Judul: Aquaman
Penulis naskah: David Leslie Johnson-McGoldrick, Will BeallGeoff Johns
Aktor: Jason Momoa, Amber Heard, Willem Dafoe, Nicole Kidman, Yahya Abdul Mateen II, Patrick Wilson
Tahun rilis: 2018
***
Aquaman bukanlah jenis superhero yang populer. Dalam semesta DC Comic, ia kalah panggung dengan Batman, Superman, Wonder Woman, ataupun Flash. Bahkan, mungkin kalah populer dibanding kick-side-nya Batman, Robin.
Apalagi, kekuasaanya berada di lautan, di antara ikan, hiu, penduduk Atlantis, para monster, dan makhluk laut lainnya. Hingga muncul semacam olok-olokan tentang kekuatan Aquaman yang bisa berbicara dengan ikan. Namun, Zack Snyder telah mengubah image Aquaman melalui film Justice League.
Jika Wonder Woman mencuri perhatian lewat film Batman vs Superman, Aquaman mencuri perhatian lewat Justice League. Dalam Justice League, Aquaman tampil macho meski urakan, kuat meski konyol. Ditambah lagi dengan pesona dan akting Jason Momoa yang menambah kedalaman karakter Aquaman.
Aquaman alias Arthur Curry (Jason Momoa) adalah hasil “persilangan” makhluk darat (manusia) dengan makhluk laut (Atlantis). Ayahnya adalah seorang penjaga mercusuar (Temuera Morrison), sedangkan ibunya adalah Ratu Atlantis, Atlanta (Nicole Kidman). Atlanta yang terusir dari negerinya dalam keadaan terluka, diselamatkan oleh seorang penjaga mercusuar. Kemudian, you know lah what happen next hingga lahirlah Arthur Curry.
Keluarga kecil mereka awalnya hidup bahagia. Namun, karena ancaman dari tentara Atlantis, Atlanta harus meninggalkan Arthur kecil bersama ayahnya. Pasti menyakitkan, ya, ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya gitu.
Sebagai putra ningrat Atlantis –meski cuma separo—Arthur memiliki kekuatan istimewa. Pada masa kecilnya ia sadar bahwa ia bisa berkomunikasi dengan ikan. Kekuatan super macam apa itu, ngomong sama ikan.
Tidak hanya sampai di situ kekuatan Arthur. Tubuhnya kuat, inderanya tajam, dan kecepatan berenangnya luar biasa. Arthur tidak sendirian melatih kekuatannya tersebut. Varro (William Defoe), seorang penasihat Atlantis diam-diam menemui Arthur dan melatihnya dengan harapan kelak Arthur bisa mengambil alih tahta Atlantis yang dikuasai Pangeran Orm (Patrick Wilson).
Perebutan tahta, memang itulah alur besar film Aquaman. Pangeran Orm memimpin Atlantis dengan ambisi menguasai seluruh lautan. Tidak hanya itu, Orm ingin menyerang daratan dan menguasainya. Di sinilah Arthur diharapkan bisa mengambil alih tahta Atlantis dan membawa kedamaian.
Bersama Mera (Amber Heard), Arthur berjuang mengalahkan Pangeran Orm. Masih ditambah satu lagi villai yang menarik yaitu Black Manta (Yahya Abdul-Maten II). Posisinya sebagai musuh Aquaman memiliki latar belakang yang cukup dramatis.
Jason Momoa tampil mengesankan menjadi Aquaman. Kepribadian Aquaman menjadi menarik di tangannya. Arthur Curry tampil urakan dengan pakaian seadanya dan rambut gondrong yang berkesan tak terurus, serta kumis dan cambang yang lebat.
Secara umum, Arthur Curry alias Aquaman tampil macho. Namun, Aquaman bukan jenis superhero cerdas seperti Batman atau Iron Man. Aquaman tampil apa adanya, blak-blakan, dan kadang bertindak sembrono.
Patrick Wilson cukup baik memerankan Pangeran Orm. Wajahnya yang bersih dan tampan –khas kaum elf dalam The Lord of The Ring-- memancarkan kewibawaan. Namun pada saat yang bersamaan karakternya menghadirkan intimidasi yang kuat bagi lawannya. Karakter antagonisnya benar-benar muncul.
Nicole Kidman meskipun tak banyak muncul menghiasi layar, namun penampilannya sebagai Ratu Atlanta cukup baik. Begitu juga dengan William Defoe sebagai Varro, meskipun bagi saya kesan antagonis sebagai musuh Spiderman masih terasa kuat pada sosoknya.
Aquaman cukup instens menyajikan adegan aksi. Dari pertarungan di dalam kapal selam, pertarungan di bawah laut yang melibatkan hiu dan makhluk bawah laut lainnya, hingga pertarungan antara Aquaman dan Pangeran Orm. Tak lupa pertarungan mengesankan di perkampungan pinggir pantai yang eksotis antara Aquaman dan Mera melawan Black Manta dan prajurit Atlantis.
Pukulan, tabrakan, dentuman, dan ledakan dalam pertarungan menjadi sajian yang apik. Sepertinya sang sutradara, James Wan, tahu apa yang harus dilakukannya kala menangani film superhero.
James Wan yang namanya mencuat lewat film-film horor telah mengeksplorasi semesta Aquaman dengan baik. James Wan sebelumnya sudah menyutradarai Furious 7 yang aksinya gila dan di luar nalar. Di hadapan dunia superhero, eksplorasi imajinasinya bisa lebih optimal. Dunia bawah laut disajikannya dengan apik.
James Wan menghadir makhluk-makhluk laut yang eksotis dan aneh-aneh serta pemandangan bawah laut yang mau tak mau membuat lidah berdecak kagum. Dalam balutan CGI, dunia bawah laut menjadi hidup. Atlantis, dengan kemegahan kota dan kecanggihan teknologinya benar-benar memukau.
Jangan lupakan kostum para tokohnya. Aquaman mengenakan kostum yang cukup keren. Begitu gitu tokoh yang lain. Mera dengan kostum mencolok berhias ubur-ubur yang menyala. Black Manta dengan kostum hitamnya yang elegan. Ratu Atlanta dengan kostim anggunnya. Film Aquaman menjadi semacam parade kostum.
Film Aquaman menjadi panggung khusus bagi Aquaman dan Jason Momoa. Pandalaman karakter Aquaman dilakukan dengan baik. Konsekuensinya membuat tokoh lain kurang mendapatkan porsi. Misalnya Ratu Atlanta atau Mera. Sebagai antagonis utama, Pangeran Orm juga kurang kuat karakternya. Justru Black Manta yang memiliki latar sentimental yang menjadikannya sebagai musuh Aquaman.
Jangan terpengaruh dengan poster film Aquaman yang menampilkan sosok superhero ini dengan kesan garang dan sepertinya siap menggebuk apa saja. Dalam filmmya, Aquaman adalah sosok yang tak jarang melemparkan guyonan atau melakukan hal yang mengundang senyum dan tawa. Aspek humor menjadi warna tambahan film Aquaman.
Dengan durasi yang cukup panjang –143 menit—Aquaman tampil intens menyedot perhatian penonton. Tidak ada adegan yang terlalu panjang dan bertele-tele sehingga membosankan. Meskipun konfliknya klise, namun alurnya dinamis.
Setelah menonton film pertama Aquaman ini, tentu menarik menunggu film selanjutnya. Sebagai bocoran siapa musuh besar Aquaman selanjutnya, bisa diliat pada adegan post-credit.
***
Aquaman bukanlah jenis superhero yang populer. Dalam semesta DC Comic, ia kalah panggung dengan Batman, Superman, Wonder Woman, ataupun Flash. Bahkan, mungkin kalah populer dibanding kick-side-nya Batman, Robin.
Apalagi, kekuasaanya berada di lautan, di antara ikan, hiu, penduduk Atlantis, para monster, dan makhluk laut lainnya. Hingga muncul semacam olok-olokan tentang kekuatan Aquaman yang bisa berbicara dengan ikan. Namun, Zack Snyder telah mengubah image Aquaman melalui film Justice League.
Jika Wonder Woman mencuri perhatian lewat film Batman vs Superman, Aquaman mencuri perhatian lewat Justice League. Dalam Justice League, Aquaman tampil macho meski urakan, kuat meski konyol. Ditambah lagi dengan pesona dan akting Jason Momoa yang menambah kedalaman karakter Aquaman.
Aquaman alias Arthur Curry (Jason Momoa) adalah hasil “persilangan” makhluk darat (manusia) dengan makhluk laut (Atlantis). Ayahnya adalah seorang penjaga mercusuar (Temuera Morrison), sedangkan ibunya adalah Ratu Atlantis, Atlanta (Nicole Kidman). Atlanta yang terusir dari negerinya dalam keadaan terluka, diselamatkan oleh seorang penjaga mercusuar. Kemudian, you know lah what happen next hingga lahirlah Arthur Curry.
Keluarga kecil mereka awalnya hidup bahagia. Namun, karena ancaman dari tentara Atlantis, Atlanta harus meninggalkan Arthur kecil bersama ayahnya. Pasti menyakitkan, ya, ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya gitu.
Sebagai putra ningrat Atlantis –meski cuma separo—Arthur memiliki kekuatan istimewa. Pada masa kecilnya ia sadar bahwa ia bisa berkomunikasi dengan ikan. Kekuatan super macam apa itu, ngomong sama ikan.
Tidak hanya sampai di situ kekuatan Arthur. Tubuhnya kuat, inderanya tajam, dan kecepatan berenangnya luar biasa. Arthur tidak sendirian melatih kekuatannya tersebut. Varro (William Defoe), seorang penasihat Atlantis diam-diam menemui Arthur dan melatihnya dengan harapan kelak Arthur bisa mengambil alih tahta Atlantis yang dikuasai Pangeran Orm (Patrick Wilson).
Perebutan tahta, memang itulah alur besar film Aquaman. Pangeran Orm memimpin Atlantis dengan ambisi menguasai seluruh lautan. Tidak hanya itu, Orm ingin menyerang daratan dan menguasainya. Di sinilah Arthur diharapkan bisa mengambil alih tahta Atlantis dan membawa kedamaian.
Bersama Mera (Amber Heard), Arthur berjuang mengalahkan Pangeran Orm. Masih ditambah satu lagi villai yang menarik yaitu Black Manta (Yahya Abdul-Maten II). Posisinya sebagai musuh Aquaman memiliki latar belakang yang cukup dramatis.
Jason Momoa tampil mengesankan menjadi Aquaman. Kepribadian Aquaman menjadi menarik di tangannya. Arthur Curry tampil urakan dengan pakaian seadanya dan rambut gondrong yang berkesan tak terurus, serta kumis dan cambang yang lebat.
Secara umum, Arthur Curry alias Aquaman tampil macho. Namun, Aquaman bukan jenis superhero cerdas seperti Batman atau Iron Man. Aquaman tampil apa adanya, blak-blakan, dan kadang bertindak sembrono.
Patrick Wilson cukup baik memerankan Pangeran Orm. Wajahnya yang bersih dan tampan –khas kaum elf dalam The Lord of The Ring-- memancarkan kewibawaan. Namun pada saat yang bersamaan karakternya menghadirkan intimidasi yang kuat bagi lawannya. Karakter antagonisnya benar-benar muncul.
Nicole Kidman meskipun tak banyak muncul menghiasi layar, namun penampilannya sebagai Ratu Atlanta cukup baik. Begitu juga dengan William Defoe sebagai Varro, meskipun bagi saya kesan antagonis sebagai musuh Spiderman masih terasa kuat pada sosoknya.
Aquaman cukup instens menyajikan adegan aksi. Dari pertarungan di dalam kapal selam, pertarungan di bawah laut yang melibatkan hiu dan makhluk bawah laut lainnya, hingga pertarungan antara Aquaman dan Pangeran Orm. Tak lupa pertarungan mengesankan di perkampungan pinggir pantai yang eksotis antara Aquaman dan Mera melawan Black Manta dan prajurit Atlantis.
Pukulan, tabrakan, dentuman, dan ledakan dalam pertarungan menjadi sajian yang apik. Sepertinya sang sutradara, James Wan, tahu apa yang harus dilakukannya kala menangani film superhero.
James Wan yang namanya mencuat lewat film-film horor telah mengeksplorasi semesta Aquaman dengan baik. James Wan sebelumnya sudah menyutradarai Furious 7 yang aksinya gila dan di luar nalar. Di hadapan dunia superhero, eksplorasi imajinasinya bisa lebih optimal. Dunia bawah laut disajikannya dengan apik.
James Wan menghadir makhluk-makhluk laut yang eksotis dan aneh-aneh serta pemandangan bawah laut yang mau tak mau membuat lidah berdecak kagum. Dalam balutan CGI, dunia bawah laut menjadi hidup. Atlantis, dengan kemegahan kota dan kecanggihan teknologinya benar-benar memukau.
Jangan lupakan kostum para tokohnya. Aquaman mengenakan kostum yang cukup keren. Begitu gitu tokoh yang lain. Mera dengan kostum mencolok berhias ubur-ubur yang menyala. Black Manta dengan kostum hitamnya yang elegan. Ratu Atlanta dengan kostim anggunnya. Film Aquaman menjadi semacam parade kostum.
Film Aquaman menjadi panggung khusus bagi Aquaman dan Jason Momoa. Pandalaman karakter Aquaman dilakukan dengan baik. Konsekuensinya membuat tokoh lain kurang mendapatkan porsi. Misalnya Ratu Atlanta atau Mera. Sebagai antagonis utama, Pangeran Orm juga kurang kuat karakternya. Justru Black Manta yang memiliki latar sentimental yang menjadikannya sebagai musuh Aquaman.
Jangan terpengaruh dengan poster film Aquaman yang menampilkan sosok superhero ini dengan kesan garang dan sepertinya siap menggebuk apa saja. Dalam filmmya, Aquaman adalah sosok yang tak jarang melemparkan guyonan atau melakukan hal yang mengundang senyum dan tawa. Aspek humor menjadi warna tambahan film Aquaman.
Dengan durasi yang cukup panjang –143 menit—Aquaman tampil intens menyedot perhatian penonton. Tidak ada adegan yang terlalu panjang dan bertele-tele sehingga membosankan. Meskipun konfliknya klise, namun alurnya dinamis.
Setelah menonton film pertama Aquaman ini, tentu menarik menunggu film selanjutnya. Sebagai bocoran siapa musuh besar Aquaman selanjutnya, bisa diliat pada adegan post-credit.
0 komentar:
Post a Comment