Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Sunday, August 27, 2023

23 Pelajaran Tentang Kebahagiaan



Hasil Pencarian Makna Kebahagiaan oleh Hector

Pelajaran 1:
"Membuat perbandingan bisa merusak kebahagiaan."

Pelajaran 2:
"Kebahagiaan sering kali datang di saat-saat yang paling tidak terduga."

Pelajaran 3:
"Banyak orang yang melihat kebahagiaan hanya berada di masa depan."

Pelajaran 4:
"Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan itu berasal dari kemampuan mendapatkan kekuasaan lebih besar atau uang lebih banyak."

Pelajaran 5:
"Terkadang kebahagiaan itu adalah tidak mengetahui seluruh kenyataan yang ada."

Pelajaran 6:
"Kebahagiaan adalah sebuah perjalanan jauh di pegunungan yang indah dan asing."

Pelajaran 7:
"Memikirkan kebahagiaan sebagai sebuah tujuan merupakan kekeliruan."

Pelajaran 8:
"Kebahagiaan adalah kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai."

Pelajaran 8b:
"Ketidakbahagiaan adalah terpisahkan dari orang-orang dicintai."

Pelajaran 9:
"Kebahagiaan adalah mengetahui keluarga kita tidak kekurangan apapun."

Pelajaran 10:
"Kebahagiaan adalah melakukan pekerjaan yang kita senangi."

Pelajaran 11:
"Kebahagiaan adalah memiliki rumah dan kebun sendiri."

Pelajaran 12:
"Lebih sulit untuk merasa bahagia di sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang jahat."

Pelajaran 13:
"Kebahagiaan adalah merasa berguna bagi orang lain."

Pelajaran 14:
"Kebahagiaan adalah dicintai karena diri kita apa adanya."

Pelajaran 15:
"Kebahagiaan hadir ketika kita merasa benar-benar hidup."

Pelajaran 16:
"Kebahagiaan adalah mengetahui cara merayakan sesuatu."

Pelajaran 17:
"Kebahagiaan adalah peduli terhadap kebahagiaan orang-orang yang kita cintai."

Pelajaran 19:
"Matahari dan laut membuat semua orang bahagia."

Pelajaran 20:
"Kebahagiaan adalah cara pandang terhadap sesuatu."

Pelajaran 21:
"Persaingan meracuni kebahagiaan."

Pelajaran 22:
"Wanita lebih peduli untuk membuat orang lain bahagia dibandingkan pria."

Pelajaran 23:
"Kebahagiaan berarti memastikan bahwa orang-orang yang berada di sekeliling kita bahagia."

*
Pelajaran 18 yang dicoret oleh Hector:
"Kebahagiaan bisa berarti kebebasan untuk mencintai lebih dari satu wanita pada saat bersamaan."


Indonesia dalam Novel The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared



Novel The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared adalah karya Jonas Jonasson, seorang penulis Swedia. Novel ini menceritakan petualangan Allan Karlson di beberapa negara untuk kepentingan mengajarkan cara membuat bom, dimasukkan dalam kamp konsentrasi, atau sekadar untuk berlibur.

Indonesia menjadi salah satu negara yang disinggahi Allan. Inilah beberapa cerita Allan terkait dengan Indonesia. Oya, tidak hanya Indonesia yang diceritakan dengan gaya semacam ini, negara-negara lainnya juga terkena keisengan si penulis.
Amanda awalnya seorang pelayan yang sering salah membawakan minuman pesanan Allan dan temannya. Amanda juga tak bisa hitung menghitung. Karena menikah dengan Herbert --teman Allan-- yang punya banyak uang, Amanda ingin memiliki gelar sarjana. Ia pun akhirnya "kuliah".

"Amanda juga sibuk. Pertama dia sekolah, dan sekarang dia sarjana ekonomi. Perlu waktu beberapa minggu dan biayanya mahal sekali, tetapi akhirnya dia mengantongi ijazahnya. Nilai-nilainya juga sangat bagus, dari salah satu universitas terkemuka di Jawa." (halaman 362)
Dapat ijazah S1 cuma butuh beberapa minggu. Tentu biayanya mahal. Di Indonesia semua jadi mudah dan cepat dengan uang?

Setelah mendapat gelar sarjana ekonomi, Amanda berniat ikut pemilihan gurbernur Bali. Dengan modal uang yang banyak, ia pun berhasil memenangkan pemilu.

"Pemilihan gurbernur itu keberhasilan untuk Amanda. Dia memenangi lebih dari delapan puluh persen suara, dan lawannya mendapat 22 persen. Sang lawan berpikir, jumlah suara yang lebih dari seratus persen mengindikasikan pemilihan tidak berjalan dengan adil, tetapi pengadilan segera menolak keberatannya dan mengancamnya dengan konsekuensi serius jika dia terus mencemarkan nama baik gurbernur terpilih, Ny. Einstein (Amanda--edt). Sebelum pengumuman sidang, kebetulan Amanda bertemu kepala sidang untuk minum teh." (hlaman 364-365)

Minum teh itu memang perlu untuk menjalin komunikasi dan melancarkan urusan. Khususnya terkait masalah hukum di Indonesia.

Ketika menceritakan salah satu pemimpin negeri ini, saya tertawa membacanya...
"Ketika asap telah hilang, tidak seorang pun dari 200 juta penduduk Indonesia yang masih menganut ide-ide komunis (supaya aman, komunis dinyatakan sebagai kejahatan). Misi berhasil diselesaikan oleh ***, yang sekarang mengundang AS dan dunia Barat untuk turut menikmati kekayaan negeri itu. Ini membuat roda ekonomi berputar, orang hidup lebih baik, dan terutama *** sendiri menjadi sangat kaya raya. Lumayan juga untuk serdadu yang mengawali karier militernya dengan menyelundupkan gula." (halaman 368)
Bisa menebak siapakah tokoh ***? Sengaja saya sensor...

Yang berikut ini lebih lucu lagi --atau tepatnya miris. Allan dan teman-temannya perlu izin mendarat di Indonesia --sedangkan penerbangannya tidak terdaftar. Terjadilah dialog antara Alan dengan petugas pengatur lalu lintas udara.
"Jangan khawatir," kata Allan dan mengambil alih. "Halo? Apa ini bandara Bali?" tanyanya dalam bahasa Inggris, dan menerima jawaban, mereka harus segera menyebutkan identitas mereka kecuali mereka ingin berhadapan dengan Angkatan Udara Indonesia."

"Nama saya Dolar," kata Allan. "Seratus ribu dolar."
Petugas pengatur lalu lintas udara itu terdiam. Si kapten Indonesia dan kopilotnya menatap Allan dengan kagum.

"Saat ini petugas dan teman-teman terdekatnya sedang menghitung berapa orang yang akan mendapat bagian," Allan menjelaskan.
"Saya tahu," kata si kapten.

Beberapa detik berlalu, sebelum pemandu penerbangan mengontak mereka lagi.
"Halo, Anda masih di sana, Tuan Dolar?"
"Ya," kata Allan.

"Maaf, siapa nama depan Anda, Tuan Dollar?"
"Seratus ribu," kata Allan. "Saya Tuan Seratus Ribu Dolar, dan saya minta izin untuk mendarat di bandara Anda."

"Maaf, Tuan Dolar, suaranya jelek sekali. Maukah Anda menyebutkan nama depan Anda lagi?"
Allan menjelaskan kepada si kapten bahwa petugas sekarang mulai tawar-menawar.
"Saya tahu," kata si kapten.

"Nama depan saya Dua Ratus Ribu," kata Allan. "Apa kami boleh mendarat?"
"Sebentar, Tuan Dolar," kata pemandu penerbangan dan berdiskusi dengan rekan-rekannya. Kemudian, dia berkata, "Selamat datang di Bali, Tuan Dolar. Senang Anda berkunjung kemari."

Allan mengucapkan terima kasih kepada pemandu penerbangan.
"Ini pasti bukan kunjungan pertama Anda," kata si kapten dan tersenyum.
"Indonesia adalah negara di mana segalanya mungkin," kata Allan.

Yang terakhir, ketika Allan didatangi oleh perwakilan pemeritah Indonesia....
Allan mempersilakan perwakilan pemerintah Indonesia itu duduk. Lalu, dia menjelaskan, dia telah memberikan cara membuat bom itu kepada Stalin dan itu merupakan kekeliruan karena ternyata Stalin orang gila. Jadi, pertama-tama, Allan ingin tahu keadaan mental Presiden Indonesia. Perwakilan pemerintah menjawab, Presiden *** adalah orang yang sangat bijaksana dan bertanggung jawab.
"Saya senang mendengarnya," kata Allan. "Kalau begitu, dengan senang hati saya bersedia membantu."
(halaman 503)

.........................................................
Itulah beberapa cerita tentang Indonesia dalam novel-yang-berjudul-panjang dengan sampul berwarna hijau itu. Novel ini memang absurd dan konyol.
Novel yang bersampul warna orange adalah novel kedua Jonas Jonasson. Ceritanya nggak kalah absurd: orang Afrika berkulit hitam yang harus menyembunyikan diri --dan bom atom-- karena dikejar agen Mossad.


Buku yang Bertualang



Aku punya sebuah gagasan: Buku yang berpetualang.

Sebuah buku memiliki perjalanannya masing-masing. Setelah keluar dari dapur cetak, ia akan mengikuti jalan takdirnya: diangkut distributor, dipajang di toko buku, ditimang-timang para calon pembeli, dibawa ke kasir, dibuka dan dibaca, diletakkan di rak. Atau buku itu berpindah tangan. Tidak hanya ke satu orang, tapi ke beberapa orang secara bergantian. Dibaca banyak orang. Atau buku itu sama sekali tak laku. Dikembalikan ke penerbit untuk kemudian menemui ajalnya di mesin pencacah kertas.

Buku yang berpetualang. Ialah buku yang akan berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain, sepanjang waktu sampai ia menjumpai akhir takdirnya.

Buku itu akan mengalami perjalanan yang panjang dan petualangan yang hebat. Hingga akhirnya buku itu akan melakukan perjalanan terakhirnya. Ia pun akan musnah, terbakar, terkubur, atau apapun yang akan terjadi padanya. Tapi, ia merasa puas karena telah melalui banyak hal. Ia telah menyongsong takdirnya untuk menjelajah semesta.

Dengan ini, aku ingin memperjalankan buku-buku. Aku ingin buku-buku itu berpetualanag. Dibaca banyak orang dari berbagai tempat dan waktu.

Teknisnya begini: aku akan membaca sebuah buku. Setelah selesai, akan kutuliskan nama, asal, tanggal selesai baca, dan kesan terhadap buku itu pada halaman terakhir buku. Setelah itu aku akan memberikan buku itu kepada orang lain. Orang tersebut akan membaca dan menuliskan seperti yang kutulis di halaman terakhir. Setelah selesai, orang tersebut akan memberikan buku kepada orang lain. Dan seterusnya.... dan seterusnya....

Dan kita akan lihat sejauh mana buku itu akan berpetualang.
Apakah gagasan ini cukup menarik?





Begini Seharusnya Menjadi Guru



Buku yang aslinya berjudul Al-Muallim Al-Awwal ini ditulis oleh Fu'ad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, seorang pengajar di Riyadh. Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit Darul Haq dan menempati rak best seller karena hampir setiap tahun cetak ulang.

Buku yang tidak terlalu tebal ini --188 halaman-- memuat tiga pokok bahasan. Bab I membahas karakter-karakter yang harus dimiliki oleh seorang pengajar. Di antaranya, ikhlas, jujur, adil, berakhlak mulia, tawadlu, dan sabar.

Bab II memuat pembahasan tugas dan kewajiban seorang pengajar. Di antaranya menanamkan iman, memberikan nasehat, lemah lembut dalam mendidik, serta memberikan penghargaan dan sanksi.

Bab III mengambil porsi paling banyak dalam buku ini. Setengah dari buku ini merupakan pembahasan bab III, yaitu sistem dan metode mengajar yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Terdapat dua puluh pasal dalam bab III. Setiap pasal dibahas secara to the point, tidak bertele-tele. Penulis menjelaskan sistem dan metode yang dimaksud, kemudian memberikan contoh sikap dan perilaku dari Rasulullah Saw, dan diakhiri dengan kesimpulan. Sistematika pembahasan seperti ini memudahkan pembaca dalam memahaminya.

Pada bab III ini saya terkadang tersentak mendapati ilmu dan pemahaman baru dari sebuah hadits yang sebelumnya pernah atau sering saya baca/dengar. Misalnya hadits yang berbunyi, "Perumpamaan mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujjah, rasanya enak serta baunya wangi, ...." (dst. hingga akhir hadist).

Dalam hadits tersebut penulis memetik metode pembelajaran dengan membuat permisalan/perumpamaan. Keutamaan mukmin yang membaca Al-Quran adalah sesuatu yang abstrak, yang tidak bisa dibayangkan pikiran. Perumpamaannya berupa buah uttrujjah sebagai buah yang enak adalah sesuatu yang konkret dan bisa diketahu dengan indera.

Dengan pendekatan ini, pemahaman sebuah konsep ternyata bisa lebih mudah dipahami.
Di dalam pembelajaran di kelas, tentu ada konsep dan istilah yang susah dipahami oleh siswa. Jika guru bisa memberikan perumpamaan yang tepat --yang konkret dan kontektual-- tentu kesulitan siswa tersebut bisa teratasi.

Demikian salah satu pembahasan metode pembelajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Masih banyak pembahasan metode lainnya dalam buku ini.


Kisah Sebatang Pensil



Pelajaran hidup bisa diambil dari siapa saja, apa saja, dan di mana saja. Ahli hikmah senantiasa memperhatikan sekitar, mengamati dan memahami, merenungi dan mengambil hikmah, baik dari manusia, binatang, alam, atau benda-benda "remeh" di sekitar.
Pelajaran dari sebatang pensil ini disampaikan oleh Paulo Coelho dalam bukunya, Ser Comu O Rio Que Flui, yang diterjemahkan menjadi Seperti Sungai yang Mengalir. Berikut ini kisahnya.

Si anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya, “Apakah Nenek sedang menulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita ini tentang aku?”

Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata kepada cucunya, “Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata-kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah-mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti.”

Si anak lelaki merasa heran, diamatinya pensil itu, kelihatannya biasa saja.
“Tapi pensil itu sama saja dengan pensil – pensil lain yang pernah kulihat!”

“Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok yang penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.

"Pertama, kau sanggup melakukan hal-hal yang besar, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.

"Kedua, sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.

"Ketiga, pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan-kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa-apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.

"Keempat, yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.

"Dan yang kelima, pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Kau harus tahu bahwa segala sesuatu yang kau lakukan dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu."



Ciri-ciri Pengarang Menurut Paulo Coelho Muda



"Aku kepingin menjadi pengarang," kata Paulo Coelho kepada ibunya saat ia berusia lima belas tahun.

"Pernahkah kau melihat seorang pengarang?" tanya ibunya yang menginginkan anaknya itu menjadi seorang insinyur.
"Belum."

"Bagaimana mungkin kau kepingin jadi pengarang kalau kau tidak tahu persis apa artinya."
Paulo Coelho pun melakukan penelitian kecil-kecilan tentang arti menjadi pengarang, saat itu awal tahun 1960-an. Berikut ini hasil penelitian kecilnya, sebagaimana diceritakannya dalam buku Seperti Sungai yang Mengalir (Gramedia Pustaka Utama, 2108).

(1) Seorang pengarang selalu memakai kacamata dan tidak pernah menyisir rambutnya. Dia sering merasa marah tentang segala sesuatu, dan selebihnya dia merasa tertekan.

(2) Seorang pengarang mempunyai tugas dan kewajiban untuk tidak bisa dipahami oleh generasinya sendiri; dia yakin dirinya dilahirkan pada masa-masa yang tidak bermutu; dia percaya bahwa kalau dirinya gampang dimengerti, maka hilang sudah kesempatannya untuk dianggap sebagai seorang jenius.

(3) Hanya sesama pengarang yang bisa memahami apa yang hendak disampaikan seorang pengarang. Sang pengarang dan rekan-rekannya saling bersaing untuk menjadi penulis "buku yang paling rumit".

(4) Pengarang memahami istilah-istilah yang membingungkan, misalnya semiotika, epistemologi, neokonkretisme. Kalau ingin membuat kaget seseorang, dia akan berkata, misalnya, "Enstein itu orang bodoh," atau "Tolstoy adalah badutnya kalangan borjuis."

(5) Kalau hendak merayu wanita, si pengarang akan berkata, "Aku seorang pengarang," lalu menuliskan sebait puisi di serbet kertas.

(6) Seorang pengarang selalu bisa mendapat pekerjaan sebagai kritikus sastra. Dia bisa menunjukkan kemurahannya dengan menulis tentang buku-buku karangan teman-temannya. Setengah dari ulasan-ulasan semacam itu terdiri atas kutipan-kutipan dari penulis asing, dan setengahnya lagi berisi analisis tentang kalimat, selalu menggunakan istilah-istilah seperti "gaya epistemologi" atau "visi kehidupan dua dimensi yang terintegrasi."

(7) Ketika ditanya apa yang sedang dibacanya saat ini, seorang pengarang selalu menyebutkan buku yang belum pernah didengar orang lain.

(8) Hanya satu buku yang membangkitkan kekaguman para pengarang: Ulysses karya James Joyce. Tidak satu pengarang pun mencela satu buku ini. Tapi kalau ada yang bertanya kepadanya isi buku itu, dia tidak bisa memberikan penjelasan yang baik sehingga orang menjadi ragu apakah ia benar-benar sudah membacanya.


*ilustrasi gambar: kompasiana[dot]com


Mungkinkah Menulis Skripsi dalam Waktu Hanya 2 Minggu?



Mungkinkah Menulis Skripsi dalam Waktu Hanya 2 Minggu?. 
Bisa. Kalau hanya menulis, skripsi bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu. 
Benarkah?

Aku dulu menulis skripsi dalam waktu yang tergolong singkat. Sekitar 2 minggu. Kok bisa? Kan hanya menulis, jadi cepat saja.

Tapi...
Proses penelitiannya yang cukup lama: berbulan-bulan.

Pertama-tama, aku membaca-baca teori dan bahan bacaan yang berkaitan dengan objek kajian. Mencari-cari penelitian yang relevan.

Selanjutnya, aku menyusun kerangka tulisan di dalam pikiran. Aku merancang langkah penelitian dan teknis analisisnya. Kemudian, aku mulai mencari data yang diperlukan, yaitu data yang akan dianalis.

Di dalam pikiranku sudah tersusun rancangan kajian yang akan kutulis, mulai dari latar belakang hingga simpulan. Untuk melakukan itu semua membutuhkan waktu berbulan-bulan. Karena aku pemalas, itu alasannya.

Ketika sedang punya motivasi yang kuat, aku segera mewujudkan gagasanku itu dalam bentuk tulisan. Dataku sudah lengkap, kutipan-kutipan sudah tersedia, proses analisis sudah kupikirkan masak-masak di dalam kepala. Tulisanku secara umum sudah jadi di dalam pikiran. Tinggal dituangkan di atas kertas.

Diawali dengan bab pertama, kemudian dikonsultasikan. Bab pertama revisi satu kali. Ketika mengajukannya kembali, sekalian mengajukan bab kedua. Bab kedua direvisi satu kali. Ketika mengajukannya kembali, sekalian mengajukan bab ketiga. Dan seterusnya hingga bab penutup.

Aku menulis dari bab pertama hingga terakhir tanpa memedulikan konsultasi. Yang penting jadi dulu. Ketika konsultasi per bab barulah aku melakukan revisi. Aku melakukan hal itu karena aku cukup yakin bahwa tulisanku sudah cukup memadai sehingga revisi pun tidak terlalu banyak.

Proses penulisan dari bab pertama hingga penutup sekitar dua minggu. Ditambah proses konsultasi menjadi sekitas 3-4 minggu. Yang lama itu mencari tanda tangan dosen penguji, yang kebetulan pergi ke luar negeri selama beberapa hari/minggu. Hiks...

Memang apa program studinya?
Aku mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada semester-semester akhir, aku merasa cukup menguasai bidang sastra dan tak akan terlalu kesulitan menyusun skripsi bidang sastra. Aku pun menyukai sastra.

Tapi karena merasa tertantang, aku justru mengambil skripsi bidang bahasa. Biar lebih agak susah. Jadinya aku mulai banyak belajar penelitian bahasa. Dan akhirnya, skripsiku selesai juga dan diujikan dengan hasil cumlaude.

Tak bisa dipungkiri memang ada sebagian program studi yang susah banget buat nyelesain skripsi. Tapi ada hal lain yang berpengaruh juga, misalnya siapa dosen pembimbingnya, gimana kelengkapan fasilitasnya, dan terutama semangat diri untuk segera menyelesaikannya.


Film Serial Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga



Zhang Wuji adalah putra dari Zhang Cuisan dari Sekte Wu Dang dan Yin Susu dari Sekte Elang Sakti. Xie Xun yang berjuluk Singa Emas dari Sekte Ming menjadi ayah angkatnya. Kedua orang tuanya meninggal ketika terjadi perseteruan dengan orang-orang persilatan dari berbagai sekte yang ingin mengetahui keberadaan Xie Xun yang membawa Golok Pembunuh Naga.

Sejak kecil Zhang Wuji sakit-sakitan karena terkena serangan Telapak Berdarah. Ketika bertualang untuk mengasingkan diri agar bisa mati dengan tenang tanpa merepotkan kakek gurunya di Wu Dang, ia justru mendapatkan kitab jurus 9 Matahari dan berhasil menguasainya. Penyakitnya pun dapat sembuh dengan penguasaan tenaga dalam jurus 9 Matahari.

Dalam petualangannya, Zhang Wuji bertemu dengan banyak tokoh dunia persilatan. Ia tiba di Puncak Terang, pusat Sekte Ming. Karena terjebak di dalam gua jalur rahasia, ia harus mempelajari jurus Memindah Langit dan Bumi milik Sekte Ming yang diperolehnya di dalam gua.

Koalisi beberapa sekte mengepung Sekte Ming di Puncak Terang. Zhang Wuji--meskipun memiliki dendam dengan pimpinan berbagai sekte yang telah membuat orang tuanya meninggal--berusaha menjadi penengah dua pasukan.

Dengan jurus 9 Matahari dan jurus Memindahkan Langit dan Bumi, Zhang Wuji berhasil mengalahkan pemimpin berbagai sekte. Oleh karenanya, para pemimpin sekte setuju untuk berhenti menggempur Sekte Ming dan kembali ke tempat masing-masing. Karena jasanya dalam menyelamatkan Sekte Ming dari kehancuran, Zhang Wuji diangkat menjadi Ketua Sekte Ming.

Sebagai ketua sekte, Zhang Wuji berusaha membawa kedamaian di dunia Dataran Tengah yang sedang kacau. Ia berusaha menyatukan berbagai sekte untuk melawan pasukan Mongol yang hendak menundukkan semua sekte.

Dalam perjuangannya, Zhang Wuji harus berhadapan dengan seorang Puteri jenderal pasukan Mongol bernama Zhao Min. Zhao Min adalah gadis yang cantik, cerdik, kejam, dan licik. Dalam upaya memperoleh penawar racun, Zhang Wuji masuk perangkap Zhao Min dan harus bersumpah untuk melaksanakan 3 permintaan Zhao Min.

Hubungan tarik ulur dan naik turun antara Zhang Wuji dan Zhao Min mengakibatkan munculnya benih-benih cinta di hati mereka. Namun, mereka berasal dari dua kubu yang berseberangan.

Bagaimanakah kisah antara Zhang Wuji dan Zhao Min?

***
Saya telah menonton 50 episode serial Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga yang setiap episodenya berdurasi sekitar 40 menit. Selain aktor dan aktrisnya tampan-tampan dan cantik-cantik, serial To Liong To versi tahun 2019 ini mengalami peningkatan pada kualitas CGI dan koreografi jurus-jurus silatnya.

Selain sebagai hiburan, saya menonton serial ini sekaligus mengenang masa-masa dulu ketika menonton versi serial yang dibintangi Tony Leung (rilis tahun 1986) dan film layar lebar yang dibintangi Jet Li (1993).


Guru, Ruang Kelas, dan Seabrek Kewajiban Administrasi



Saya meyakini bahwa kunci utama tercapainya tujuan pendidikan (pembelajaran di sekolah) adalah terletak pada guru. Sebagus apapun kurikulum, secanggih apapun media pembelajaran, sebaik apapun sumber belajar, dan selengkap apapun fasilitas belajar, semuanya tidak akan optimal jika tidak dinakhodai oleh seorang guru yang profesional.

Bagi saya, tugas utama guru adalah mengajak para siswanya melaksanakan pembelajaran. Guru adalah pemimpin di dalam kelas, sekaligus pembimbing di sana. Sebagai pemimpin, guru bertanggung jawab merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Sebagai pembimbing, guru berusaha menjajari langkah siswa dalam pembelajaran, mendorongnya dengan segala motivasi, nasehat, dan arahan.

Tugas yang mengikuti profesi guru ialah menyiapkan seabrek administrasi, mengikuti berbagai pendidikan dan latihan, dan program lainnya. Tugas-tugas ini terkadang menjadi sebuah beban tersendiri sehingga tugas utama untuk mengajar menjadi terlalaikan.

Perlu ditanamkan pada diri guru bahwa tugas utamanya adalah mengajar dan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para siswa mencapai tujuannya. Tentu hal itu tanpa melupakan tugas-tugas sampingan lainnya. Tugas-tugas administratif tetap dilaksanakan semampu dan sekuatnya.

Kurikulum boleh saja berganti, media pembelajaran bisa semakin canggih, sumber belajar akan diperbaharui, dan program-program baru diluncurkan. Tapi, guru tetaplah ujung tombak dalam mencapai tujuan pendidikan.

Demikian.


Pentingnya Pendidikan Gizi Seimbang di Sekolah


Kurikulum pendidikan kita memuat banyak hal. Mulai dari akademis, minat bakat, literasi, hingga penguatan karakter. Namun, satu hal penting yang terlewat dalam kurikulum, yaitu pendidikan gaya hidup sehat, khususnya pemenuhan gizi seimbang. Padahal, gaya hidup sehat menjadi hal penting yang perlu perhatian pada masa sekarang di tengah maraknya masalah kesehatan yang diderita remaja atau pelajaran Indonesia.

Kementerian Kesehatan dalam sehatnegeriku.kemkes.go.id (2018) mengungkapkan beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh remaja. Masalah kesehatan yang dialami remaja di antaranya anemia, stunting, kurang energi kronis, dan obesitas. Masalah kesehatan tersebut berpotensi mengancam masa depan remaja Indonesia.

Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi). Anemia di kalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki. Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktivitas.

Remaja Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tinggi badan yang pendek atau disebut stunting. Rata-rata tinggi anak Indonesia lebih pendek dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih pendek 12,5 cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8 cm pada perempuan. Stunting dapat menimbulkan dampak jangka pendek, diantaranya penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan obesitas.

Masalah kesehatan yang cukup banyak dialami remaja yaitu kondisi tubuh yang kurus atau kurang energi kronis (KEK). KEK bisa disebabkan karena kurang asupan zat gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial seperti misalnya penampilan. Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk di kesehatan.

Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey tahun 2015, antara lain: tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%), dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Selain itu, remaja juga cenderung menerapkan pola sedentary life, sehingga kurang melakukan aktivitas fisik (42,5%). Hal-hal ini meningkatkan risiko seseorang menjadi gemuk, overweight, bahkan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis dan lain-lain yang berimplikasi pada penurunan produktifitas dan usia harapan hidup.

Masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh remaja di atas, dapat dicegah dan diatasi dengan menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup yang dapat diterapkan seperti mengatur pola dan porsi makan dan minum, perbanyak konsumsi buah dan sayur, banyak melakukan aktivitas fisik, hindari stres dan cukup tidur. Pemahaman tersebut harus diajarkan kepada remaja melalui pendidikan yang terstruktur, yaitu lembaga pendidikan atau sekolah. Oleh karena itu, penting untuk memasukkan pendidikan gaya hidup sehat, khususnya pemenuhan gizi seimbang, dalam kurikulum pendidikan.