Catatan Kecil

Catatan pengalaman pribadi. Ditulis sebagai sebuah hiburan dan sebagai sebuah kenangan.

Cerita Pendek

Cerita pendek yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan pandangan.

Puisi

Ekspresi diri saat bahagia, suka, riang, ataupun saat sedih, duka, galau, nestapa.

Faksimili

Kisah fiksi dan/atau fakta singkat yang bisa menjadi sebuah hiburan atau renungan.

Jelajah

Catatan perjalanan, menjelajah gunung, bukit, sungai, pantai, telaga.

Sunday, January 1, 2017

Buku-buku yang Saya Baca Selama Tahun 2016


Tahun 2016 berlalu. Meninggalkan serpihan kenangan-kenangan. Meninggalkan pula buku-buku yang telah saya baca di balik kenangan. Meski saya tahu isi buku-buku itu tak sepenuhnya hilang lenyap. Ia mengendap di dalam pikiran, di dalam hati. Mewarnai karakter diri saya, sedikit ataupun banyak.

Sayangnya, saya tak memiliki daftar buku-buku yang telah saya baca. Mungkin mulai tahun ini saya akan membuat catatan buku apa saja yang sudah aku baca. Syukur-syukur bisa menuliskan sedikit catatan atau resensi tentang buku-buku itu.

Dengan mengandalkan sekilas ingatan, saya tuliskan beberapa buku yang telah saya baca selama tahun 2016.


Buku Nonfiksi
Buku nonfiksi yang telah saya baca tak banyak. Buku nonfiksi yang telah saya baca di antaranya buku-buku agama, buku how to, buku motivasi, buku biografi, dan buku sejarah. Koleksi buku agama saya cukup banyak. Jumlahnya bersaing dengan buku fiksi. Buku-buku agama saya rata-rata tebal dan hardcover. Saya jarang menuntaskannya hingga kandas. Seringnya membaca bagian-bagian yang saya perlukan saja. Misalnya ketika menghadapi sebuah permasalahan agama dan membutuhkan jawaban. Atau ketika akan menulis sebuah artikel dan membutuhkan rujukan.

Saya membaca sekilas Riyadhus Shalihin dan Hadits Arbain karya Imam Nawawi, Minhajul Muslim karya Al-Jazairi, Mukhtashar Fikih karya Al-Fauzan, Tazkiyatun Nafs karya Ahmad Farid, Shaidul Khatir karya Ibnul Jauzi, La Tahzan karya Al-Qarni, serta buku-buku lainnya. 



Saya suka dengan buku La Tahzan dan Shaidul Khatir. Keduanya enak dibaca kapan pun. Khususnya saat merasa tertekan, tertimpa masalah, dan merasa kesepian. Sayangnya, keduanya tebal sehingga terlalu merepotkan jika dibawa ke mana-mana.

Buku How to yang saya baca yaitu Menulis Novel itu Gampang karya Arswendo Atmowiloto dan Aku Bisa Nulis Fiksi karya Joni Ariandinata. Menulis Novel itu Gampang sangat bagus. Tips-tips menulis novel disampaikan dalam bentuk dialog yang terkadang lucu dan konyol. Aku Bisa Nulis Fiksi punya kelebihan dalam analisis unsur fiksinya dengan disertai cerpen-cerpennya sehingga buku ini memuat banyak cerpen. Selain belajar menulis, dengan membaca buku ini sekaligus bisa membaca cerpen.







Buku Fiksi
Buku fiksi yang saya baca selama tahun 2016 cukup banyak. Terbagi dalam novel, cerpen, puisi, dan naskah drama.

Untuk novel, saya terkesan dengan tiga novel karya Chetan Bhagat: Idiots, 2 States, dan Revolution 2020. Membaca ketiga buku itu menjadi hiburan tersendiri. Kisah Idiots sangat menghibur dengan adegan dan dialog konyol mahasiswa perguruan tinggi favorit di India,namun sarat dengan kritik sistem pendidikan. Sangat menginspirasi. Novel ini sudah difilmkan dengan bintangnya Amir Khan dan sukses merajai Bolywood. 


 Novel 2 States tak kalah seru dan menghibur. Jika Idiots lebih banyak unsur konyol dan kritik sistem pendidikannya, 2 States lebih menonjol dalam keragaman budaya di India dengan cerita yang tak kalah konyol. Novel 2 States menceritakan dua kekasih yang ingin menikah tetapi terhalang budaya dan tradisi kedua keluarga yang berbeda. Isinya seru, lucu, dan penuh haru. Saya sangat suka dengan novel ini.
 


Novel Revolution 2020 lebih serius. Menceritakan bagaimana dua orang sahabat yang berlomba untuk memperbaiki negerinya yang digerogoti oleh korupsi. Namun, keduanya menempuh jalur yang berbeda dan harus berhadap-hadapan. Keduanya juga berlomba mendapatkan cinta gadis yang sama. Kisah cintanya bukan kisah cinta cengeng, tapi kisah cinta yang dewasa, penuh pertimbangan. Kisah cinta yang gelap. Bagian akhir novel itu sempat membuat mata saya berkaca-kaca. Duh, kasihan benar tokoh utamanya.

Novel lain yang saya baca berasal dari penulis India juga, Indu Sundaresan, yaitu Mehrunnisa, Nur Jahan, dan Jahanara. Ketiganya berlatar Kesultanan Mughal, India. Mehrunnisa adalah gadis yang mengejar cinta seorang pangeran, Salim. Salim, yang kelak menjadi Sultan Mughal dengan gelar Jahangir, juga mendambakan Mehrunnisa. Tapi, cinta saja tak cukup untuk menyatukan keduanya. Sebagai seorang pangeran, Salim harus menikah dengan seorang putri, dan Mehrunnisa yang hanya putri bangsawan harus mengiyakan saat dijodohkan. Pada akhirnya Mehrunnisa dan Salim pun menikah. Dan proses menuju ke sana sangat menarik untuk dinikmati.

Nur Jahan adalah gelar Mehrunnisa setelah menjadi istri kesayangan Sultan Jahangir. Dengan kasih sayang suaminya dan kecerdikannya sendiri, Mehrunnisa sedikit demi sedikit menghimpun kekuasaan di kesultanan. Dalam sejarah, ia adalah wanita di Mughal yang memiliki stempel atas namanya dan memiliki koin yang dicetak atas namanya. Novel Nur Jahan menyoroti perjalanan Mehrunnisa menapaki tangga kekuasaan kesultanan dengan didampingi suaminya sebagai Sultan.

Jahanara ialah putri sulung Sultan Shah Jahan. Shah Jahan adalah putra Jahangir. Shah Jahan memiliki istri yang sangat disayanginya, Arjumand Banu. Arjumand Banu meninggal setelah melahirkan anak ke-14. Karena kesedihan ditinggal istrinya, Sultan Shah Jahan menjadi terpuruk. Kesehatannya terganggu sehingga roda kesultanan terganggu. Di sinilah peran Jahanara. Di balik tembok harem, ia menjalankan roda kesultanan hingga ayahnya sehat seperti sedia kala. Oya, Arjumand Banu adalah wanita yang Taj Mahal dibangun untuknya oleh Shah Jahan.

Mehrunnisa, Nur Jahan, dan Jahanara memberi saya pengetahuan yang banyak tentang kesultanan Mughal di India. Penggambaran settingnya sangat detail. Seolah-olah saya melihat sendiri istana megah milik sang sultan, rumah-rumah mewah para istri sultan, lorong-lorong di dalam harem. Setelah membaca ketiga novel ini saya menjadi semakin tertarik untuk membaca tentang sejarah Mughal, baik sebelum maupun sesudahnya. Gengis Khan dan Timur Leng menjadi dua tokoh yang tak bisa lepas dari berdirinya kesultanan Mughal. Saya memiliki 2 jilid novel Gengis Khan dan 1 buku biografi Timur Leng. Buku sejarah Mughal yang ditulis ulama muslim, Ash-Shalabi menjadi salah satu buku yang semoga segera bisa saya miliki.





Novel Indonesia yang berkesan mungkin Kambing dan Hujan-nya Mahfud Ikhwan. Saya jarang menemukan novel Indonesia yang menarik. Namun, Kambing dan Hujan benar-benar menarik. Kisah cinta dua insan di sebuah kampung yang terhalang oleh perseteruan dua ormas Islam terbesar di negeri ini.

Novel-novel lain saya agak lupa. Mungkin ada beberapa yang sudah saya baca, atau saya membacanya tapi belum selesai. Satu novel yang saya baca selama setahun lebih tapi belum selesai adalah Musashi. Saya membacanya hanya ketika waktu luang saja sehingga sampai sekarang saya belum menamatkan novel setebal seribu halaman lebih itu. Padahal, itu novel yang sangat bagus.

Kumpulan cerpen yang saya baca selama tahun 2016 di antaranya karya Seno Gumira Ajidarma, Hamsad Rangkuti, Gunawan Tri Atmojo, Sungging Raga dan lainnya yang saya tak ingat lagi. Karya Seno (Saksi Mata dan Dunia Sukab) dan Hamsad (Seorang Wanita Muda di Hotel Mewah) sangat menarik alurnya, pesannya, dan kuatnya karakter. Karya Gunawan, sungguh lucu dan menghibur, saya suka kumcer-nya yang berjudul Tuhan Tidak Makan Ikan. Cerpen-cerpen Sungging Raga dalam Reruntuhan Musim Dingin yang kebanyakan bertema cinta juga sangat menarik.




Untuk puisi, saya membeli cukup banyak buku puisi tahun ini. Mungkin ada sepuluh lebih. Yang berkesan tentu bukunya Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni. Saya sering mendengarkan musikalisasi puisinya dan baru pada tahun 2016 bisa membeli bukunya. Buku puisinya Tere Liye juga saya baca. Bukunya Andi Gunawan yang berjudul Hap! juga sangat menarik. Ada satu puisinya yang saya sangat suka berjudul Hap!
Kaupatahkan hatiku berkali-kali.
Dan aku tak mengapa.
Hatiku ekor cicak



Itulah beberapa buku yang telah saya baca selama tahun 2016. Ada beberapa buku lain yang sayangnya saya tak ingat judulnya. Mulai tahun 2017 saya akan mencatat buku-buku yang sudah saya baca. Saya juga akan berusaha untuk menuntaskan buku sampai selesai karena banyak buku yang saya baca pada tahun 2016 tapi tidak sampai selesai.








0 komentar:

Post a Comment