Aku adalah Kong. Tentu kau bertanya-tanya maksud nama julukan itu. Jangan kau tanya padaku karna aku pun juga tak tahu. Teman-teman masa kecilku yang memanggil begitu. Kampungku berada di pinggiran kota, di Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Sebelah selatan kampungku terhampar luas persawahan, ladang, kemudian ada sungai yang namanya Kali Samin. Sebelah selatan sungai masih terhampar luas persawahan. Sekarang pun masih seperti itu. Jadi, jika kau jenuh dengan udara kota yang pengab dan pemandangan yang menjemukan, bolehlah kau mampir ke sini menikmati alam pedesaan.
Di tengah-tengah kampung kami ada tanggul rel kereta api yang menghubungkan kota Solo dengan Wonogiri. Di tanggul itu, dahulu, aku dan teman-temanku sering bermain. Tepat di tengah-tengah kampung ada masjid, As-Salaam namanya, tepatnya di depan rumahku.
Di tengah-tengah kampung kami ada tanggul rel kereta api yang menghubungkan kota Solo dengan Wonogiri. Di tanggul itu, dahulu, aku dan teman-temanku sering bermain. Tepat di tengah-tengah kampung ada masjid, As-Salaam namanya, tepatnya di depan rumahku.
Setiap malam Minggu masjid itu menjadi markas kami, aku dan teman-temanku, untuk berkumpul, bermain, dan tidur bersama. Dan orang tua kami sudah maklum dengan acara mingguan kami itu. Teman-teman itulah yang mulai memanggilku dengan nama Kong. Akhirnya aku pun biasa dipanggil Kong.
Menginjak SMP sudah jarang teman-teman kampungku memanggilku dengan nama Kong. Hanya sebagian kecil saja yang masih memanggil begitu. Ketika SMP aku mempunyai nama panggilan baru. Saat itu lagi ng-trend-nya model rambut mandarin yang agak panjang dan dipotong rata pada bagian bawah serta dibelah tengah. Seperti itu pula gaya rambutku.
Menginjak SMP sudah jarang teman-teman kampungku memanggilku dengan nama Kong. Hanya sebagian kecil saja yang masih memanggil begitu. Ketika SMP aku mempunyai nama panggilan baru. Saat itu lagi ng-trend-nya model rambut mandarin yang agak panjang dan dipotong rata pada bagian bawah serta dibelah tengah. Seperti itu pula gaya rambutku.
Aku sering mengukur panjang rambutku dengan menarinya ke depan dan ujung rambutnya bisa sampai ke hidung atau lebih sedikit. Jika kau ingat, masa-masa itu juga sedang ramainya kasus korupsi yang menyangkut salah satu tukang pijit Presiden. Namanya Soewondo. Jika kau pernah melihatnya di layar kaca atau melihatnya fotonya di Koran kau tentu tahu kalau gaya rambutnya. Gara-gara masalah rambut ini aku dipanggil oleh teman-temanku dengan nama Suwondo.
Masa SMP ini memang masa yang sangat terkenang. Rasa persabatan dan kesetiakawanan sangat terasa di antara aku dan teman-temanku. Persahabatan melahirkan beberapa kekompakan seperti bolos sekolah bersama, mengerjai guru, bertanding sepak bola, sampai ketika ujian. Sudah biasa ada kertas jawaban yang berputar ketika ujian berlangsung. Tak terkecuali ketika Ujian Akhir Nasional. Dan ujung-ujungnya salah satu temanku yang bisa dibilang kecerdasannya di bawah rata-rata –nggak tega mau bilang bodoh– nilai Matematika-nya mendapat 9. Malah kaget dan jadi takut dia.
Nama panggilan Suwondo masih eksis melekat padaku sampai aku sekolah di STM. Banyak teman-temanku SMP yang juga satu STM denganku. Jadi selain membawa rasa persahabatan yang erat, nama panggilan itu pun juga terbawa.
Masa SMP ini memang masa yang sangat terkenang. Rasa persabatan dan kesetiakawanan sangat terasa di antara aku dan teman-temanku. Persahabatan melahirkan beberapa kekompakan seperti bolos sekolah bersama, mengerjai guru, bertanding sepak bola, sampai ketika ujian. Sudah biasa ada kertas jawaban yang berputar ketika ujian berlangsung. Tak terkecuali ketika Ujian Akhir Nasional. Dan ujung-ujungnya salah satu temanku yang bisa dibilang kecerdasannya di bawah rata-rata –nggak tega mau bilang bodoh– nilai Matematika-nya mendapat 9. Malah kaget dan jadi takut dia.
Nama panggilan Suwondo masih eksis melekat padaku sampai aku sekolah di STM. Banyak teman-temanku SMP yang juga satu STM denganku. Jadi selain membawa rasa persahabatan yang erat, nama panggilan itu pun juga terbawa.
Setelah lulus STM aku bekerja selama dua tahun di perusahaan multinasional dalam bidang otomotif, meskipun hanya di bagian operator mesin –kan background pendidikanku mesin industri gitu. Di perusahaan aku tidak mempunyai nama panggilan. Hanya saja beberapa teman STM yang juga bekerja di tempat yang sama memanggilku dengan panggilan Suwondo. Sampai sekarang masih ada beberapa yang memanggilku dengan nama itu, meskipun hanya sedikit.
Saat kuliah di UMS aku mempunyai banyak panggilan, dan aneh-aneh. Ada yang memanggilku Om. Ini nama panggilan yang paling banyak dipakai, hampir satu kelas memanggilku begitu. Padahal, wajahku bukan kayak om-om lho ya, malah ada yang bilang aku ini masih unyu-unyu (Gubrak! Biasa aja kali, nggak usah pakai jatuh gitu).
Saat kuliah di UMS aku mempunyai banyak panggilan, dan aneh-aneh. Ada yang memanggilku Om. Ini nama panggilan yang paling banyak dipakai, hampir satu kelas memanggilku begitu. Padahal, wajahku bukan kayak om-om lho ya, malah ada yang bilang aku ini masih unyu-unyu (Gubrak! Biasa aja kali, nggak usah pakai jatuh gitu).
Ada juga yang memanggil Pak atau Pak’e. Ini beberapa teman yang lebih dekat (Pikirku, emang aku bapakmu?). Panggilan ini muncul mungkin karena pembawaanku yang cool, calm, n confodent : ). (Kok kayak iklan ya?).
Ada yang memanggilku Mbah. Aneh kan?! Dari mana coba dapat inspirasi nama panggilan itu. Ada juga yang memanggilku Mas. Ini panggilan umum untuk laki-laki. Tapi, ada juga lho salah satu dosenku yang memanggilku Mas. Dosen perempuan, masih muda dan cantik yang usianya hampir sama denganku.
Ada yang memanggilku Mbah. Aneh kan?! Dari mana coba dapat inspirasi nama panggilan itu. Ada juga yang memanggilku Mas. Ini panggilan umum untuk laki-laki. Tapi, ada juga lho salah satu dosenku yang memanggilku Mas. Dosen perempuan, masih muda dan cantik yang usianya hampir sama denganku.
Yang terakhir adalah panggilan yang paling aneh. Ada yang memanggilku Mas Auf. Hah, Auf? Heh, itu nama usahaku. Bukan namaku. Aku punya usaha percetakan Auf Desain, tapi masa aku dipanggil Mas Auf. Ada-ada saja.
Itulah nama-nama panggilanku sejak kecil. Apapun panggilannya, nama asliku tetap tidak berubah.
Itulah nama-nama panggilanku sejak kecil. Apapun panggilannya, nama asliku tetap tidak berubah.
0 komentar:
Post a Comment