akulah badai, engkaulah karang
purnama memanggilku
membakar renjana dalam diriku
memercik
memerciklah aku
membesar
membesarlah aku
menggunung
menggununglah aku
akulah badai, engkaulah karang
dihentak bisingnya langit
diguncang riuhnya kapal-kapal
melindas, terlindas, menabrak, tertabrak
hancurlah aku
dibakar asap-asap di udara
ditusuk racun-racun di air
dan pepohonan mengaduh dari kejauhan
merintih menuju kematiannya
akulah badai, engkaulah karang
purnama memanggilku
aku datang
aku terjang
aku yang malang
telah menerima panggilan
akulah badai, engkaulah karang
tenanglah, engkau membujuk dalam keteguhan
sabarlah, engkau merayu dalam kelembutan
akulah karang, engkaulah badai
hempaskan gejolakmu padaku
akulah badai, engkaulah karang
kuhempaskan hasratku padamu
kutumpahkan renjana yang telah dibakar purnama itu
kupadamkan apiku untuk menyatu denganmu
akulah badai, engkaulah karang
(Sukoharjo, 31 Agustus 2016)
0 komentar:
Post a Comment