Gambar ilustrasi: hellohijabers.wordpress.com |
Tiga gadis muda berjilbab memasuki kost mereka sambil menenteng beberapa tas. Setelah duduk di kursi, mereka membuka isi tas tersebut.
"Huahh, cape' bingitz!" kata Alya sambil membuka-buka bungkusan berisi kain dari dalam tas.
"Iya, cuapek," tanggap Binar yang juga mengeluarkan bungkusan kain dari dalam tasnya. "Wah, kamu beli banyak, tuh.
"Iya, hijabnya bagus-bagus," sambung Alya. "Aku cuma beli 4 tadi. Penginnya beli lagi, tapi ntar dompetku bisa nangis."
Alya membuka dompetnya dan memperlihatkan penghuninya yang tinggal selembar uang berwarna biru.
"Aku belinya cuma 3. Tanggal tua, napas menipis. Kapan lagi ya ada Hijab Fair gitu lagi."
"Eh, kok kamu nggak beli hijab sama sekali?" tanya Alya kepada gadis satunya lagi, Sandy.
"Yang aku cari nggak ada tadi," jawab Sandy agak cuek.
"Apa?" kata Binar. "Banyak model hijab bagus-bagus gitu, nggak ada sama sekali yang kamu suka?"
"Atau kamu lagi nggak punya duit? Kan bisa pinjam kami dulu," kata Alya.
"Bukannya nggak ada duit," Sandy menjawab. "Tapi bener kok yang aku cariin nggak ada"
"Emangnya kamu nyari model hijab yang gimana sih?" tanya Alya.
"Aku lagi nyari-nyari hijab qobul," kata Sandy dengan wajah memandang ke atas.
"Heh, itu bukan hijab, tapi ijab! Dan kagak ada yang jual kayak gitu!" kata Alya dengan nada keras.
Tuiiiinnggg....tiba-tiba wajan ama panci melayang ke arah Sandy.
0 komentar:
Post a Comment