Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Friday, February 14, 2020

Bagaimana Cara Menjaga Daya Baca Buku?




Jumlah buku yang saya baca tahun ini hanya setengah dari jumlah buku yang bisa saya rampungkan tahun lalu. Tahun ini kesibukan bertambah sehingga cukup sulit meluangkan waktu untuk membaca buku. Namun, saya selalu berusaha menjaga daya baca buku saya agar tidak menurun drastis.

Menjaga daya baca buku tidaklah mudah. Kita selalu beralasan tidak punya waktu untuk membaca. Alasan itu terkadang benar, tetapi lebih banyak tidaknya. Nah, berikut ini tips saya dalam menjaga daya baca buku.

(1) Sediakan Buku Dekat dengan Kita
Saya menyediakan buku di tempat-tempat yang sering saya tinggali. Di kamar tidur, saya menaruh beberapa buku, juga ruang tengah tempat makan yang sekaligus tempat rak buku.

Ketika di rumah, mudah bagi saya untuk meraih buku yang saya ingin baca. Begitu pun di tempat kerja. Saya menaruh beberapa buku di atas meja kerja. Sewaktu-waktu ingin membaca, saya bisa memilih salah satu buku tersebut.

(2) Baca Beberapa Buku dalam Rentang Waktu Bersamaan
Maksudnya, saya membaca beberapa buku dalam satu waktu secara bergantian. Terkadang saya merasa bosan membaca satu buku secara terus menerus sehingga saya perlu mengalihkan minat baca pada buku lain.

Oleh karena itu, dalam satu waktu ada beberapa buku yang sedang dalam proses pembacaan. Ketika bosan dengan fiksi, saya beralih ke nonfiksi. Bosan dengan satu buku, beralih ke buku lain.

(3) Wajib Baca Buku Setiap Hari
Saya meniatkan diri untuk membaca buku setiap hari meskipun hanya satu halaman. Jika sedang santai dan nyaman dalam membaca, sekali duduk saya bisa membaca puluhan halaman.

Namun, adakalahnya waktu dan temapt kurang mendukung. Dalam keadaan seperti itu, saya akan berusaha membuka buku, membacanya seberapapun banyaknya, meskipum hanya satu halaman. Hal ini penting dilakukan agar daya baca buku tidak menurun drastis.

Dengan membiasakan membaca buku setiap hari, saya merasakan aktivitas membaca menjadi sebuah kebutuhan. Rasanya ada yang kurang jika dalam satu hari tidak membuka buku.

(4) Secangkir Kopi Pelengkap Membaca Buku
Aktivitas membaca buku paling menyenangkan ketika sambil minum secangkir kopi. Kopi dan buku adalah perpaduan luar biasa untuk menikmati pagi atau sore hari.

(5) Berbincang Buku
Membicarakan isi buku dengan orang lain dapat meningkatkan minat baca. Membicarakan isi buku bisa dilakukan kepada orang-orang terdekat atau kepada khalayak umum melalui media.

***
Minggu, 22 Desember 2019
Ttd.

Kaum rebahan di hari libur.




Tuesday, February 11, 2020

3 Buku Nonfiksi Terbaik Tahun 2019


Tahun 2019 saya membaca sebanyak 23 buku nonfiksi berbagai genre: sejarah, budaya, sastra, dan sains popular. Dari 23 buku tersebut saya memilih 3 buku nonfiksi terbaik yang saya baca pada tahun 2019.

(1) TUJUH PELAJARAN SINGKAT FISIKA
Penulis: Carlo Rovelli | penerjemah: Zia Anshor | penerbit: Gramedia | terbit: 2018 | tebal: viii + 70 halaman

Fisika adalah salah satu pelajaran yang tak menarik minat saya saat sekolah. Konsepnya begitu abstrak dan rumus-rumusnya begitu rumit. Itu pun baru teori Fisika yang diajarkan pada jenjang sekolah menengah.

Teori tentang relativitas umum, mekanika kuantum, zarah-zarah dasar, gravitasi, lubang hitam, dan arsitektur jagat raya menjadi lebih rumit lagi. Satu pembahasan dari hal-hal tersebut sudah membuat orang bisa membenci. Namun, Carlo Rovelli telah menyelamatkan Fisika dan menyelamatkan orang-orang dari ketidaktahuan gambaran besar alam semesta.

Dalam 78 halaman, Carlo Rovelli menjelaskan secara sederhana dengan bahasa popular tentang tujuh pelajaran dalam Fisika. Saat membaca halaman per halaman, kita seperti didongengi oleh kakek yang bijaksana yang membuat perhatian kita tak mau beralih darinya. Di tangan Rovelli, Fisika menjadi sosok yang bersahabat dan ramah.
"Ada garis depan tempat kita belajar, dan hasrat kita akan pengetahuan terus membara. Pengetahuan ada di sudut-sudut terkecil tatanan ruang, di asal usul jagat raya, di hakikat waktu, di fenomena lubang hitam, dan di proses pemikiran kita sendiri. Di sana, di ujung pengetahuan kita, di depan samudra ketidaktahuan, bersinarlah misteri dan keindahan dunia. Sungguh menakjubkan."

(2) THE HARMONY OF HUMANITY
Penulis: Raghib Sirjani | penerjemah: Fuad Syaifudin Nur, dkk | penerbit: Pustaka Al Kautsar | terbit: 2015 | tebal: xii + 796 halaman

Dalam The End of History, Francis Fukuyama mengemukakan bahwa demokrasi liberal merupakan titik akhir evolusi ideologi umat manusia. Namun, kenyataan sejarah membuktikan sebaliknya: demokrasi liberal mengalami kemunduran dan bahkan penolakan di beberapa negara.

Di sisi lain, Samuel P. Huntington dalam The Clash of Civilization meniscayakan adanya benturan yang terjadi antarperadaban. Beberapa pihak ditudingnya sebagai ancaman --bagi Amerika Serikat-- sehingga perlu diwaspadai dan diantisipasi. Bagi Huntington, benturan antarperadaban tak terelakkan.

Raghib Sirjani beranggapan lain. Dunia tidaklah bisa menganut demokrasi liberal seluruhnya. Dunia tidak pula harus menjadi ajang benturan antarperadaban. Raghib Sirjani menawarkan teori baru: pergaulan antarperadaban. Teori ini didasari atas persamaan manusia.
"Karena kita semua memang warga dari umat manusia. Oleh karena itu, kita pasti 'sama' dalam begitu banyak hal yang berkali-kali lipat jumlahnya dibandingkan hal-hal yang kita berbeda di dalamnya."

Solusi yang ditawarkan oleh Raghib Sirjani ialah pergaulan antarperadaban, proses saling mengenal dan memahami.
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal." (Q.S. Al-Hujurat: 13)

(3) ASTROFISIKA UNTUK ORANG SIBUK
Penulis: Neil deGrasse Tyson | penerjemah: Zia Anshor | penerbit: Gramedia | terbit: 2018 | tebal: xii + 146 halaman

Terkadang saat memandang bintang-bintang di langit malam, kita bertanya-tanya: ada apa di luar sana, seberapa luas semesta, bagaimana awal dari segalanya ini. Namun esok hari, kesibukan menenggelamkan pertanyaan-pertanyaan tersebur.

Nah, Neil deGrasse Tyson bersedia meluangkan waktunya menjelaskan alam semesta kepada orang-orang yang tak punya waktu khusus untuk mempelajarinya. Tyson membeberkan hal-hal terkait astrofisika secara sederhana dan bakal mudah dipahami. Tentang big bang, relativitas umum, zat gelap, energi gelap, cahaya, planet dan lainnnya. Semakin kita memahami alam semesta, semakin kita kagum dengannya.
"Kita bukan sekadar hidup di alam semesata. Alam semesta hidup dalam diri kita."



Review Film Green Book (2018)


"Karena jenius saja tidak cukup. Butuh keberanian untuk mengubah hati orang."

***
Amerika Serikat tahun 1960-an.
Diskriminasi ras masih kuat. Rasisme terhadap orang berkulit hitam masih menjadi budaya kebanyakan masyarakat kulit putih. Orang kulit hitam menduduki kelas kedua. Bahkan, bagi seorang pianis terkenal, Don Shirley (Mahershala Ali).

Don Shirley yang berkulit hitam bersama dua rekannya yang berkulit putih --Oleg dan George-- mengadakan tur musik di berbagai kota. Untuk itu, Don Shirley membutuhkan seorang sopir sekaligus bodyguard, yaitu Tony "Lip" Vallelonga (Viggo Mortensen), seorang berkulit putih berkebangsaan Itali.

Selama perjalanan tur tersebut, terjadi banyak pertentangan antara Don Shirley dan Tony karena sifat keduanya yang bertolak belakang. Namun, akhirnya terjalin persahabatan di antara mereka. Dalam salah satu adegan, Don Shirley membantu Tony menulis surat bagi istrinya. Dalam adegan lain, Tony menyelamatkan Don Shirley dari keroyokan orang kulit putih di bar.

Don Shirley adalah orang berkulit hitam yang berpendidikan, memiliki tata krama, dan bertutur kata sopan. Ia adalah orang kaya --yang menjadikannya berbeda dengan orang berkulit hitam lainnya.

"Dan aku menderita sendirian karena aku tak diterima kaumku karena aku juga tak mirip mereka. Kalau aku tak cukup hitam dan tak cukup putih dan tak cukup jantan, lalu siapa aku?"

Karakter Tony berkebalikan dengan Don Shirley. Ia adalah orang kulit putih yang urakan, cenderung arogan, dan suka berkata kotor. "Aku tinggal di jalanan. Kau duduk di singgasana. Jadi, ya, duniaku lebih hitam daripada duniamu," kata Tony kepada Don Shirley.

Konser musik Don Shirley dihadiri oleh kalangan atas orang kulit putih. Di atas panggung, Don Shirley adalah bintang. Namun, ketika turun panggung orang-orang tetap bersikap rasis.

"Kulit putih kaya membayarku bermain piano untuk mereka karena itu membuat mereka merasa berbudaya. Namun, saat aku keluar panggung, aku kembali menjadi Negro bagi mereka," ungkap Don Shirley.

Pada satu adegan, Don Shirley tidak diperbolehkan oleh manajer restoran untuk makan di restoran tempat ia akan tampil bermain piano.

Don Shirley lebih memilih mengadakan tur musik ke beberapa kota daripada di satu tempat --yang bayarannya tiga kali lipat-- karena ingin mengubah pandangan masyarakat tentang kulit hitam.

"Kau pernah tanya mengapa Dr. Shirley melakukan ini? Kuberi tahu," kata Oleg kepada Tony, "karena jenius saja tidak cukup. Butuh keberanian untuk mengubah hati orang."

Naskah Green Book ditulis oleh Nick Vallelonga --anak dari Tony "Lip" Vallelonga. Film ini diinspirasi dari kisah nyata persahabatan kedua karakter: Don Shirley dan Tony Vallelonga. Persahabatan yang ganjil pada masa itu karena tak biasa ada persahabatan antara kulit putih dan kulit hitam.

Film yang disutradari oleh Peter Farrelly ini menyajikan alur yang datar. Namun, karakter Don Shirley dan Tony berhasil diperankan secara apik. Interaksi keduanya begitu hidup menghadirkan ketegangan, simpati, hingga komedi.

Green Book memenangi 3 piala Oscar untuk kategori:
- Best Motion Picture of the Year
- Best Performance by an Actor in a Supporting Role
- Best Original Screenplay

***
- Judul: Green Book
- Sutradara: Peter Farelly
- Penulis naskah: Nick Vallelonga, Brian Hayes Curry, Peter Farelly
- Aktor: Viggo Mortensen, Mahershala Ali, Linda Cardellini, Dimiter D. Marinov, Mikke Hatton
- Genre: biografi, komedi, drama
- Tahun rilis: 2018
- Durasi: 130 menit


***
GREEN BOOK
☆ 8,0