:untuk kaum gendut sedunia
Pada zaman dulu, sebagaian besar masyarakat memandang wanita cantik itu ialah wanita yang gemuk dan montok karena hal itu melambangkan kemakmuran. Saat ini, di sebagian negara hal tersebut masih berlaku. Di Indonesia, hal itu sudah usang.
Entah sejak kapan masyarakat kita memiliki opini bahwa “cantik itu langsing”. Aku kira tidak adil mengatakan bahwa wanita cantik hanyalah wanita yang memiliki tubuh langsing, tinggi semampai, dan kulit putih. Kalau kita meyakini opini seperti itu, lha negara yang semua penduduknya berkulit hitam bagaimana? Nggak ada yang cantik? Atau negara yang rerata postur tubuh penduduknya memang tak tinggi, apa dibilang tak menarik juga?
Cantik itu relatif, jadinya termasuk opini, bukan fakta. Seorang wanita bisa saja tampak cantik di mata seseorang. Tapi. bagi orang lain, wanita itu tampak biasa-biasa saja. That is opinion.
Wanita berkulit putih memang cantik, tapi yang bekulit hitam memiliki daya cantik tersendiri.
Cantik itu relatif, hanya soal selera pandangan mata, dan tentu saja soal cinta. Kalau sudah cinta, pasti kekasih hati dianggap wanita tercantik.
Anggap saja ada manis-manisnya gitu. Wanita yang pipinya berlesung pipit memang terlihat manis, tapi yang pipinya tembam memiliki daya manis tersendiri. Anggap saja ada imut-imutnya gitu. Pun, wanita yang langsing memang terlihat seksi, tapi yang tak langsing alias gendut pun memiliki daya pikat tersendiri. Anggap saja, ada lucu-lucunya gitu.
Ada daya tarik tersendiri dalam setiap diri wanita. Dan apalah arti cantik luar yang hanya bertahan beberapa puluh tahun saja. Cantik hati itu yang terpenting. Itulah the real beauty. Halah, apa ini, ngelantur....
Inti dari ocehan saya di atas ialah setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Orang gendut –selain memiliki kelebihan berat badan tentunya—juga memiliki kelebihan tersendiri.
Kata Meme, orang gendut itu ngangenin, lho. Apa iya, sih? Katanya pula, orang gendut itu enak dipeluk. Entah, aku nggak tahu benar atau enggak. Tapi, kalau lihat bayi kecil gitu emang keliatahan lucu kalau gemuk dan montok. Penginnya menggendong, memeluk, dan mencubiti pipinya. Iya, kan. Gendut itu emang lucu dan imut.
Lihat saja boneka panda, hampir semuanya gendut. Dan itu yang membuatnya disukai. Coba kalau boneka pandanya kurus, siapa yang mau beli. Atau lihat kucing, deh. Kalau kucingnya gendut –yang masih dalam taraf wajar-- pasti terlihat lucu dan penginnya mengelus-elusnya. Coba, kalau kucingnya kurus, pasti membatin, “Ini kucing kurang makan, ya.”
Oya, aku mengenal beberapa orang gendut yang terlihat selalu ceria. Senyumnya selalu mengembang dan punya banyak aktivitas (baca: suka polah; nggak suka diam). Inilah gendut yang bermartabat. Gendut yang bisa mengekspresikan diri dan tidak menjadikan kegendutannya sebagai penghalang untuk menikmati hidup. Halah, ngomong apa ini.....
Gendut di atas, aku katakan yang masih dalam taraf wajar, lho. Kalau kiranya gendut banget, ya perlu diet lah. Bukan buat cantik, tapi biar lebih sehat. Jika kamu selama ini sudah diet mati-matian dan ternyata hasilnya nihil, yang sabar aja, ya. Ingatlah quote yang nendang ini: Gendut adalah langsing yang tertunda.
Jika kamu mau berusaha, pasti bisa kok buat menurunkan berat badan. Minimal nggak gendut banget, atau malah ideal. Yakinlah, semua akan kurus pada waktunya. Kalau belum kurus berarti belum waktunya.
Yang tahu tubuhmu yaitu dirimu sendiri. Kamu bisa merasakan apakah gendutmu itu berlebihan atau gendut biasa saja. Kamu bisa mengukur kesehatanmu sendiri. Kalaupun gendut, tapi sehat dan bugar, ya bagus itu. Tapi kalau kegendutanmu itu sudah berimplikasi pada masalah kesehatan, itu perlu ditangani.
***
Sukoharjo, 8 Februari 2016
Jika ada temanmu yang suka nge-bully kamu karena badanmu gendut, dan kamu merasa dizalimi hingga tingkat kejengkelanmu berada di atas puncak gunung, berdoa saja sama Tuhan, “Ya Tuhan, tolong gendutin dia melebihi gendutnya aku.” Biar kapok. Tapi bersabar, tetap lebih baik.
Ngakak.. Salam kenal.. aku orang sukoharjo.. :)
ReplyDelete