Beberapa hari yang lalu, ada seseorang yang bertanya: mengapa di Instagram-ku banyak unggahan foto buku?
"Karena aku berjualan buku," jawabku.
Ya, beberapa bulan terakhir aku memiliki hobi baru: berjualan buku. Ada beberapa alasan mengapa aku berjualan buku.
1. Hobi yang Menyenangkan
Berjualan buku bagiku merupakan sebuah hobi. Hobi kan biasanya bertujuan untuk menyenangkan hati yang dilakukan dalam waktu senggang.
Setiap orang yang melakukan aktivitas hobinya, hatinya akan senang. Begitu pun diriku. Aku merasa senang bisa berjualan buku. Mengapa? Alasannya di bawah ini.
2. Aku Senang Bergaul dengan Buku
Aku suka buku. Koleksi bukuku sudah lumayan banyak. Mungkin seribu buku. Interaksiku dengan buku yaitu dengan membacanya --yang akhir-akhir ini waktu khusus membaca buku terasa kurang.
Aku suka menghidu aroma buku baru. Setiap membeli buku baru, seringnya aku mendekatkan buku itu di depan hidung. Lalu terciumlah aroma buku yang khas.
Di kamarku, sebagian besar bukuku tertata di rak. Sebagaian yang lain bersemayam dalam kardus karena keterbatasan rak buku. Sesekali aku melihat-lihat koleksi bukuku yang berbaris rapi di rak. Lalu, timbul semacam perasaan tenteram, tenang, bahagia di dalam hati. Mungkin ini agak aneh. Namun, kenyataanya perasaanku membaik ketika memandang buku-buku.
Dengan berjualan buku, otomatis alu akan sering berinteraksi dengan buku. Mulai dari membelinya, mengunggahnya di internet, menuliskan identitas dan deskripsinya, sampai mengirimkannya kepada pembeli. Itu aktivitas yang membuat aku senang.
3. Bisa Sering Piknik ke Toko Buku
Dulu, biasanya ada beberapa orang yang nitip beli buku saat aku ke toko buku. Aku merasa senang dititipi seperti itu. Meskipun membelikan untuk orang lain, namun kenikmatan mencari dan membeli buku tetap ada.
Bagiku, toko buku memang tempat rekreasi. Tempat untuk menghibur hati. Dengan melihat-lihat buku-buku yang terpajang, hatiku merasa senang.
4. Bisa Berinteraksi dengan Sesama Pecinta Buku
Orang yang membeli buku pasti membutuhkan buku itu sebagai bahan bacaan. Interaksi sesama pembaca buku ini menimbulkan kesenangan tersendiri.
Berjualan buku juga membawaku mengenal orang-orang sesama penjual buku di dunia maya. Aku perhatikan hampir semua penjual buku di daring adalah pecinta buku.
Para penjual buku itu, rata-rata para pemikir, peminat ilmu, intelektual kampus, juga penulis, dan pengusaha. Aku mendapat banyak manfaat dari pertemanan dengan mereka. Wawasanku lebih terbuka.
Berteman dengan para penjual buku lain, membuatku berminat membeli buku-buku yang ditawarkan. Banyak buku dengan tema menarik yang menggoda diri untuk membelinya.
Buku-buku baru dengan tema yang selama ini belum kujamah, akhirnya kucicipi juga. Dan aku membatin, ke mana saja aku selama ini hingga tak mencicipi buku-buku bagus itu. Lalu, aku semakin sadar betapa aku selama ini bodoh. Dan betapa bahagianya menyadari bahwa diri ini bodoh.
5. Memberi Manfaat bagi Orang Lain
Aku membaca buku dan aku memetik banyak manfaatnya. Aku pun ingin orang lain juga bisa mengambil manfaat dari membaca buku. Apatah lagi, minat baca di Indonesia ini tergolong rendah. Rata-rata negara maju, masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi.
Minat baca yang tinggi sebenarnya juga terdapat di pesantren yang para santrinya mesti membaca beberapa kitab yang diwajibkan oleh gurunya. Kita bisa melihat kultur pesantren seperti ini melahirkan para santri yang cerdas.
Salah satu untuk meningkatkan minat baca masyarakat yaitu dengan mendekatkan buku kepada mereka. Aku menyadari bahwa sebagian besar orang enggan ke toko buku untuk membeli buku. Jika tak membeli buku, mereka tidak akan membaca buku.
Dengan memudahkan pembelian buku --melalui jaringan internet (e-commerce)-- aku berharap semakin banyak orang yang membeli dan membaca buku. Harapannya, "Buku adalah jendela ilmu" tidak hanya menjadi slogan kosong semata.
6. Mendapatkan Keuntungan Materi
Tak banyak memang hasil yang didapatkan dari berjualan buku. Selain sebagai "pemain baru" dalam dunia jual-beli buku, aku pun berjualan buku hanya dalam waktu-waktu luang saja. Dan memang, mendapatkan materi bukanlah tujuan pokok dalam berjualan buku.
Ada beberapa orang yang memang sukses dalam berjualan buku. Misalnya, seorang mahasiswa Jogja yang dari hasil berjualan buku bisa membiayai kuliahnya, membiayai adiknya sekolah, dan mengirimi orang tuanya uang setiap bulan.
Aku, tak seberapa mendapatkan keuntungan dari berjualan buku.
Hasil yang tak seberapa itu tetap saja membuatku merasa senang. Aku bisa mendapatkan keuntungan dari dunia yang kusukai, dunia buku.
7. Buku untuk Buku
Setiap bulan aku membeli buku. Mesti ada anggaran khusus untuk membeli buku. Nominalnya bisa sampai ratusan ribu rupiah. Membeli buku menjadi semacam kebutuhan pokok bulanan.
Dengan berjualan buku, aku mendapatkan hasil yang bisa aku gunakan untuk membeli buku. Menjual buku untuk membeli buku. Buku untuk buku.
***
Itulah beberapa alasan aku berjualan buku. Aku mendapatkan banyak manfaat dari sekadar materi.
Yang penting, apapun yang kita lakukan mestinya bisa membuat kita senang, kan.
**
Sukoharjo, 10 Januari 2016
Ditulis dini hari saat insomnia melanda
"Karena aku berjualan buku," jawabku.
Ya, beberapa bulan terakhir aku memiliki hobi baru: berjualan buku. Ada beberapa alasan mengapa aku berjualan buku.
1. Hobi yang Menyenangkan
Berjualan buku bagiku merupakan sebuah hobi. Hobi kan biasanya bertujuan untuk menyenangkan hati yang dilakukan dalam waktu senggang.
Setiap orang yang melakukan aktivitas hobinya, hatinya akan senang. Begitu pun diriku. Aku merasa senang bisa berjualan buku. Mengapa? Alasannya di bawah ini.
2. Aku Senang Bergaul dengan Buku
Aku suka buku. Koleksi bukuku sudah lumayan banyak. Mungkin seribu buku. Interaksiku dengan buku yaitu dengan membacanya --yang akhir-akhir ini waktu khusus membaca buku terasa kurang.
Aku suka menghidu aroma buku baru. Setiap membeli buku baru, seringnya aku mendekatkan buku itu di depan hidung. Lalu terciumlah aroma buku yang khas.
Di kamarku, sebagian besar bukuku tertata di rak. Sebagaian yang lain bersemayam dalam kardus karena keterbatasan rak buku. Sesekali aku melihat-lihat koleksi bukuku yang berbaris rapi di rak. Lalu, timbul semacam perasaan tenteram, tenang, bahagia di dalam hati. Mungkin ini agak aneh. Namun, kenyataanya perasaanku membaik ketika memandang buku-buku.
Dengan berjualan buku, otomatis alu akan sering berinteraksi dengan buku. Mulai dari membelinya, mengunggahnya di internet, menuliskan identitas dan deskripsinya, sampai mengirimkannya kepada pembeli. Itu aktivitas yang membuat aku senang.
3. Bisa Sering Piknik ke Toko Buku
Dulu, biasanya ada beberapa orang yang nitip beli buku saat aku ke toko buku. Aku merasa senang dititipi seperti itu. Meskipun membelikan untuk orang lain, namun kenikmatan mencari dan membeli buku tetap ada.
Bagiku, toko buku memang tempat rekreasi. Tempat untuk menghibur hati. Dengan melihat-lihat buku-buku yang terpajang, hatiku merasa senang.
4. Bisa Berinteraksi dengan Sesama Pecinta Buku
Orang yang membeli buku pasti membutuhkan buku itu sebagai bahan bacaan. Interaksi sesama pembaca buku ini menimbulkan kesenangan tersendiri.
Berjualan buku juga membawaku mengenal orang-orang sesama penjual buku di dunia maya. Aku perhatikan hampir semua penjual buku di daring adalah pecinta buku.
Para penjual buku itu, rata-rata para pemikir, peminat ilmu, intelektual kampus, juga penulis, dan pengusaha. Aku mendapat banyak manfaat dari pertemanan dengan mereka. Wawasanku lebih terbuka.
Berteman dengan para penjual buku lain, membuatku berminat membeli buku-buku yang ditawarkan. Banyak buku dengan tema menarik yang menggoda diri untuk membelinya.
Buku-buku baru dengan tema yang selama ini belum kujamah, akhirnya kucicipi juga. Dan aku membatin, ke mana saja aku selama ini hingga tak mencicipi buku-buku bagus itu. Lalu, aku semakin sadar betapa aku selama ini bodoh. Dan betapa bahagianya menyadari bahwa diri ini bodoh.
5. Memberi Manfaat bagi Orang Lain
Aku membaca buku dan aku memetik banyak manfaatnya. Aku pun ingin orang lain juga bisa mengambil manfaat dari membaca buku. Apatah lagi, minat baca di Indonesia ini tergolong rendah. Rata-rata negara maju, masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi.
Minat baca yang tinggi sebenarnya juga terdapat di pesantren yang para santrinya mesti membaca beberapa kitab yang diwajibkan oleh gurunya. Kita bisa melihat kultur pesantren seperti ini melahirkan para santri yang cerdas.
Salah satu untuk meningkatkan minat baca masyarakat yaitu dengan mendekatkan buku kepada mereka. Aku menyadari bahwa sebagian besar orang enggan ke toko buku untuk membeli buku. Jika tak membeli buku, mereka tidak akan membaca buku.
Dengan memudahkan pembelian buku --melalui jaringan internet (e-commerce)-- aku berharap semakin banyak orang yang membeli dan membaca buku. Harapannya, "Buku adalah jendela ilmu" tidak hanya menjadi slogan kosong semata.
6. Mendapatkan Keuntungan Materi
Tak banyak memang hasil yang didapatkan dari berjualan buku. Selain sebagai "pemain baru" dalam dunia jual-beli buku, aku pun berjualan buku hanya dalam waktu-waktu luang saja. Dan memang, mendapatkan materi bukanlah tujuan pokok dalam berjualan buku.
Ada beberapa orang yang memang sukses dalam berjualan buku. Misalnya, seorang mahasiswa Jogja yang dari hasil berjualan buku bisa membiayai kuliahnya, membiayai adiknya sekolah, dan mengirimi orang tuanya uang setiap bulan.
Aku, tak seberapa mendapatkan keuntungan dari berjualan buku.
Hasil yang tak seberapa itu tetap saja membuatku merasa senang. Aku bisa mendapatkan keuntungan dari dunia yang kusukai, dunia buku.
7. Buku untuk Buku
Setiap bulan aku membeli buku. Mesti ada anggaran khusus untuk membeli buku. Nominalnya bisa sampai ratusan ribu rupiah. Membeli buku menjadi semacam kebutuhan pokok bulanan.
Dengan berjualan buku, aku mendapatkan hasil yang bisa aku gunakan untuk membeli buku. Menjual buku untuk membeli buku. Buku untuk buku.
***
Itulah beberapa alasan aku berjualan buku. Aku mendapatkan banyak manfaat dari sekadar materi.
Yang penting, apapun yang kita lakukan mestinya bisa membuat kita senang, kan.
**
Sukoharjo, 10 Januari 2016
Ditulis dini hari saat insomnia melanda
0 komentar:
Post a Comment