Sumber gambar: tribunnews[dot]com |
Kotak suara berbahan dupleks (bukan kardus) tidak masalah. Setiap bahan memiliki kelebihan dan kekurangan. Aluminium memang kuat, aman, dan terlihat modern. Akan tetapi, bahan tersebut berat (terkait distribusi ke TPS-TPS) dan membutuhkan tempat yang lebih luas untuk penyimpanannya. Aluminium harganya juga relatif mahal (apa kabar anggaran pemilu).
Bahan dupleks lebih ringan sehingga memudahkan pendistribusian, khususnya ke daerah-daerah pelosok. Dupleks juga lebih murah. Kekurangannya, bahan dupleks mudah rusak terkena air atau terbakar api. Indonesia ini negara yang luas. Terdapat 800an ribu TPS sehingga membutuhkan logistik yang banyak. Lagipula, yang menentukan kriteria bahan kotak suara bukan KPU, tapi DPR. Jika ada kritik, mestinya dialamatkan ke DPR.
(2) PEMILU SERENTAK
Pemilu serentak (Presiden, DPR, DPD) membuat biaya lebih murah, namun proses pencoblosan dan penghitungannya menjadi lebih rumit. Banyak kertas suara, banyak gambar, banyak nama yang sebagian besar tak saya kenal. Saya merindukan Pemilu yang lebih sederhana. Yang tak banyak surat suara dan tak banyak nama-nama entah siapa.
(3) ADIL TERHADAP KPU
Kinerja KPU memang tidak sempurna, tapi saya yakin mereka sudah berupaya maksimal. Pekerjaan mereka berat. Tekanannya besar, baik secara fisik maupun psikis. KPU sebagai penyelenggara Pemilu pastilah ada kekurangan dan pastilah akan ada kritik. Namun, kita mesti apresiasi kerja mereka juga. Pelaksanaan Pemilu kali ini relatif sukses. Pemilu di Indonesia merupakan salah satu praktik demokrasi terbesar di dunia.
(4) QUICK COUNT
Saya percaya dengan hasil quick count --dengan margin erornya. Ada kemungkinan hasil quick count tidak sesuai dengan real count. Akan tetapi, kasus semacam itu sangat jarang terjadi. Hasil quick count Pemilu 2019 dari banyak lembaga survei telah memperlihatkan siapa pemenangnya. Namun, quick count bukan penentu hasil pemilu. Kita tunggu hasil penghitungan suara secara manual dari KPU.
(5) KAWAL SUARA
Penghitungan suara dilakukan KPU secara berjenjang: TPS --> Kecamatan --> Kabupaten --> Provinsi --> Pusat. Hasil resmi Pemilu didasarkan pada penghitungan manual tersebut. Kawal penghitungan suara di setiap tingkatan hingga akhir. Aplikasi Situng milik KPU merupakan bentuk transparansi penghitungan suara dan bisa menjadi alat kontrol bagi masyarakat. Hasil yang ditampilkan di Situng KPU tidak menjadi dasar penetapan hasil Pemilu. Yang menjadi dasar penetapan hasil pemilu adalah hasil penghitungan manual bertahap. Inilah pentingnya mengawal proses tersebut
(6) SELAMAT
Berdasarkan hasil quick count, ucapan selamat perlu disampaikan kepada para pemenang. Dibarengi harapan dan nasihat agar bertanggung jawab mengemban amanah. Selamat pula kepada partai-partai yang mengalami peningkatan perolehan suara. Beberapa partai mengalami peningkatan perolehan suara. Beberapa yang lain mengalami penurunan, ada pula yang "terdegradasi". Mencermati perolehan suara partai politik tak kalah menarik dari mencermati perolehan suara calon presiden.
(7) TETEP PASEDULURAN
Persahabatan dan persaudaraan terlalu berharga untuk dikorbankan demi agenda pesta demokrasi lima tahunan. Para elit politik bisa dengan mudah membentuk koalisi baru, berpindah dukungan. Dulu oposisi, sekarang koalisi; dulu koalisi, sekarang oposisi. Keluarga, tetangga, dan teman adalah orang-orang terdekat yang sering berinteraksi dengan kita, sering menolong kita. Persahatan dan persaudaraan dengan mereka jangan sampai putus gara-gara beda pilihan dalam pemilu.
***
Ditulis oleh: Sukrisno Santoso
Warga Sukoharjo, Jawa Tengah
(2) PEMILU SERENTAK
Pemilu serentak (Presiden, DPR, DPD) membuat biaya lebih murah, namun proses pencoblosan dan penghitungannya menjadi lebih rumit. Banyak kertas suara, banyak gambar, banyak nama yang sebagian besar tak saya kenal. Saya merindukan Pemilu yang lebih sederhana. Yang tak banyak surat suara dan tak banyak nama-nama entah siapa.
(3) ADIL TERHADAP KPU
Kinerja KPU memang tidak sempurna, tapi saya yakin mereka sudah berupaya maksimal. Pekerjaan mereka berat. Tekanannya besar, baik secara fisik maupun psikis. KPU sebagai penyelenggara Pemilu pastilah ada kekurangan dan pastilah akan ada kritik. Namun, kita mesti apresiasi kerja mereka juga. Pelaksanaan Pemilu kali ini relatif sukses. Pemilu di Indonesia merupakan salah satu praktik demokrasi terbesar di dunia.
(4) QUICK COUNT
Saya percaya dengan hasil quick count --dengan margin erornya. Ada kemungkinan hasil quick count tidak sesuai dengan real count. Akan tetapi, kasus semacam itu sangat jarang terjadi. Hasil quick count Pemilu 2019 dari banyak lembaga survei telah memperlihatkan siapa pemenangnya. Namun, quick count bukan penentu hasil pemilu. Kita tunggu hasil penghitungan suara secara manual dari KPU.
(5) KAWAL SUARA
Penghitungan suara dilakukan KPU secara berjenjang: TPS --> Kecamatan --> Kabupaten --> Provinsi --> Pusat. Hasil resmi Pemilu didasarkan pada penghitungan manual tersebut. Kawal penghitungan suara di setiap tingkatan hingga akhir. Aplikasi Situng milik KPU merupakan bentuk transparansi penghitungan suara dan bisa menjadi alat kontrol bagi masyarakat. Hasil yang ditampilkan di Situng KPU tidak menjadi dasar penetapan hasil Pemilu. Yang menjadi dasar penetapan hasil pemilu adalah hasil penghitungan manual bertahap. Inilah pentingnya mengawal proses tersebut
(6) SELAMAT
Berdasarkan hasil quick count, ucapan selamat perlu disampaikan kepada para pemenang. Dibarengi harapan dan nasihat agar bertanggung jawab mengemban amanah. Selamat pula kepada partai-partai yang mengalami peningkatan perolehan suara. Beberapa partai mengalami peningkatan perolehan suara. Beberapa yang lain mengalami penurunan, ada pula yang "terdegradasi". Mencermati perolehan suara partai politik tak kalah menarik dari mencermati perolehan suara calon presiden.
(7) TETEP PASEDULURAN
Persahabatan dan persaudaraan terlalu berharga untuk dikorbankan demi agenda pesta demokrasi lima tahunan. Para elit politik bisa dengan mudah membentuk koalisi baru, berpindah dukungan. Dulu oposisi, sekarang koalisi; dulu koalisi, sekarang oposisi. Keluarga, tetangga, dan teman adalah orang-orang terdekat yang sering berinteraksi dengan kita, sering menolong kita. Persahatan dan persaudaraan dengan mereka jangan sampai putus gara-gara beda pilihan dalam pemilu.
***
Ditulis oleh: Sukrisno Santoso
Warga Sukoharjo, Jawa Tengah
21 April 2109
0 komentar:
Post a Comment