Melihat poster film Thor: Ragnarok yang kinclong mencolok mata, saya langsung teringat Guardians of the Galaxy vol 2. Setelah menonton Thor: Ragnarok, ternyata apa yang terlihat identik dengan GOTG vol 2 tidak hanya pada posternya. Alien-aliennya, pesawat luar angkasanya, perang di planet antah berantah, dan terutama lelucon-leluconnya membuat film GOTG kembali terbayang.
GOTG vol. 2 bukan film superhero yang serius, tapi film yang berisi kumpulan karakter aneh dengan lelucon yang segar dan menyenangkan. Thor, seperti meniru habis-habisan. Tokoh Thor yang pada dua film sebelumnya terlihat cool, di seri ketiga ini terlihat konyol dengan guyonan-guyonannya. Memang dengan humor demikian, film Thor menjadi menghibur. Plotnya tidak ada yang spesial. Karakter antagonisnya lemah. Tidak ada emosi pada karakternya.
Dan yang sangat saya sayangkan, tokoh Loki menjadi lembek. Loki adalah penjahat yang unik dengan senyum seringai yang khas. Kelicikan, sikap egois, dan narsistiknya menjadi kekuatan karakternya. Dalam Thor: Ragnarok, Loki kehilangan kekuatannya. Ia menjadi sekadar tokoh pelengkap banyolan-banyolan si Dewa Palu itu.
Film Thor: Ragnarok bagus dalam visual dan humor --meski saya lebih suka dua seri sebelumnya yang lebih terasa serius. Terdapat karakter-karakter unik yang menyegarkan, misalnya Korg, makhluk batu yang polos dan naif.
Film ini payah dalam plot cerita dan aksi yang kurang seru. Dan tentunya, karakter Loki --sang penjahat licik dengan senyum seringai yang khas itu-- yang berubah menjadi lembek membuat film ini semakin lemah.
-----
THOR: RAGNAROK
Nilai: 75
0 komentar:
Post a Comment