Sebelumnya, saya sudah menyusun Daftar Baca Buku Fiksi Tahun 2017 yang berisi dua belas buku (novel dan kumpulan cerpen). Saya berusaha untuk menyeimbangkan bacaan saya antara fiksi dan nonfiksi sehingga saya juga menyusun Daftar Baca Buku Nonfiksi yang berisi dua belas buku nonfiksi.
Berikut ini Daftar Baca Buku Nonfiksi Tahun 2017.
1. TafsirAl-Quranil ‘Adzim Karya Ibnu Katsir
Sebagai seorang muslim, saya merasa sangat perlu untuk mempelajari Al-Quran. Selain berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas membacanya, syukur-syukur bisa menghafal sedikit demi sedikit, saya juga akan membaca tafsirnya. Dan kitab tafsir Al-Quran yang bagus dan cocok bagi saya yaitu karangan Ibnu Katsir.
Saya memiliki kitab Ibnu Katsir (terjemahan) yang terdiri atas 10 jilid. Saya masih teringat bagaimana perjuangan saya dahulu untuk memilikinya. Saya membelinya satu demi satu jilid, itu pun dengan memaksakan diri, bahkan kadang sampai meminjam uang kepada teman.
Saya sudah membaca beberapa tafsir sebagian surat Al-Baqarah. Saya meringkasnya, mengambil intisarinya, lalu saya tulis di buku catatan saya. Saya melakukannya karena saya berpikir bahwa dengan meringkas dan menuliskannya maka pemahaman saya akan lebih kuat.
Tahun 2017 ini saya akan memulai lagi membaca tafsir Al-Quran. Saya akan mengambil intisarinya kemudian akan saya tulis. Ada kemungkinan hasilnya akan saya unggah di blog umarkhalid-alkasidi.blogspot.co.id. Tentu saya tidak bisa mengkhatamkan 10 jilid tafsir Al-Quran ini dalam 1 tahun. Oleh karena itu, saya ingin mulai konsisten untuk membacanya mulai tahun ini. Entah sampai kapan selesainya.
Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan keistikamahan kepada saya untuk mengamalkan niat baik saya itu. Amin.
2. Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri
Saya memiliki beberapa buku tentang sejarah Nabi Muhammad, semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada beliau. Dan saya sama sekali belum pernah menamatkan satupun buku sirah Nabi. Sungguh keterlaluan diri saya. Bagaimana ada orang yang mengaku cinta, tetapi ia tidak berusaha untuk mengenal orang yang dicintainya itu.
Saya memang membaca buku sirah Nabi, tetapi sedikit-sedikit dan sebagian-sebagian. Mulai tahun ini saya akan membaca secara runtut agar bisa mengkhatamkannnya. Saya memilih sirah Nabi karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri yang saat ini menjadi salah satu buku sirah Nabi terbaik di dunia.
3. Rihlah Ibnu Batutah: Memoar Perjalanan Keliling Dunia di Abad Pertengahan karya Ibnu Batutah
Rihlah Ibnu Batutah merupakan salah satu karya tulis berharga. Ibnu Batutah melakukan perjalanan mengunjungi berbagai negeri kemudian menuliskan perjalanannya tersebut. Jadi, sebelum tren travel writting masa sekarang, Ibnu Batutah sudah melakukannya pada abad pertengahan.
Membaca buku ini seperti berwisata menuju masa lalu, mengunjungi kota-kota lama yang sebagiannya bahkan kini sudah tak ada. Ibnu Batutah mengunjungi banyak negeri. Bertemu dengan banyak raja dan pangeran. Berinteraksi dengan masyarakat berbagai lapisan. Melihat budaya berbagai bangsa. Dari India sampai negeri Cina, dari Afrika sampai Nusantara. Iya, Ibnu Batutah sampai juga di nusantara, khususnya di Samudera Pasai, Sumatera.
4. Shaid Al-Khatir karya Ibnul Jauzy
Shaid Al-Khatir adalah salah satu karya tulis berharga yang diwariskan Ibnul Jauzy. Ulama multidisiplin --tafsir, hadits, sirah—ini terkenal dengan nasihat-nasihatnya yang menyentuh hati. Retorikanya memukau.
Shaid Al-Khatir memuat pengalaman-pengalaman dan renungan-renungan. Ibnul Jauzy menuliskannya dalam pasal-pasal yang tak terlalu panjang pembahasannya sehingga enak dibaca. Topik pembicaraannya beragam, dari yang ringan hingga berat. Saya sudah lama menginginkan buku ini, dan baru beberapa waktu yang lalu saya bisa membelinya.
5. La Tahzan karya Aidh Al-Qarni
Aidh Al-Qarni menjadi salah penulis favorit saya. Tulisannya mencerahkan. Bahasanya lembut, indah, dan mendalam. Saya memiliki dan sudah membaca beberapa bukunya. La Tahzan, saya baru membuka-bukanya.
Bolehlah dibilang La Tahzan adalah buku sejuta umat. Buku ini “meledak” di pasaran, baik di negeri asalnya –Arab Saudi-- maupun di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu penerbit di Indonesia menerbitkannya pertama kali pada tahun 2004. La Tahzan yanag saya miliki –dari penerbit tersebut—adalah cetakan ke-60 yang dicetak bulan Juni 2015. Luar biasa, bukan.
Sesuai judulnya, La Tahzan ‘Jangan Bersedih’, buku ini memaparkan hal-hal yang dapat mengikis kesedihan, membuat kita menghargai hidup, dan menambah rasa syukur. Bahasanya enak, runtut, logis. Al-Qarni mengisi bukunya dengan berbagai hikmah yang didapat dari Al-Quran, Hadist, sirah, sejarah, renungan, para pemikir dan penulis, baik dari Barat maupun Timur.
6. Fihi Ma Fihi karya Jalaluddin Rumi
Syair atau puisi menjadi salah kegemaran bacaan saya. Dan dalam dunia syair, Rumi menjadi sosok yang tak ikonik, khususnya dalam tasawuf. Saya sudah membaca beberapa larik syairnya yang diterjemahkan dari Matsnawi dan Diwan Syamsi Tabriz.
Selain menulis syair, Rumi juga menulis prosa. Salah satunya ialah Fihi Ma Fihi. Buku yang banyak dikaji, baik di dunia Barat maupun Timur, ini memuat ceramah dan nasehat spiritual yang disampaikan oleh Rumi kepada murid-muridnya.
Pada pasal pertama buku ini, saya mendapatkan kata-kata yang indah menawan dan dalam maknanya.
“Jangan terlalu yakin pada persepsi dan pikiranmu sendiri. Tidak bisa kita memastikan kebenaran hanya berdasarkan persepsi dan pikiran kita sendiri. Oleh karena itu, jadilah manusia yang merendahkan diri dan takut di hadapan Allah."Saya akan berusaha meneguk hikmah dari salah satu karya masterpice Jalaluddin Rumi ini, Fihi Ma Fihi.
7. Pemenangan Pemilu PKS di Indonesia 1999-2009 dan AKP di Turki 2002-2007: Studi Perbandingan Karya Sitaresmi S. Sukanto
Saya terkadang membaca karya ilmiah akademis: skripsi, tesis, disertasi. Karya Sitaresmi ini menarik untuk disaksamai karena fenomena menarik yang ditunjukkan oleh partai politik berhaluan Islam di Indonesia dan Turki. Jika di Indonesia ada PKS, di Turki ada AKP.
AKP dan PKS secara umum memiliki garis ideologi yang sama. Perbedaannya, AKP di Turki telihat lebih “sukses” menjadi pemenang pemilu di Turki daripada PKS di Indonesia. Sangat menarik untuk mengetahui bagaimana perjalanan politik kedua partai di negaranya masing-masing untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
8. Islamku, Islam Anda, Islam Kita karya Abdurrahman Wahid
Sebagian orang mungkin heran dengan buku pilihan saya ini. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang sosok yang kontroversial. Ia dipuja, juga dicela. Sebagian menganggapnya wali, sebagian menganggapkanya liberal. Namun, tak dapat dipungkiri, ia adalah tokoh hebat yang memiliki banyak pengaruh.
Salah satu cara mengenal Gus Dur ialah dengan membaca pikiran-pikirannya. Buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita merupakan kumpulan esainnya yang sebelumnya tersebar di berbagai surat kabar. Buku ini menggambarkan pemikiran Gus Dur dalam berbagai bidang: agama, politik, ekonomi, sosial, budaya.
9. Timur Leng karya Justin Marozzi
Awalnya saya membaca novel karya Indu Sundaresan tentang Kesultanan Mughal di India. Novel itu sangat bagus. Saya tersedot ke masa lalu saat-saat sebelum Taj Mahal dibangun. Saya pun semakin tertarik untuk mempelajari Kesultanan Mughal.
Tokoh yang tidak bisa dipisahkan dari Kesultanan Mughal ialah Timur Leng. Ia adalah leluhur para sultan Mughal. Darinya lahir para pangeran dan raja yang memerintah kesultanan selama ratusan tahun. Pada abad ke-14, Timur Leng menjadi salah satu penakluk terhebat. Dari Timur hingga ke Barat. Perjalanannya dari orang biasa menjadi penakluk terhebat menarik untuk dicermati.
10. Dari Zaman Citra ke Metafiksi: Bunga Rampai Telaah Sastra DKJ
Sastra masih menjadi kegemaran saya. Saya bisa merasa senang terjun dalam dunia sastra, minimal dengan membaca karya-karya sastra. Buku Dari Zaman Citra ke Metafiksi merupakan bunga rampai kritik sastra yang menjadi pemenang dan unggulan dalam Sayembara Kritik Sastra DKJ 2007 dan Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009.
Beberapa novel yang ditelaah dalam buku ini antara lain Cala Ibi Nukila Amal, Misteri Perkawinan Maut karya S. Mara GD, dan Supernova: Akar karya Dee. Buku kumpulan puisi juga banyak ditelaah dalam buku ini, di antaranya Teman-temanku dari Atap Bahasa karya Afrizal Malna, Kolam Ridha Al-Qadri karya Sapardi Djoko Damono, sajak “Pembawa Matahari” karya Abdul Hadi W.M., sajak “Asmaradana” karya Goenawan Mohammad, sajak-sajak Joko Pinurba, dan sajak-sajak Acep Zamzam Noor.
11. Membaca Sastra, Membaca Dunia karya Azwar
Buku ini memuat esai-esai sastra. Saya belum memilikinya sehingga belum bisa mengintip isinya. Saya pernah membaca tuntas kumpulan esai sastra karya Anton Kurnia dalam buku Mencari Setangkai Daun Surga. Saya menikmati membacanya dan saya mendapatkan banyak pengetahuan darinya. Saya juga berharap mendapatkan hal yang sama dari buku Membaca Sastra, Membaca Dunia karya Azwar ini.
12. Makelar Politik karya Puthut EA
Nama Puthut EA berseliweran di media sosial, khususnya Facebook. Saya menyukai gaya penulisannya. Menarik dan menggelitik. Ia adalah salah satu penulis yang produktif. Ia menjadi salah satu motor penggerak penulis-penulis muda lainnya. Saya memiliki beberapa bukunya –kumpulan esai, kumpulan cerpen, naskah drama—tetapi belum satu pun sayang saya baca.
Buku Makelar Politik memuat 50 tulisan atau catatan yang sebagian besar pernah tersebar di dunia maya. Saya membaca sekilas ini buku ini dan mendapatinya sebagai catatan reflektif atas sebuah peristiwa, pengalaman, ataupun renungan. Ini adalah jenis tulisan yang personal dan tidak membosankan.
***
Demikian Daftar Baca Buku Nonfiksi Tahun 2017 yang saya susun. Saya memasukkan buku-buku tersebut dalam daftar baca karena –selain menarik dan perlu—buku-buku tersebut sebagian besar cukup tebal. Jika saya tidak menargetkan untuk menyelesaikannya, akan semakin tertunda-tunda buku tersebut saya baca.
Buku-buku yang akan saya baca tentu saja tidak terbatas dalam daftar tersebut. Ada beberapa buku lain yang akan saya baca, tetapi prioritas utama tetaplah buku-buku di dalam daftar tersebut.
Daftar baca di atas melengkapi tulisan saya sebelumnya, yaitu Daftar Baca Buku Fiksi Tahun 2017. Semoga selalu ada keistikamahan dalam membaca karya, baik nonfiksi maupun fiksi.