Zhao Min. Zhao Min adalah gadis yang cantik, cerdik, kejam, dan licik. Dalam upaya memperoleh penawar racun, Zhang Wuji masuk perangkap Zhao Min dan harus bersumpah untuk melaksanakan 3 permintaan Zhao Min.

Hubungan tarik ulur dan naik turun antara Zhang Wuji dan Zhao Min mengakibatkan munculnya benih-benih cinta di hati mereka. Namun, mereka berasal dari dua kubu yang berseberangan.

Bagaimanakah kisah antara Zhang Wuji dan Zhao Min?

***
Saya telah menonton 50 episode serial Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga yang setiap episodenya berdurasi sekitar 40 menit. Selain aktor dan aktrisnya tampan-tampan dan cantik-cantik, serial To Liong To versi tahun 2019 ini mengalami peningkatan pada kualitas CGI dan koreografi jurus-jurus silatnya.

Selain sebagai hiburan, saya menonton serial ini sekaligus mengenang masa-masa dulu ketika menonton versi serial yang dibintangi Tony Leung (rilis tahun 1986) dan film layar lebar yang dibintangi Jet Li (1993).


Guru, Ruang Kelas, dan Seabrek Kewajiban Administrasi



Saya meyakini bahwa kunci utama tercapainya tujuan pendidikan (pembelajaran di sekolah) adalah terletak pada guru. Sebagus apapun kurikulum, secanggih apapun media pembelajaran, sebaik apapun sumber belajar, dan selengkap apapun fasilitas belajar, semuanya tidak akan optimal jika tidak dinakhodai oleh seorang guru yang profesional.

Bagi saya, tugas utama guru adalah mengajak para siswanya melaksanakan pembelajaran. Guru adalah pemimpin di dalam kelas, sekaligus pembimbing di sana. Sebagai pemimpin, guru bertanggung jawab merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Sebagai pembimbing, guru berusaha menjajari langkah siswa dalam pembelajaran, mendorongnya dengan segala motivasi, nasehat, dan arahan.

Tugas yang mengikuti profesi guru ialah menyiapkan seabrek administrasi, mengikuti berbagai pendidikan dan latihan, dan program lainnya. Tugas-tugas ini terkadang menjadi sebuah beban tersendiri sehingga tugas utama untuk mengajar menjadi terlalaikan.

Perlu ditanamkan pada diri guru bahwa tugas utamanya adalah mengajar dan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para siswa mencapai tujuannya. Tentu hal itu tanpa melupakan tugas-tugas sampingan lainnya. Tugas-tugas administratif tetap dilaksanakan semampu dan sekuatnya.

Kurikulum boleh saja berganti, media pembelajaran bisa semakin canggih, sumber belajar akan diperbaharui, dan program-program baru diluncurkan. Tapi, guru tetaplah ujung tombak dalam mencapai tujuan pendidikan.

Demikian.


Pentingnya Pendidikan Gizi Seimbang di Sekolah


Kurikulum pendidikan kita memuat banyak hal. Mulai dari akademis, minat bakat, literasi, hingga penguatan karakter. Namun, satu hal penting yang terlewat dalam kurikulum, yaitu pendidikan gaya hidup sehat, khususnya pemenuhan gizi seimbang. Padahal, gaya hidup sehat menjadi hal penting yang perlu perhatian pada masa sekarang di tengah maraknya masalah kesehatan yang diderita remaja atau pelajaran Indonesia.

Kementerian Kesehatan dalam sehatnegeriku.kemkes.go.id (2018) mengungkapkan beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh remaja. Masalah kesehatan yang dialami remaja di antaranya anemia, stunting, kurang energi kronis, dan obesitas. Masalah kesehatan tersebut berpotensi mengancam masa depan remaja Indonesia.

Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi). Anemia di kalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki. Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktivitas.

Remaja Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tinggi badan yang pendek atau disebut stunting. Rata-rata tinggi anak Indonesia lebih pendek dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih pendek 12,5 cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8 cm pada perempuan. Stunting dapat menimbulkan dampak jangka pendek, diantaranya penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan obesitas.

Masalah kesehatan yang cukup banyak dialami remaja yaitu kondisi tubuh yang kurus atau kurang energi kronis (KEK). KEK bisa disebabkan karena kurang asupan zat gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial seperti misalnya penampilan. Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk di kesehatan.

Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey tahun 2015, antara lain: tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%), dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Selain itu, remaja juga cenderung menerapkan pola sedentary life, sehingga kurang melakukan aktivitas fisik (42,5%). Hal-hal ini meningkatkan risiko seseorang menjadi gemuk, overweight, bahkan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis dan lain-lain yang berimplikasi pada penurunan produktifitas dan usia harapan hidup.

Masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh remaja di atas, dapat dicegah dan diatasi dengan menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup yang dapat diterapkan seperti mengatur pola dan porsi makan dan minum, perbanyak konsumsi buah dan sayur, banyak melakukan aktivitas fisik, hindari stres dan cukup tidur. Pemahaman tersebut harus diajarkan kepada remaja melalui pendidikan yang terstruktur, yaitu lembaga pendidikan atau sekolah. Oleh karena itu, penting untuk memasukkan pendidikan gaya hidup sehat, khususnya pemenuhan gizi seimbang, dalam kurikulum pendidikan.



Thursday, March 30, 2023

Cerita Fantasi: “Alia”


Alia adalah seorang gadis muda yang tinggal di desa pinggiran hutan. Ia memiliki kemampuan yang luar biasa, yaitu ia bisa berbicara dengan binatang. Namun, Alia menyembunyikan kemampuannya karena takut dianggap aneh oleh orang-orang di desanya.


Suatu hari, rombongan kerajaan melewati desa Alia menuju hutan untuk berburu harimau. Rombongan tersebut dipimpin langsung oleh sang Raja. Sang Raja memang memiliki kegemaran berburu binatang buas di hutan.


Saat sedang berburu, sang Raja terpisah dari rombongan saat seekor harimau mengamuk. Sebagian rombongan kerajaan kembali ke desa, sebagian yang lain mencari sang Raja di dalam hutan. Alia yang mendengar kabar bahwa Sang Raja terpisah dari rombongan, segera pergi ke hutan hendak menyelamatkannya karena di dalam hutan banyak binatang buas.


Alia bertanya kepada binatang-binatang di dalam hutan secara batin. Dengan bantuan para binatang, Alia berhasil menemukan Sang Raja yang sedang terpojok oleh harimau.


“Raja, tenanglah! Aku akan mencoba berbicara kepada harimau ini,” kata Alia.

“Hah, kamu mau bicara dengan harimau? Apa kamu waras?” kata Sang Raja.

“Percayalah padaku, Raja.”


Alia menghadap harimau. Secara batin, ia berbicara dengan harimau.

"Harimau, aku tahu kamu marah terhadap manusia yang memburumu ini. Namun, dia adalah seorang raja. Dia dibutuhkan oleh rakyat. Mohon izinkan dia pergi dari hutan dengan selamat.”


“Hemm… Mereka memburu kaumku,” kata harimau. “Seharusnya pantas jika dia aku cabik-cabik.”


“Harimau, berbaik hatilah kepada raja.”

“Baik,” kata harimau. “Aku akan membiarkannya pergi dengan satu syarat, yaitu jangan ada lagi manusia yang berburu di hutan ini.”


Alia menyampaikan syarat dari harimau agar sang Raja selamat. Meskipun merasa bingung dan aneh dengan tingkah Alia, sang Raja mengiyakan syarat tersebut.


”Harimau, Raja sudah berjanji tidak akan berburu lagi di hutan ini," kata Alia meyakinkan harimau.


Setelah Alia berhasil meyakinkan harimau, harimau tersebut melepas Raja. Raja yang selamat, berjanji untuk tidak mengusik binatang-binatang di hutan dan berterima kasih kepada Alia atas bantuan yang ia berikan.


"Terima kasih, Alia. Aku tidak akan bisa selamat tanpamu," ucap Raja sambil memandang Alia dengan rasa terima kasih.


Kejadian tersebut membuat Raja menyadari pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk tidak lagi berburu di hutan dan menghargai keberadaan binatang sebagai bagian dari alam.


Alia merasa bahagia karena berhasil membantu Raja dan mengubah cara pandangnya terhadap alam. Kini, Alia merasa lebih percaya diri untuk menggunakan kemampuan luar biasanya dalam membantu orang lain dan menjaga keseimbangan antara manusia dan binatang di dunia fantasi yang mereka tinggali.

Wednesday, March 29, 2023

Cerita Fantasi “Petualangan Alice di Wonderland”

 


Alice duduk di taman ketika tiba-tiba dia melihat kelinci putih yang aneh dengan jubah merah dan mengenakan topi. Kelinci itu berbicara dengan suara keras, dan Alice penasaran.


"Kemana kelinci itu pergi?" pikirnya.


Dia memutuskan untuk mengikuti kelinci itu, dan kelinci itu masuk ke dalam lubang kelinci yang sangat dalam. Alice terus jatuh ke dalam lubang yang sangat panjang dan akhirnya mendarat di sebuah dunia aneh yang dipenuhi dengan binatang dan makhluk aneh.


Alice merasa sangat terkejut dan ketakutan. "Di mana saya berada?" tanyanya.

"Tidak perlu takut, Alice. Kamu berada di Wonderland, dunia yang penuh dengan keajaiban," kata seorang kucing yang tersenyum kepadanya.


Alice merasa agak lega mendengar kata-kata kucing itu, tetapi dia merasa makin takut ketika dia bertemu dengan Queen of Hearts yang sangat jahat.


"Siapa kamu dan apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Queen of Hearts dengan suara tajam.

"Aku hanya ingin pulang ke dunia nyata," jawab Alice dengan ketakutan.


Queen of Hearts tidak percaya dengan jawaban Alice dan menyuruh pasukannya untuk mengejar Alice. Alice pun berlari untuk menyelamatkan diri dari para pengikut Queen of Hearts yang mengejarnya.


Dalam keadaan yang sangat genting, Alice bertemu dengan Cheshire Cat yang tersenyum dan berkata, "Jalan keluar ada di sana. Tapi kamu harus cepat, Alice."


Alice pun mempercepat larinya, namun dia terjebak di hutan gelap dan dikelilingi oleh monster-monster yang menakutkan.


Alice merasa sangat ketakutan dan tak tahu harus berbuat apa. Namun, dia memutuskan untuk berani dan melawan monster-monster tersebut. Dengan keberanian dan kecerdikannya, Alice berhasil mengalahkan monster-monster tersebut dan akhirnya menemukan jalan keluar.


Setelah melewati berbagai macam rintangan dan menghadapi bahaya yang nyata, Alice berhasil menemukan jalan pulang dan kembali ke dunia nyata.



***

Penceritaan ulang secara ringkas cerita Alice in Wonderland karya Lewis Carrol



Monday, March 27, 2023

Cerita Fantasi “Dunia Alana”


Alana merasa kesepian di rumahnya yang besar dan merasa terkurung. Ketika ia sedang berjalan-jalan di kebun belakang, ia menemukan sebuah pintu kayu tersembunyi di balik semak-semak. Tanpa ragu, Alana membuka pintu itu dan masuk ke dalam dunia lain yang penuh dengan makhluk dan binatang ajaib.


Alana sangat terkagum-kagum dengan keindahan dunia itu. Ia menemukan teman baru, seekor tupai yang bisa berbicara. Tupai tersebut menjelaskan bahwa dunia itu sedang dalam keadaan krisis, karena terdapat dua suku yang sedang bersaing untuk merebut sumber daya alam yang ada.


"Suku hutan dan suku padang rumput selalu bersaing dan saling merebut," jelas tupai.

Alana merasa prihatin. "Lalu bagaimana kita bisa membantu mereka?"

“Kita harus menemukan kristal ajaib yang dapat mendamaikan kedua suku itu,” kata si tupai.


“Di mana kita bisa menemukan kristal itu?” tanya Alana.

“Itulah masalahnya, kristal itu berada jauh di dalam hutan. Menurut riwayat kuno, kristal itu hanya dapat ditemukan oleh orang yang hatinya bersih.”

“Baiklah,” sahut Alana. “Ayo, kita cari keristal itu.”


Alana dan si tupai pun melakukan perjalanan ke dalam hutan untuk mencari kristal. Dalam perjalanan mereka, mereka berjumpa dengan makhluk-makhluk ajaib lainnya seperti naga, peri, dan berbagai jenis binatang hutan lainnya. Anehnya, binatang-binatang itu seperti menuntun Alana di dalam hutan. Akhirnya, Alana berhasil menemukan kristal ajaib itu di dalam gua di balik air terjun berkat bantuan binatang-binatang di dalam hutan.


Alana dan si tupai berangkat menuju ke tempat suku yang akan berperang. Ketika mereka tiba di desa suku hutan dan suku padang rumput, Alana terkejut melihat kedua suku tersebut bersiap-siap untuk bertempur. Ia dan tupai itu kemudian berbicara dengan pemimpin kedua suku dan meminta mereka untuk saling memahami dan bekerja sama, demi kesejahteraan bersama.


"Sudah cukup," ucap Alana. "Kalian tidak bisa terus berperang seperti ini. Kita harus mencari jalan damai."


Pemimpin kedua suku merasa ragu dan tidak yakin. Mereka sudah berselisih selama bertahun-tahun, dan tidak mungkin dapat menemukan jalan damai.


Alana mengambil kristal ajaib yang ada di kantongnya dan menunjukkannya ke kedua pemimpin suku. "Ini adalah kristal ajaib yang bisa membawa perdamaian di antara kedua suku. Tapi hanya jika kalian berdua bersedia memaafkan dan bekerja sama."


Kedua pemimpin suku saling berpandangan dan merasa takjub melihat Alana memegang kristal ajaib. Kristal itu memberikan perasaan tenang dan damai di hati mereka. Akhirnya, kedua suku memutuskan untuk mencoba jalan damai dan bekerja sama untuk membangun dunia yang lebih baik.


Alana dan tupai itu merasa sangat senang dan bersyukur, karena misi mereka berhasil dilakukan dengan baik. Alana kembali ke dunianya dengan rasa kebahagiaan yang tak terlupakan dan dia tidak merasa kesepian lagi, karena dia sudah menemukan pengalaman yang berharga dan teman yang setia, si tupai yang bisa berbicara.




Cerita Fantasi “Ryan Robot”

 

Ryan adalah seorang remaja jenius. Ia sangat tertarik dengan teknologi dan bermimpi untuk menciptakan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Setelah berbulan-bulan melakukan penelitian, Ryan akhirnya menciptakan robot yang sangat canggih.


Robot itu bisa membantu orang-orang dengan tugas-tugas sehari-hari dan bahkan bisa melakukan pekerjaan berbahaya seperti memadamkan kebakaran. Ryan sangat senang dengan pencapaiannya dan dia merasa seperti pahlawan bagi masyarakatnya.


Namun, suatu hari, saat robot sedang membantu petugas pemadam kebakaran memadamkan kebakaran besar, sesuatu yang mengerikan terjadi. Ryan dan Maya sedang mengamati robot yang mereka ciptakan dari jarak jauh melalui layar monitor. Tiba-tiba, robot itu tiba-tiba berubah menjadi liar dan mulai merusak sekelilingnya.


"Ada apa dengan robot itu?" tanya Maya dengan keterkejutan.

"Saya tidak tahu!" jawab Ryan dengan nada panik. "Sesuatu harus salah dengan chip pengendali robot."

"Mungkin ada virus atau malware yang menyerang sistemnya," Maya mencoba memberikan kemungkinan.

Ryan mengangguk setuju, "Ya, mungkin itu masalahnya. Kami harus mencari solusi untuk menghentikan robot itu."


Orang-orang berlari ketakutan sementara Ryan melihat kejadian itu dengan sedih dan kebingungan. Tanpa kendali, robot menjadi liar dan tidak bisa dihentikan. Ryan merasa sangat bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan merasa harus melakukan sesuatu untuk menghentikan robot jahat itu.


"Kita harus segera menghentikan robot itu sebelum semuanya terlambat," ujar Ryan dengan tekad bulat.

Maya mengangguk setuju, "Tetapi, bagaimana caranya?"


Ryan berkata, "Aku punya ide. Kita akan membuat kostum robot kita sendiri untuk melawan robot jahat itu."

Maya terlihat sedikit terkejut, "Kostum robot? Apa itu akan berhasil?"


Ryan mengangguk yakin, "Aku yakin kita bisa melakukannya. Kita hanya perlu bekerja keras dan menggunakan kecerdikan kita untuk mengalahkan robot yang tak terkendali itu."


Ryan dan teman baiknya, Maya, mulai bekerja keras untuk membuat kostum robot yang bisa membantu mereka menghentikan robot jahat itu. Mereka merancang dan membuat kostum dengan berbagai fitur canggih seperti senjata laser dan perisai yang kuat.


Setelah bekerja keras selama beberapa minggu, Ryan dan Maya akhirnya berhasil membuat kostum robot mereka sendiri dan siap untuk melawan robot jahat itu. Mereka memasuki pertarungan yang hebat dan sangat berbahaya dengan robot jahat itu.


Berkat kecerdikan Ryan dan Maya, mereka berhasil menghentikan robot jahat itu dan menyelamatkan kota dari kehancuran yang hampir terjadi. Setelah kejadian itu, Ryan menyadari bahwa meskipun teknologi bisa sangat bermanfaat bagi manusia, tapi juga bisa menjadi bahaya jika tidak dikelola dengan baik.


“Aku berjanji untuk terus berusaha mengembangkan teknologi yang aman dan bermanfaat untuk masyarakat, dan selalu berhati-hati dalam setiap langkah yang diambil,” kata Ryan.

Ryan tahu bahwa teknologi bisa sangat bermanfaat bagi umat manusia, tetapi juga bisa membahayakan jika kita tidak bijak dan hati-hati dalam menggunakannya.



Sunday, March 26, 2023

Cerita Fantasi “Petualangan Bayu di Dunia Peri”


Di sebuah sekolah, ada seorang murid laki-laki bernama Bayu. Bayu adalah seorang murid yang selalu malas dalam belajar. Ia sering terlambat, bolos, dan nilainya selalu buruk. Setiap kali guru memberikan tugas, Bayu selalu menyelesaikannya di menit-menit terakhir dan hasilnya selalu kurang memuaskan.

Suatu hari, ketika Bayu sedang bermalas-malasan di perpustakaan, ia bertemu dengan peri kecil bernama Dewi. Dewi adalah peri sekolah yang senang membantu murid-murid yang kesulitan dalam belajar.

"Kenapa kamu selalu malas belajar, Bayu?" tanya Dewi dengan lembut.

Bayu hanya mengangkat bahu dan menggelengkan kepala.

Dewi tersenyum dan mengajak Bayu untuk pergi ke dunia peri. Bayu awalnya ragu, tapi akhirnya ia setuju. Dewi mengambil sebuah buku kuno dan membukanya. Setelah membaca beberapa kalimat, Dewi dan Bayu tersedot ke dalam dunia peri.

Sesampainya di sana, Bayu merasa sangat terpesona dengan keindahan alam dan makhluk-makhluk ajaib yang ada di sana. Bayu melihat banyak monster yang mengancam kehidupan para peri. Dewi menjelaskan bahwa mereka butuh bantuan untuk melawan monster tersebut. Bayu pada awalnya tidak yakin, tapi ia merasa terpanggil untuk membantu.

Bayu bersama Dewi dan para peri pergi ke medan perang dan memerangi monster tersebut. 

Dewi berkata, "Di dunia peri, kamu mempunyai kekuatan luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Kamu bisa terbang, berlari cepat, dan memiliki kekuatan fisik yang luar biasa."

Awalnya Bayu kesulitan, tapi dengan bantuan Dewi, ia mulai mengerti dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menggunakan kekuatan barunya. Akhirnya, Bayu berhasil mengalahkan monster tersebut.

Setelah pertempuran selesai, Dewi mengucapkan terima kasih kepada Bayu dan berkata, "Kamu ternyata punya kekuatan yang luar biasa. Kamu hanya perlu bersungguh-sungguh untuk memanfaatkannya."

"Kekuatan apa yang kamu maksud?" tanya Bayu.

“Kekuatan hati, kesungguhan dan keberanian.”

Bayu merasa kagum dan senang mendengar hal tersebut. Ia merasa bahwa dirinya bukan lagi murid biasa. Ia berjanji akan bersungguh-sungguh dalam belajar agar bisa sukses di masa depan.

Setelah itu, Bayu kembali ke dunia manusia dengan semangat yang baru. Ia mulai belajar dengan rajin dan hasilnya pun mulai membaik. Bayu merasa bangga dengan dirinya sendiri dan ia tahu bahwa ia bisa mencapai segala cita-citanya asalkan ia bersungguh-sungguh.


Cerita Fantasi "Rimba dan Sativa"


Sagra adalah sebuah kota kecil yang terletak tak jauh dari hutan belantara yang bernama Hutan Gayantra. Kota ini dibuni oleh beberapa ribu penduduk dengan seorang pemimpin bernama Duwarka. Duwarka adalah sosok pemimpin yang ambisius. Ia berusaha menumpuk kekayaan sebanyak mungkin. Ia memandang sumber daya alam berupa bebatuan, pohon, dan sungai sebagai sumber kekayaan yang dapat dieksploitasinya.

Duwarka hidup makmur, tetapi rakyatnya banyak yang menderita. Mereka banyak bekerja di tempat penambangan batu-batuan atau penebangan pohon di hutan. Salah satu dari mereka adalah keluarga Sativa. Sativa tinggal bersama ayah dan ibunya. Ayahnya yang bernama Murali bekerja sebagai penebang pohon di hutan.

“Ayah,” sapa Sativa selepas belajar pada suatu malam.

 “Kata guruku di sekolah,” kata Sativa, “jika kita terus menebangi pohon di hutan, lama-lama hutan menjadi gundul dan bisa terjadi bencana alam.”

Pak Murali menghela napas.

“Benar kata gurumu, Iva,” kata Pak Murali, “tetapi kita tidak punya pilihan. Tuan Duwarka memiliki proyek besar yang membutuhkan banyak kayu. Sebenarnya ayah juga tidak suka dengan apa yang ayah kerjakan.”

“Ayah, apakah bencana akan benar-benar menimpa kita kalau hutannya habis?”

“Semoga tidak, Iva. Besok Minggu, ayah ajak kamu jalan-jalan ke bukit. Sudah lama kita tidak jalan-jalan bersama, kan.”

“Wah, asyik… Kita akan jalan-jalan.”

 ***

Pada hari Minggu, Sativa sudah siap sejak pagi. Ia senang bisa naik ke bukit karena selama ini ia tidak diperbolehkan ke bukit sendirian. Terlalu berbahaya, kata ayahnya. Masih banyak binatang buas di hutan.

“Apakah kamu lelah, Iva?” tanya Pak Murali.

“Tidak, Ayah,” jawab Sativa dengan nada suara yang ceria.

Aauuuuuu….

Dari kejauhan terdengan suara lolongan serigala.

Sativa melihat ke arah ayahnya.

“Tidak apa-apa, Iva, itu dari tempat yang jauh di dalam hutan,” kata Pak Murali menenangkan anaknya.

Selama setengah hari, Sativa dan ayahnya menjelajah perbukitan. Mereka melihat pohon-pohon yang menjulang, binatang-binatang yang mencari makan, dan rumput-rumput yang menghampar luas.

“Di sana terlihat sangat gersang, ya,” kata Sativa sambil menunjuk wilayah pinggiran hutan.

“Iya, di sana pohon-pohon ditebangi. Makin hari makin gersang,” kata Pak Murali dengan nada muram.

“Ayo, kita pulang, Iva.”

Dalam perjalanan pulang, mereka dikejutkan oleh teriakan dua penggembala ternak.

“Tolong…! Ada serigala…”

Pak Murali dan Sativa segera mendekati para penggembala.

“Ada serigala yang menyerang kami. Kambing kami sudah lari tak tentu arah. Serigala itu masih ada di sini.”

Mereka berdiri saling memunggungi. Terdengar eraman serigala dari berbagai arah. Dalam hitungan detik, tiga ekor serigala melompat ke arah mereka. Pak Murali mengayunkan pisaunya sambil berusaha melindungi Sativa.

 


***

 “Ada apa? Mengapa kalian lari-lari?” tanya ibu Sativa menyambut kedatangan suami dan anaknya.

“Ketika pulang, ada serigala menyerang,” kata Pak Murali. “Untunglah kami tidak apa-apa. Namun, Iva sedikit kena gigitan pada tangannya. Segeralah kamu obati.”

Sativa merasakan demam pada malam harinya. Tangannya yang tergigit serigala terasa sedikit nyeri. Dalam tidur yang kurang nyenyak, Sativa bermimpi berjalan keluar rumah. Ia berjalan ke arah hutan. Ada desakan kuat yang mendorongnya ke hutan.

Di hutan, Sativa bertemu dengan seorang anak laki-laki dengan rambut gondrong dan pakaian seadanya.

“Namaku Rimba,” kata anak laki-laki itu. “Aku minta maaf atas kejadian tadi siang. Seharusnya aku tidak menggigitmu.”

Sativa merasa bingung. Antara sadar dan tidak sadar, ia mendengarkan anak laki-laki yang bernama Rimba itu.

“Bagaimanapun, aku ucapkan selamat datang di hutan. Selamat bergabung dengan kami!” ucap Rimba sembari berlari masuk ke dalam hutan.

Sativa terbangun dengan ketakutan. Sebuah mimpi yang aneh, batinnya.

Ternyata serigala yang menggigit Sativa bukan sembarang serigala. Ia adalah serigala jelmaan yang menjaga hutan. Ialah serigala jelmaan anak laki-laki bernama Rimba. Gigitan Rimba membuat Sativa merasakan keanehan pada tubuhnya. Ia menjadi tidak gampang lelah. Ia bisa berlari sangat cepat. Ia bisa melompat tinggi. Ia bisa mencium aroma dari jarak jauh. Dan pada malam hari, ia menjadi suka memandangi bulan.

Selama beberapa waktu, Sativa sering pergi ke hutan tanpa memberi tahu ayah dan ibunya. Di hutan, ia bertemu dengan Rimba dalam wujud anak laki-laki. Rimba membantu Sativa melatih kekuatan barunya. Mereka menjadi teman baik.

“Aku marah kepada manusia yang suka merusak hutan,” kata Rimba.

“Aku juga tidak suka mereka menebangi hutan,” kata Sativa.

“Akan kuusir mereka dari hutan. Ibuku punya banyak pasukan serigala di hutan. Semua bisa dikerahkan untuk mengusir manusia yang memasuki hutan,” kata Rimba dengan geram.

 


***

Peristiwa serangan serigala membuat para penduduk enggan untuk pergi ke Hutan Gayantra. Penebangan pohon terhenti. Hal tersebut membuat Duwarka murka.

“Akan kuhancurkan serigala-serigala itu dengan pasukanku yang perkasa!” kata Duwarka di hadapan penduduk.

Duwarka menyiapkan pasukannya untuk memburu serigala di hutan. Ia memimpin sendiri serangan ini. Ia ingin segera membereskan masalah serigala ini agar penebangan hutan dapat dilanjutkan kembali.

Pasukan Duwarka berderap berangkat menuju hutan.

Sativa, yang mengetahui rencana Duwarka segera berlari menuju hutan. Ia mencari Rimba.

“Bahaya, kalian harus segera pergi,” kata Sativa kepada Rimba. “Pasukan Duwarka menuju kemari.”

“Apa? Manusia-manusia itu mau menyerang kami? Kami tidak akan mundur!” kata Rimba dengan tegas.

“Aku akan segera memberi tahu ibuku agar segera menyiapkan pasukan serigala untuk mengusir manusia-manusia itu,” kata Rimba yang kemudian menjelma menjadi sosok serigala dan berlari ke dalam hutan.

“Aku akan membantumu,” kata Sativa sambil mengejar Rimba.

 

***

 


Pasukan Duwarka sudah memasuki hutan. Mereka membawa panah, tombak, dan senapan api.

“Ayo, kita buru serigala-serigala itu!” teriak Duwarka.

Rimba dan ibunya serta serigala-serigala yang sudah mengepung pasukan Duwarka, bersiap-siap untuk menyergap mereka. Sativa mengenakan pakaian yang menutupi wajahnya sehingga ia tidak akan dikenali. Ia akan membantu para serigala untuk mengusir pasukan Duwarka.

Aauuuu….

Satu auman Rimba menjadi pertanda serangan serigala dimulai. Pasukan Duwarka, meskipun dipersenjatai dengan lengkap merasa kaget dengan serangan mendadak tersebut. Mereka memanah, melempar tombak, dan  menembakkan senjata api tak tentu arah. Mereka kocar-kacir mendapat serangan serigala dari segala arah. Sativa membantu para serigala dengan mendorong  dan menjatuhkan pasukan Duwarka. Ia mengambil senjata dari lawannya dan membuang jauh.

Pasukan Duwarka kewalahan menghadapi amukan serigala. Ditambah lagi satu sosok manusia yang sangat lincah dan kuat yang membuat pasukan Duwarkan jatuh bangun.

“Munduuurrr….!” teriak Duwarka.

Pasukan Duwarka melarikan diri menjauhi hutan.

“Hahaha… akhirnya mereka takut juga,” kata Rimba.

“Iya, semoga mereka tidak berani lagi ke hutan untuk menebangi pohon,” kata Sativa.

“Kamu tidak apa-apa, Sativa?”

“Aku baik-baik saja, meskipun badanku kotor semua.”

“Sativa, atas nama penghuni hutan, aku  mengucapkan terima kasih atas bantuanmu.”

Akhirnya, Duwarka tidak berani lagi mengusik para serigala di hutan. Ia juga tidak berani melanjutkan penebangan pohon di Hutan Gayantra. Rimba dan Sativa merasa senang karena hutan tidak akan diusik lagi. Mereka tetap menjadi teman yang saling membantu.



***
Cerita "Rimba dan Sativa" terinspirasi dari film Wolfwalkers (2020) karya sutradara Tomm Moore dan Ross Stewart