Di bawah naunagan sebuah pohon talok, dua orang jomblo sedang bercakap-cakap. Sebut saja namanya Wan dan Kris.
"Eh, aku beberapa kali ditawari taaruf dengan perempuan," kata Wan membuka obrolan serius. "Tapi, aku merasa tidak ada yang cocok. Aku merasa perempuan-perempuan yang ditawarkan kepadaku itu kurang cantik. Menurutmu, salah nggak sih kalau aku mau mencari perempuan yang cantik?"
"Menurutku, hal itu tidak salah," kata Kris dengan nada bicara sok bijak. "Laki-laki fitrahnya memang menyenangi perempuan yang cantik."
"Oh, begitu," kata Wan.
"Tapi," kata Kris, "konsep cantik itu bersifat manasuka. Sangat relatif. Saat kamu suka dengan seorang perempuan, maka perempuan itu menjelma cantik dalam pandanganmu --meskipun menurutmu sebelumnya ia tidak cantik."
"Masuk akal sekali," timpal Wan sambil manggut-manggut.
"Apalagi, seiring bertambah usia, pandanganmu terhadap konsep cantik itu tak melulu diproyeksikan dengan kulit putih, pipi berlesung pipit, bibir tipis, atau tampilan fisik lain. Kamu bisa saja menemukan kecantikan dari perempuan yang cerdas. Kamu bisa menemukan kecantikan dari perempuan yang baik, jujur, salehah," lanjut Kris memberi semacam kuliah singkat.
"Jadi, intinya nggak perlu terlalu muluk-muluk mencari calon istri yang cantik?" tanya Wan.
"Kalau aku, tetap akan mencantumkan kriteria cantik dalam mencari calon istri. Haaha..." jawab Kris sambil manjat pohon talok.
wewww kwereen yaa
ReplyDeleteTempat Nongkrong Di Bali