Malam itu, angin sepoi-sepoi berhembus menenangkan di kota kecil tersebut. Di balik gedung-gedung tinggi dan cahaya kota yang bersinar terang, seorang remaja bernama Alex mempersiapkan diri untuk sesuatu yang istimewa: memotret langit malam. Dengan kameranya yang dipersiapkan, dia siap untuk menangkap keindahan alam yang tak tergantikan.
"Tentu saja! Kita telah merencanakannya dengan baik,"
jawab Alex, mencoba menenangkan Sarah.
Alat dan bahan yang mereka butuhkan telah disiapkan dengan
cermat. Mereka membawa kamera DSLR, tripod yang kokoh, serta peta langit untuk
mengetahui posisi bintang dan planet. Namun, tidak ada yang tahu bahwa malam
ini akan menjadi lebih dari sekadar sesi pemotretan biasa.
Mereka pergi ke luar kota, mencari tempat yang jauh dari
cahaya kota yang mengganggu. Setelah menemukan lokasi yang sempurna di tengah
padang rumput yang luas, mereka mulai mempersiapkan peralatan mereka.
"Tripod sudah terpasang dengan baik," kata Alex
sambil memastikan kestabilan tripod.
"Tapi, bagaimana dengan kamera? Apakah seting-nya sudah
benar?" tanya Sarah, menunjukkan kekhawatirannya.
"Jangan khawatir, saya sudah mengatur ISO dan eksposur
sesuai dengan saran dari fotografer langit malam profesional," jawab Alex,
mencoba meyakinkan Sarah.
Mereka mulai mengatur sudut kamera, menyesuaikan fokusnya
agar dapat menangkap keindahan langit malam dengan jelas. Namun, tiba-tiba,
sebuah suara aneh terdengar dari kegelapan di kejauhan.
"Apakah itu suara apa?" tanya Sarah dengan
ketakutan.
"Entahlah. Mungkin hanya suara angin," ujar Alex,
mencoba mengabaikan kecemasannya.
Namun, ketika suara itu semakin dekat, mereka menyadari
bahwa itu bukanlah suara angin biasa. Tanpa diduga, sebuah cahaya menyilaukan
memenuhi langit, diikuti oleh suara-suara gemuruh yang menyeramkan.
"Sialan! Apa itu?" teriak Alex, berusaha
menyelamatkan diri dan Sarah.
Mereka berdua berusaha memotret apa yang terjadi di langit,
tetapi cahaya terlalu terang dan gemuruh terlalu keras. Tidak ada yang bisa
mereka lakukan selain bersembunyi dan berharap agar keadaan membaik.
Setelah beberapa saat, cahaya itu menghilang, meninggalkan
mereka dalam keheningan malam yang gelap. Mereka mengumpulkan peralatan mereka
dengan hati-hati, tetapi pikiran mereka masih terpenuhi dengan rasa takut akan
apa yang mereka alami.
"Mungkin ini bukan malam yang tepat untuk memotret
langit," kata Sarah, mencoba menenangkan diri sendiri.
"Tapi kita berhasil menangkap momen itu. Itu akan
menjadi pengalaman yang tak terlupakan," ujar Alex, mencoba mencari sisi
positif dari kejadian mengerikan tersebut.
Meskipun malam itu tidak berakhir seperti yang mereka
harapkan, Alex dan Sarah pulang dengan kenangan yang tak terlupakan dan cerita
yang dapat mereka bagikan kepada orang lain tentang petualangan mereka di bawah
cahaya malam yang misterius.
0 komentar:
Post a Comment