"Pak guru lagi nyariin apa, sih?" "Lagi nyari jodoh, Nak." |
buat kamu : )
***
PERHATIAN!
Setelah membaca tulisan ini dilarang melakukan hal-hal berikut ini:
- Baper. Baper adalah sebuah kata abstrak yang efeknya begitu nyata menyesakkan. Jadi, bapernya masukin toples dulu.
- Ngejar-ngejar guru. Guru banyak pekerjaannya: ngajar murid, buat silabus dan RPP, bikin soal, membimbing ekstra, mendampingi outingclass, tidur saat nggak ada kerjaan, dll. Seringnya tuh, guru dikejar-kejar kepala sekolah buat segera ngumpulin silabus dan RPP. So, jangan ngejar-ngejar guru, ya.
- Naksir penulis artikel ini. Eh, kalau yang ini optional, ding. : D
Yang utama, marilah kita ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya. Salah satunya ialah limpahan rezeki melalui profesi masing-masing. Pun begitu dengan seorang guru, harus selalu bersyukur memiliki pekerjaan yang bertujuan mulia ini, sedangkan di lain pihak ada orang-orang yang sangat berharap bisa menjadi guru atau orang yang berharap memiliki pekerjaan tetap. Mari selalu bersyukur.
Menjadi guru itu asyik-asyik gimana gitu. Bisa menjadi “raja” di kelas, mengajari siswa yang sebelumnya nggak bisa menjadi bisa, bermain dan tertawa bersama para siswa, dihormati masyarakat, dll. Meski ada masa susahnya pula sih, misalnya kadang ada siswa yang tingkahnya bikin jengel dan gemes-gemes pengen nggigit, ada komplain dari orang tua, ditegur dan dimarahi kepala sekolah, ikut pelatihan duduk dari pagi sampai sore, gajinya bikin ngelus dada, dll. Tapi, bagaimanapun juga, semua tetap harus disyukuri. Mari selalu bersyukur.
Menjadi guru berarti berinteraksi dengan banyak orang. Di antaranya, berinteraksi dengan atasan langsung yaitu kepala sekolah, kemudian atasan tidak langsung yaitu kepala Dinas Pendidikan (dan seterusnya ke atas). Guru juga berinteraksi dengan kawan sesama guru. Tentu interaksi utamanya adalah dengan para siswa yang sebagiannya ada yang unyu sejak dalam kandungan dan ada yang mbalelo sejak dalam pikiran. Guru juga berinteraksi dengan orang tua siswa. Dengan masyarakat juga. Banyak deh pokoknya.
Dengan banyaknya pengalaman interaksi tersebut, seorang guru akan mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah. Ia akan bisa mengambil kebaikan, menghindari keburukan, beradaptasi dengan lingkungan sosial, dll. Semua itu akan membentuk kepribadian guru menjadi seorang yang menawan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tak dipungkiri, seorang guru pun bisa menjadi calon pendamping idaman buat kamu.
Berikut ini 9 alasan mengapa seorang guru adalah calon pendamping idaman buat kamu. Silakan simak baik-baik sambil siapkan hati yang baru.
1. Guru itu Memiliki Hati yang Tulus
Cie... tulus cie...
Seorang guru harus berusaha memiliki hati yang tulus. Sebab kenapa? Seorang guru berurusan dengan manusia. Dan manusia harus diperlakukan dengan hati yang tulus. Guru yang tidak tulus tidak akan bisa mendidik siswa dengan baik.
Seorang guru harus selalu memperbaharui niat tulusnya dalam mendidik. Apalagi guru honorer dan GTT yang gajinya sebulan cuma habis buat beli bensin sama beli mendoan, mesti sabar dan ikhlas menjalani profesi sebagai guru.
Jadi, ketulusan hati seorang guru bisa menjadi pertimbangan penting buat kamu dalam menjadikannya calon pendamping. Apa sih yang lebih berharga dari cinta yang tulus?! #Ehemm....
2. Guru itu Penuh Kasih Sayang
Mendidik siswa itu tidak mudah, lho. Apalagi siswa yang jumlahnya melebihi jumlah unsur kimia dalam tabel periodik. Mendidik banyak siswa dengan segala tingkah polahnya memerlukan pengertian dan perhatian yang besar.
Seorang anak akan mudah menerima didikan, ajaran, dan nasehat jika disampaikan dengan penuh kasih sayang. Sikap yang lemah lembut serta penuh perhatian dan kasih sayang akan menjadikan seorang guru sukses dalam mendidik siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus selalu berusaha menerapkan dan memperdalam perasaan kasih sayang kepada para siswanya.
Jadi, kamu nggak mau mendapatkan pendamping yang penuh kasih sayang? #kode
3. Guru itu Sabar
Mendidik satu anak itu relatif mudah. Mendidik sepuluh anak cukup sulit. Mendidik seratus anak? Bisa bikin pikiran pegel-pegel.
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang suka membaca buku (kayak saya dulu), ada yang suka melamun (kayak saya dulu), ada yang suka jingkrak-jingkrak di atas meja (kayak saya dulu), ada yang suka tidur di kelas (kayak saya dulu), dan ada yang naksir sama gurunya (kalau ini saya enggak). Menghadapi siswa yang bervariasi dari yang pendiam sampai yang pecicilan, dibutuhkan kesabaran yang ekstra dan pengertian yang mendalam.
Orang sabar itu kan disayang sama pasangan. Kamu pasti suka memiliki seseorang yang sabar menghadapi kamu saat kamu ngambek, jengkel, dan marah-marah.
4. Guru itu Pengertian
Seorang guru harus pengertian dengan kemampuan dan kondisi siswa. Ada siswa yang nilai Matematikanya selalu di atas sembilan puluh, ada siswa yang mencari nilai lima aja udah susahnya kayak menggapai puncak Mahameru.
Setiap siswa harus disikapi sesuai dengan karakter, latar belakang, dan kondisinya. Di situlah dibutuhkan sikap pengertian yang mendalam dari seorang guru. Seorang guru harus mau menggali dan mencari permasalahan setiap siswa. Oleh karena itu, seorang guru memiliki sikap pengertian yang mendalam.
Kamu kan pasti mendambakan seseorang yang selalu bisa kamu puji sambil senyum-senyum, “Kamu emang selalu ngertiin aku.” : ) #kodekeras
5. Guru itu Menawan
Bukan berarti guru itu memiliki wajah yang handsome n goodlooking n charming or beautiful n sweet, etc. Menawan di sini maksudnya enak dipandang. Menjadi guru harus memiliki wajah yang enak dipandang. Mengajar siswa memang harus dengan wajah yang ceria, optimis, penuh semangat, dan menjanjikan keberhasilan. Seperti motivator-motivator gitu lah yang dengan memandang wajahnya seolah-olah semua masalah kita terselesaikan.
Seorang guru harus selalu menampilkan wajah yang ramah dan menarik yang membuat siswa bersemangat untuk belajar.
Tentu kamu mau kan setiap memandang wajah pendampingmu, kamu merasa seolah-olah semua hal di dunia diciptakan dari permata dan bunga-bunga indah. Dan saat memandang matanya, seolah-olah ia berbicara, “semua akan baik-baik saja.” #glekkk...
6. Guru itu Memiliki Sifat Kebapakan atau Keibuan
Sekolah adalah “rumah kedua” bagi siswa dan guru adalah “orang tua kedua” bagi siswa. Di sekolah, siswa menjadi anak dari gurunya. Guru bertanggung jawab dalam tumbuh-kembang siswa. Disitulah, peran guru sebagai orang tua diasah terus.
Guru harus memperlakukan siswa seolah-olah anaknya sendiri sehingga guru tersebut mendidik dan mengajar dengan penuh tanggung jawab. Tak jarang, banyak anak yang lebih dekat dan terbuka kepada gurunya daripada kepada orang tua. Banyak siswa yang curhat kepada guru daripada kepada orang tua.
Guru harus memberikan kasih sayang dan perhatian layaknya orang tua kepada siswa. Dengan perannya sebagai “orang tua kedua” seorang guru yang belum memiliki pasangan dan anak, sifat kebapakan/keibuannya terus terasah. Ia akan memiliki bekal yang banyak dalam mendidik anaknya sendiri kelak.
Sifat kebapakan/keibuan ini adalah sifat yang banyak disukai orang. Kamu tentu mau pendamping hidup kamu adalah orang yang selalu bisa kamu andalkan, yang bahunya kokoh sebagai tempatmu bersandar, yang dadanya bidang dan hangat sebagai tempatmu menumpahkan perasaan. #Ahai...
7. Guru itu Pandai Memberi Nasehat
Sebagian orang suka diberi nasehat. Sebagian besar yang lain taknyaman saat diberi nasehat. Apalagi nasehat itu disampaikan dengan tanpa pertimbangan serta kata-kata yang menghakimi dan menohok. Bisa-bisa nasehat itu malah membuat perasaan jengkel.
Memberi nasehat kepada siswa bukanlah perkara mudah. Nasehat yang tidak tepat dan disampaikan dengan nada menghakimi malah bisa membuat siswa menjauh dan telinganya bertambah kebal terhadap nasehat itu. Ada siswa yang diberi nasehat satu kali langsung patuh. Ada siswa yang diberi nasehat 99 kali baru bertaubat. Nasehatnya pun harus dengan kata-kata yang menyuratkan kasih sayang.
Dalam hidup berumah tangga, pasti ada kesalahan-kesalahan yang dibuat. Dengan pendamping hidup seorang guru kamu akan mendapatkan nasehat yang menyentuh hatimu. Misalnya, ketika kamu memasak makanan terlalu asin, kata-kata yang kamu dengar bukanlah, “Ini sayur tumis upil, ya!”, tapi nasehat yang indah, “sayurnya memang enak, kamu sudah lebih pandai memasak, tapi mungkin besok takaran garamnya dikurangi sedikit ya.” Hatimu pasti langsung maknyesss, kan. #Nyessss....
8. Guru itu Humoris
Memang sih tidak semua guru itu humoris. Malah ada yang galak dan “killer”. Tapi, seorang guru harusnya memiliki sifat humoris meskipun sedikit. Mengajar siswa tidak harus melulu dengan wajah tegang dan suara berat. Bisa-bisa siswanya malah tidur atau pura-pura mendengarkan tapi pikirannya melayap ke mana-mana.
Pembelajaran di dalam kelas harus senantiasa terasa segar agar para siswa bersemangat belajar. Salah satu cara menyegarkan suasana kelas yaitu seorang guru melemparkan candaan. Humor ringan bisa menjadi ice breaking “pemecah kebekuan” saat proses pembelajaran. Apalagi jika kondisi siswa yang capek badan dan pikiran, maka harus disegarkan dengan sedikit humor. Di situlah letak pentingnya sifat humoris seorang guru dalam mendidik siswa.
Kamu pasti membutuhkan seseorang yang membuat kamu bisa tersenyum dan tertawa saat kamu berada di sampingnya. Siapa lagi orang itu kalau bukan seorang guru. : D
9. Guru itu Siap Siaga 24 Jam
Saya berpikir, guru adalah profesi 24 jam. Status guru tidak hanya melekat saat berada di sekolah saja. Di luar jam kantor, guru tetaplah guru. Guru harus menjadi teladan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Banyak pula pekerjaan yang dilakukan guru selepas jam kantor. Misalnya, banyak siswa menghubungi guru jika ada masalah atau kesulitan memahami pelajaran dan pekerjaan rumah. Tak jarang, orang tua siswa juga berkomunikasi dengan guru terkait perkembangan anaknya. Jika ada siswa yang bermasalah dan penyelesaiannya tak bisa ditunda, guru akan terus memikirkannya siang dan malam. Oleh karena itu, guru adalah orang yang terbisa siap siaga 24 jam.
Dengan memilih seorang guru sebagai pendamiping hidup, kamu akan mendapatkan seseorang yang selalu siap siaga 24 jam. Ia akan selalu berada di sampingmu untuk mendukung, menuntun, dan membahagiakan kamu. #kodekerassekali
***
Demikianlah 9 alasan mengapa seorang guru adalah calon pendamping idaman buat kamu. Sebenarnya alasan-alasan di atas adalah alasan sekunder saja. Alasan utama mengapa seorang guru adalah calon pendamping idaman buat kamu ialah karena saya adalah seorang guru. Kalau saya seorang penjual cilok tentu tulisan di atas akan berjudul 9 alasan mengapa seorang penjual cilok adalah calon pendamping idaman buat kamu.
Sekian, dan selamat baper lahir batin.
***
Sukoharjo, 1 September 2016
0 komentar:
Post a Comment