Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Monday, December 10, 2012

Aku ini Seorang Pemalas


Aku ini seorang pemalas. Banyak kawan-kawanku yang langsung menyetujui pernyataan yang jujur dariku itu. Dari kawan SMP, STM, kawan mahasiswa. Terlebih lagi kawan-kawan dekatku. Mereka akan langsung menerima pernyataan itu tanpa perlu melakukan penelitian kualitatif secara mendalam.

Rasa malas sepertinya timbul saat aku menginjak kelas 6 SD. Aku ini dulu pintar lho. Sejak kelas 4 SD aku selalu menduduki peringkat 3 besar, seringnya malah peringkat satu di kelas. Waktu kelas 6 ini mulai deh penyakit malas bersemayam dalam badan dan pikiranku. Saat mendekati Ujian Nasional SD aku justru malas belajar. Pada umumnya tuh, siswa sekolah akan ramai-ramai belajar dengan rajin saat mendekati ujian. Berhubung aku ini pemalas, aku santai-santai saja. Belajar cuma ala kadarnya saja dan lebih banyak nonton tivinya. Alhasil, jumlah nilai ujianku cuma menduduki peringkat empat di sekolah.

Saat SMP, sifat pemalasku menjadi-jadi. Aku sudah mulai suka bolos sekolah. setidaknya seminggu sekali aku membolos sekolah (hehe... hebat kan! Tapi jangan ditiru, ya!). Saat mendekati ujian aku juga tidak rajin belajar, sama seperti saat SD.

Dulu saat bangun kesiangan, aku bolos. Saat malas berangkat ke sekolah, aku bolos. Saat pagi hari masih mengantuk, aku bolos. Saat tahu pelajaran hari ini akan membosankan, aku bolos. Saat tahu guru yang mengajar killer, aku bolos. Saat hari senin, aku sering bolos. Hari favoritku untuk membolos adalah hari Senin (karena adanya upacara) dan hari Sabtu (karena ada pelajaran yang susah).

Saat STM, aku tetap seorang pemalas. Justru aku masuk STM karena aku sudah malas belajar. Kalau di STM itu kan lebih banyak praktek daripada teori. Lha, aku suka itu. Jadi, bakalan sedikit porsi untuk belajar. Apalagi lulusan STM kan langsung diproyeksikan untuk masuk ke dalam dunia industri kerja. Jadi, tak perlu lagi belajar. Beda kalau SMA, banyak teori, trus sesudah lulus SMA mesti kuliah. Belajar lagi.

Takdir Tuhan memang tiada yang tahu. Aku yang menghindari kuliah dan tidak pernah terpikirkan untuk kuliah, akhirnya masuk juga di perguruan tinggi. Hadeuh.....
Saat kuliah, aku tetaplah seorang pemalas. Dan teman-teman sekelasku pasti akan dengan senang hati memberikan testimoni tentang kemalasanku. Aku masih sering bolos kuliah. Datang kuliah terlambat. Bahkan, ujian pun aku datang terlambat, dan itu tidak hanya sekali tapi berkali-kali (hadeuh... parah banget ya).

Aku juga pernah tidur di kelas saat "didongengkan" dosen. Secara gitu, badan lemes, ngantuk (karena habis begadang), suasana mendukung banget, angin sepoi-sepoi berhembus sejuk, kicauan burung terdengar dari luar, dan dedaunan bergoyang-goyang tertiup angin. Ditambah lagi suara dosen yang pelan dan datar. Siapa coba yang bisa menahan godaan sebesar itu. Dan aku tidur di kelas tidak hanya sekali.

Aku ini memang pemalas. Namun, bukan berarti aku ini tidak punya cita-cita tinggi. Bukan berarti aku tidak punya semangat. Aku memang pemalas dalam beberapa hal dan aku bersemangat dalam beberapa hal yang lain.

Bagaimanapun, aku ini seorang pemalas. Demikianlah.


*Sukoharjo, 11 Desember 2012


0 komentar:

Post a Comment