Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Wednesday, November 21, 2012

Buku Catatan Mimpi


Baiklah, aku mengaku. Sewaktu masih SMP aku mempunyai buku catatan harian. Eh, bukan buku catatan harian. Aku mengisi buku itu bukan dengan tulisan-tulisan yang menceritakan kejadian yang aku alami setiap hari. Aku mengisinya dengan tulisan-tulisan yang menceritakan mimpiku setiap malam. Jadi, ini namanya buku catatan harian atau apa ya? Baiklah, aku sebut saja ini buku catatan mimpi.

Orang menulis kejadian-kejadian sehari-hari itu sudah biasa. Banyak orang yang mempunyai buku catatan harian (diary). Namun, jika yang ditulis adalah mimpi yang dialami ketika tidur saya kira sangat sedikit orang yang melakukannya. Atau mungkin hanya aku saja ya. Aneh?

Kita lupakan sejenak keanehanku itu –dan jangan kau mengejekku atas perbuatanku itu. Kita berbicara tentang buku catatan mimpiku. Dulu aku berpikir, mengapa kita bisa bermimpi? Mengapa setiap mimpi selalu samara-samar dan susah untuk diingat-ingat? Mengapa kita tidak bisa mengendalikan mimpi? Mimpi yang kita alami hampir selalu berbeda setiap malam. Kemudian aku berpikir pasti menarik jika aku menuliskan mimpi-mimpiku.

Kemudian mulailah aku mengisi buku catatanku dengan mimpi-mimpi yang aku alami hampir setiap malam. Kesulitan utama dalam menuliskan mimpi adalah mengingat-ingat mimpi apa yang aku alami semalam. Sangat sulit mengingat-ingat kejadian dalam mimpi. Apalagi kejadian, tempat, dan orang dalam mimpi selalu samar, susah untuk diidentifikasi.

Jika aku menuliskan mimpi ketika pagi hari biasanya aku masih bisa mengingat banyak kejadian-kejadian dalam mimpi. Jika aku menuliskannya siang atau malam hari, sangat sulit untuk mengingatnya. Jadi hanya bisa beberapa kalimat saja untuk menggambarkan mimpi itu.

Sekarang aku sudah lupa mimpi apa saja yang aku tuliskan dalam buku catatan mimpiku itu. Dan sayangnya, buku buku catatan mimpi itu kini sudah tak bisa aku temukan lagi. Entah raib di mana. Jika masih ada tentu buku itu akan menjadi “artefak” yang berharga bagiku.

Mengenang masa lalu terkadang bisa menjadi sebuah penyegaran bagi pikiran. Untuk menambah motovasi, inspirasi, sebagai bahan evaluasi dan pembenahan diri.

Oya, ngomong-ngomong, kau mimpi apa tadi malam?


*Sukoharjo, 22 November 2012


0 komentar:

Post a Comment