"Ayo berangkat," begitu bunyi pesan WhatsApp dari temanku, Inung nama panggilannya.
Saat itu adalah pagi yang ramah, matahari bersinar cerah. Pukul sembilan. Aku baru selesai mencuci pakaian, sendiri. Tak usah tanya mengapa aku mencuci pakaian sendiri.
"Sebentar, aku mau mandi dulu. Nanti juga masih COD dengan seseorang di jalan," balasku. Aku memang punya janjian bertemu dengan seorang pembeli buku.
Pukul 10.30, aku bersama Inung berangkat ke Jumantono, Karanganyar. Beberapa hari terakhir, aku melihat selebaran digital berseliweran di facebook yang memberitahukan dibukanya kebun buah di Jumantono. Kebun Buah Joglo, namanya.
Dengan dipandu GPS, sekira 40 menit perjalanan, aku sampai di lokasi. Namun, di jalan masuk ke kebun sempat terjadi kemacetan. Namanya kebun, suasananya benar-benar kebun. Jalannya juga kayak di kebun: bergelombang dan sempit. Jika ada dua mobil berlawanan arah, mesti pelan-pelan dan hati-hati.
Kebun Buah Joglo Jumantono baru dibuka pertama kali ini, namun mampu membangkitkan antusias para pecinta buah. Banyak pengunjung yang sudah mendatangi tempat ini. Beruntung yang datang pagi, bisa kebagian memilih buah. Yang datang siang, sebagian tak kebagian, sudah habis buahnya.
Aku hanya ingin mencoba saja, bagaimana rasa duren di kebun buah ini, juga bagaimana suasananya. Sampai di sana, parkiran sudah penuh. Segera saja, setelah memarkir sepeda motor, aku membeli pecel gendar --maklum belum sarapan-- dan temanku kusuruh membeli sebuah duren.
Menikmati pecel gendar di kebun serasa bertambah enaknya. Sudah habis satu porsi pecel, temanku baru datanh membawa duren. Antre, katanya. "Berapa?" tanyaku. Dijawabnya, "Lima puluh ribu." Lumayan juga, tapi memang agak besar juga sih.
Langsung saja, aku menikmati buah duren itu. Aku memang bukan pecinta duren, namun bukan pula termasuk yang menghindarinya. Rasanya enak, tadi sudah dirasai oleh temanku sebelum dibeli. Di kebun buah ini, sebelum membeli, pengunjung bisa mencoba durennya terlebih dahulu. Jika dirasai enak, dibayarlah. Jika kurang enak atau kurang cocok di lidah, bisa minta ganti yang lain.
Duren satu buah itu takhabis dimakan oleh aku dan temanku. Kami cuma habis separonya saja. "Sudah kenyang," kataku.
Sebelum pulang, aku membeli satu buah duren dengan ukuran sedang seharga Rp 35.000. Buat oleh-oleh.
Jika kamu ingin ke Kebun Buah Joglo, Jumantono, pastikan pada hari Sabtu dan Minggu karena selain dua hari tersebut, kebun buah ini tutup. Disarankan datang pada pagi hari. Selain memastikan bakal kebagian buah, juga menghindari macet.
Jika ada beberapa fasilititas dan pelayanan yang kurang memadai, maklum saja karena kebun buah ini baru pertama kali dibuka. Soal harga buah yang dijual, aku kira standar: tidak mahal tidak pula murah. Setidaknya, di kebun buah ini kita bisa membeli buah (duren) yang benar-benar enak karena kita bisa mencobanya terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, bisa melihat-lihat profil akun FB pengelola kebun buah ini dengan nama Kebun Buah Joglo Jumantono. Di akun facebook ini menampilkan beberapa informasi termasuk luas kebun, tanaman yang ada, buah yang sedang musimnya, rute menuju lokasi, dll.
Arah ke Kebun Buah Joglo Jumantono, mudahnya ialah mencari Kantor Kecamatan, atau perempatan yang ada tugunya. Kemudian ke arah timur sekitar 200 meter akan ada papan penunjuk arah ke selatan (belok ke selatan, masuk jalan beraspal yang tak terlalu lebar). Menyusuri jalan itu sekitar 5 menit akan sampai di lokasi.
Jika belum tahu Jumantono itu di mana, baiknya menggunakan GPS. Cari daerah "Jumantono". Jika sudah berada di daerah Jumantono, lebih baik bertanya kepada orang letak Kantor Kecamatan, atau bertanya langsung di mana lokasi Kebun Buah Joglo Jumantono.
Memang masih banyak kekurangan fasilitas dan pelayanan di Kebun Buah Joglo ini. Namun, ke depannya tentu bisa lebih baik lagi. Lagipula, dengan adanya kebun buah ini bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.
Oya, alangkah bagusnya jika harga buah di sini bisa lebih murah lagi.
Berikut ini foto-foto di Kebun Buah Joglo, Jumantono. Sebagian merupakan dokumentasi pribadi, sebagian diambil dari unggahan akun FB Kebun Buah Joglo Jumantono.
0 komentar:
Post a Comment