Di antara buku-buku koleksiku yang memerlukan perjuangan dalam membelinya, salah satunya ialah kitab tafsir Ibnu Katsir.
Aku berpikir: penting bagi seorang muslim untuk mempelajari Al-Quran. Selain membaca dan menghafalkannya, tentu perlu memahami maknanya. Salah satu cara memahami makna Al-Quran adalah dengan mempelajari kitab-kitab tafsir yang telah ditulis ulama.
Ada banyak kitab tafsir Al-Quran, baik yang ditulis ulama salaf maupun khalaf. Aku memilih untuk membeli yang tulisan ulama salaf. Pertimbangannya, aku ingin memiliki 1 kitab tafsir yang bisa menjadi rujukan.
Dari beberapa kitab tafsir, aku memilih karya Ibnu Katsir. Kitab yang diberi nama Tafsirul Quranil Adzim ini mendapat banyak pujian dan direkomendasikan banyak ulama. Aku harus memilikinya, begitu pikirku saat masih kuliah dulu.
Tentu yang kubeli versi terjemah bahasa Indonesia, terbitan Pustaka Imam Syafii yang kupandang memiliki kredibilitas dalam penerbitan kitab terjemahan. Dalam 1 paket kitab Tafsir Ibnu Katsir ada 10 jilid. Harga per jilidnya seratus ribu rupiah, belum diskon.
Saat kuliah dulu, aku bertekad akan membelinya meskipun dengan cara membeli satu per satu jilid, tidak 10 jilid sekaligus. Maklum, dulu buat bayar SPP saja aku ngos-ngosan. Aku dan orangtuaku mesti berusaha keras membayar SPP. Orangtuaku menggarap sawahnya, sedangkan aku berusaha dalam bidang desain grafis dan percetakan.
Aku membeli 1 jilid kitab Tafsir Ibnu Katsir setiap bulan, meski kadang taktentu juga. Aku biasanya menyambangi pameran buku untuk membeli 1 jilid, biasanya mendapatkan diskon 20% atau 25%. Jika sedang tak ada pameran buku, aku pergi ke toko buku langganan di Cemani.
Pernah suatu kali aku jalan-jalan di pameran buku. Kitab Tafsir Ibnu Katsir terpampang di sebuah stand. Aku ingin sekali membelinya 1 jilid, namun aku sedang tak punya uang. Aku pun meminjam uang kepada salah seorang teman, lalu membeli kitab 1 jilid itu.
Dengan mencicil satu per satu selama berbulan-bulan, akhirnya jilid 1 hingga 10 kitab Tafsir Ibnu Katsir aku miliki. Tahu bagaimana rasanya? Puas. Aku merasa puas.
Sekarang, jika melihat kitab Tafsir Ibnu Katsir yang terpampang di rak bukuku, aku teringat bagaimana perjuangan dahulu saat membelinya. Oleh karena itu, kitab ini begitu istimewa.
Yang selanjutnya harus kulakukan terhadap kitab Tafsir Ibnu Katsir adalah mempelajarinya. Mendarasnya lembar per lembar. Menulis ringkasannya untuk memperkuat pemahaman. Dan, mungkin akan mengunggah ringkasan tersebut di internet (blog umar-alkasidi.blogspot.com) agar orang lain dapat mengambil manfaatnya.
***
Sukoharjo, 13 Januari 2016
0 komentar:
Post a Comment