Membaca di mana saja. |
Setelah waktu lalu aku menulis 7 Derita Menjadi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kali ini aku akan menulis 7 Kesenangan Menjadi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Biar imbang gitu. Hidup kan berpasang-pasangan. Ada suka, ada duka. Ada panas, ada dingin. Ada jomblo, ada jomblo akut.
Berikut ini 7 kesenangan menjadi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
1. Materi dan Tugasnya Relatif Mudah
Secara umum, mahasiswa PBSI itu wajahnya cerah-cerah. Mengapa? Karena materi kuliah dan tugasnya relatif tidak terlalu sulit. Sebagai ilmu nonpasti atau nonsains, materi Bahasa dan Sastra Indonesia tidak menggunakan rumus-rumus yang jlimet bin semrawut. Nggak perlu otak menjadi panas gara-gara mencari x dan y. Emangnya siapa sih x dan y, dan kenapa pula mereka selalu dicari-cari? #xxxxxxyyyyyyy
Tugas kuliah paling membuat makalah yang materinya bisa dicari di perpustakaan. Kalaupun ada tugas analisis karya, justru lebih enak, karena isinya bisa dikarang. Iya, dikarang. Kalau pake “rumus” itu pada metodologinya saja. Kalau masuk pada analisis tetap mengarang, kualitatif, bercerita.
2. Banyak Tugas Membaca
Membaca bisa menjadi tugas berat ataupun tugas yang menyenangkan. Bagi yang suka membaca, kuliah di PBSI bakal menyenangkan. Gimana nggak menyenangkan coba, dosennya ngasih tugas suruh membaca beberapa karya sastra. Itu tugasnya. Lanjutannya paling disuruh analisis yang tak terlalu sulit.
Di kuliah nanti, dosennya bakal nyebutin karya-karya yang patut untuk dibaca. Karya sastra yang perlu masuk daftar baca, karya sastra penting yang mengubah dunia
3. Kuliahnya Pake Perasaan
Kuliah di PBSI itu mesti peka, mesti pake perasaan. Buat analisis sebuah puisi sepanjang empat baris, mesti mengeluarkan segala sensivitas perasaan. Begitu juga ketika mengapreasiasi dan menganalisis novel dan cerpen. Pokoknya, nggak ada rumus pasti dalam mengerjakan tugas sastra itu. Harus pake perasaan.
Karena pake perasaan, hasil tugas tiap mahasiswa pasti berbeda. Dan memang harus berbeda karena apresiasi setiap orang pasti berbeda. Inilah asyiknya. Kita nggak bisa menilai sebuah hasil analisis dengan nilai benar atau salah. Yang bisa dinilai paling metodologinya. Soal hasil, terserah mahasiswa yang membuatnya.
Karena pake perasaan, makanya mahasiswa PBSI itu perasaannya peka dan sensitif, lembut dan perhatian. Pokoknya, bisa “mengerti kamu”. Jadinya, mahasiswa PBSI itu emang calon pendamping idaman yang bisa ngertiin dan bahagiain kamu. #wakdesss....
4. Tugasnya Main-main
Dalam Pengkajian Drama, ada tugas nih sama dosen disuruh nonton pementasan drama kemudian menulis apresiasi. Tugas yang asyik kan. Nonton pentas drama/teater kan asyik tuh. Apalagi malem-malem di temani
Ada juga tugas kelompok melaksanakan pementasan teater. Menyenangkan tuh bisa punya pengalaman pentas teater. Siapa tahu bakat artisnya terasah.
Tugas yang lain, misalnya disuruh observasi ke sekolah terkait proses pembelajaran. Biasanya tuh pada milih sekolah almamaternya. Bisa main-main ke sekolah lama, bisa ketemu
5. Dosennya Nggak Killer
Ini sih sebagian besar aja ya. Tetep aja ada satu dua dosen yang saat marah menjadi lebih menakutkan daripada Pikolo di film Dragon Ball. Tapi, rata-rata dosen PBSI itu wellcome banget, ramah, santun, baik hati, suka menabung, perhatian, dan tralala trilili gitu lah. Mungkin karena materi yang diajarkan memang harus menggunakan perasaan, jadi kepribadian para dosen itu pun menjadi baik dan lemah lembut. Hehehe...
6. Jadi Pujangga Cinta
Sudah jadi imej ya kalau mahasiswa PBSI itu pinter nulis puisi. Mahasiswa PBSI setiap hari bergulat dengan bahasa, makanya penguasaan dan pengolahan bahasanya lebih luas dan mendalam. Siapa coba yang nggak suka kata-kata yang bagus, indah, berkesan, menyentuh hati. Tapi, nggak semua mahasiswa PBSI pinter nulis puisi juga sih.
7. Skripsinya Nggak Susah
Apakah bikin skripsi itu sulit? Bisa iya, bisa tidak. Tapi di PBSI, menurut saya skripsinya tak sulit-sulit amat. Datanya melimpah, tinggal kita mau kerja atau enggak. Yang penting kerja, kerja, kerja. Pasti jadi itu skripsi. Kalau belum selesai-selesai juga biasanya ada masalah pribadi. Mungkin kuliahnya sambil bikin PKM, sambil kerja, sambil nikah. Atau emang malesan aja.
Skripsi PBSI itu datanya melimpah. Bahasa dan sastra setiap waktu selalu berkembang. Ada banyak objek yang bisa dikaji. Ada buku atau novel baru, bisa dianalisis untuk skripsi. Rubrik koran bisa dianalisis. Tayangan televisi pun bisa. Tulisan di bak truk bisa jadi skripsi. Bahkan, status Facebook bisa menjadi skripsi. Melimpah datanya. Oya, skripsi saya dulu menganalisis bahasa pelesetan pada stiker sepeda motor. Lho, stiker aja bisa jadi skripsi.
Oya, banyak yang memandang sebelah mata jurusan PBSI, salah satunya karena prospek kerjanya yang tidak bagus. Sebenarnya, lulusan PBSI itu memiliki prospek kerja yang bagus karena banyak jenis profesi yang bisa diisi oleh lulusan PBSI.
....................
Demikian 7 Kesenangan Menjadi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Apakah kamu juga merasakannya?
***
Sukoharjo, 10 Agustus 2016
Keren, sekarang kerja dimana bang?
ReplyDeleteNgajar Bahasa Indonesia di SMP
DeleteSelain menjadi guru, prospek kerja lulusan PBSI bisa menjadi apa?
ReplyDeleteBanyak sebenarnya prospeknya. Coba baca di sini: http://www.sukrisnosantoso.com/2016/08/prospek-kerja-mahasiswa-pendidikan.html
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Deleteawalnya bimbang mau ambil jurusan ini atau enggak karena banyak yang meremehkan jurusan ini tapi setelah saya baca artikel ini saya jadi termotivasi buat ambil jurusan ini di uncen :)
ReplyDeleteGood experience
ReplyDeletesaya mahasiswa PBSI, tetapi saya tidak mempunyai bakat apapun dalam prodi ini. Saya tidak bisa membuat maupun membacakan puisi, dan saya tidak bisa bermain teater. Saya hanya seorang penikmat teater, apakah ini sebuah masalah, atau tidak bermasalah?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya juga sebenarnya tidak tertarik dengan dunia pendidikan
ReplyDeleteApa lagi menjadi seorang guru,
Awalnya saya ingin sekali mengambil jurusan kesehatan,
Tetapi keluarga lebih mendukung untuk mengambil jurusan ini
Tapi setelah saya baca artikel ini saya menjadi tertarik dan ingin mencobanya
Smoga saya bisa
Amin
Nasib kita sama kak :)
DeleteAamiin...
Sama orang tua mendukung ke dunia pendidikan
DeleteSaya sebenarnya lebih suka sastra Indonesia murni daripada pendidikan, tapi di univ yg saya inginkan adanya PBSI, yasudah saya ambil ini di pilihan kedua snmptn, karena saya mikirnya pilihan kedua di snmptn itu imposible. Tapi pas pengumuman snm ternyata saya diterima di PBSI, agak kecewa sih soalnya bukan ekspektasi saya. Saya khawatir dengan prospek kerjanya, tapi ya pekerjaan udah ada yang ngatur, lulusan management pun kalo ga aktif juga ga dapet kerja, jadi enjoy aja, lakuin yg terbaik apa yg udah ada di depan, kalo diniatin hasilnya baik kok:)
ReplyDeleteSaya sebenarnya msih bingung apakah jurusan yg nantinya saya ambil ini memng dari bakal pribdi saya atau tidak karena saya sndri pling suka ke ekonomi tp bismillah aja semoga jurusan PBSI yg saya ambil semoga itulah yg menjdi pilihan terbaik
ReplyDeleteKlo nanti ada tugas baca novel bisa nggak klo novel terjemahan.kan ak gk bgtu sk novel lokal....
ReplyDeleteAsik tulisannya.
ReplyDeleteTapi aku masih bingung tahun depan mau ngambil PBSI apa sastra -_- sulit.
PBSI mantaap dong... Soal pekerjaan ialah soal rezeki, dan rezeki sudah d tentuin sama yang kuasa.....
ReplyDeleteTahun ini aku ikut SBMPTN PSBI doainn yaaa soalnyaa aku suka pend. Bhs.& Sastra indonesia..Mohon Doanya yaa:')
ReplyDeleteAda itung2annya ga PBSI?
ReplyDelete2017 saya membaca artikel ini dan Alhamdulillah saya mampir lagi ke blok ini saya telah lulus di Universitas Cenderawasih sebagai salah satu mahasiswa PBSI dengan predikat cumlaude :')
ReplyDelete