Mungkinkah Menulis Skripsi dalam Waktu Hanya 2 Minggu?.
Bisa. Kalau hanya menulis, skripsi bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu.
Benarkah?
Aku dulu menulis skripsi dalam waktu yang tergolong singkat. Sekitar 2 minggu. Kok bisa? Kan hanya menulis, jadi cepat saja.
Tapi...
Proses penelitiannya yang cukup lama: berbulan-bulan.
Pertama-tama, aku membaca-baca teori dan bahan bacaan yang berkaitan dengan objek kajian. Mencari-cari penelitian yang relevan.
Selanjutnya, aku menyusun kerangka tulisan di dalam pikiran. Aku merancang langkah penelitian dan teknis analisisnya. Kemudian, aku mulai mencari data yang diperlukan, yaitu data yang akan dianalis.
Di dalam pikiranku sudah tersusun rancangan kajian yang akan kutulis, mulai dari latar belakang hingga simpulan. Untuk melakukan itu semua membutuhkan waktu berbulan-bulan. Karena aku pemalas, itu alasannya.
Ketika sedang punya motivasi yang kuat, aku segera mewujudkan gagasanku itu dalam bentuk tulisan. Dataku sudah lengkap, kutipan-kutipan sudah tersedia, proses analisis sudah kupikirkan masak-masak di dalam kepala. Tulisanku secara umum sudah jadi di dalam pikiran. Tinggal dituangkan di atas kertas.
Diawali dengan bab pertama, kemudian dikonsultasikan. Bab pertama revisi satu kali. Ketika mengajukannya kembali, sekalian mengajukan bab kedua. Bab kedua direvisi satu kali. Ketika mengajukannya kembali, sekalian mengajukan bab ketiga. Dan seterusnya hingga bab penutup.
Aku menulis dari bab pertama hingga terakhir tanpa memedulikan konsultasi. Yang penting jadi dulu. Ketika konsultasi per bab barulah aku melakukan revisi. Aku melakukan hal itu karena aku cukup yakin bahwa tulisanku sudah cukup memadai sehingga revisi pun tidak terlalu banyak.
Proses penulisan dari bab pertama hingga penutup sekitar dua minggu. Ditambah proses konsultasi menjadi sekitas 3-4 minggu. Yang lama itu mencari tanda tangan dosen penguji, yang kebetulan pergi ke luar negeri selama beberapa hari/minggu. Hiks...
Memang apa program studinya?
Aku mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada semester-semester akhir, aku merasa cukup menguasai bidang sastra dan tak akan terlalu kesulitan menyusun skripsi bidang sastra. Aku pun menyukai sastra.
Tapi karena merasa tertantang, aku justru mengambil skripsi bidang bahasa. Biar lebih agak susah. Jadinya aku mulai banyak belajar penelitian bahasa. Dan akhirnya, skripsiku selesai juga dan diujikan dengan hasil cumlaude.
Tak bisa dipungkiri memang ada sebagian program studi yang susah banget buat nyelesain skripsi. Tapi ada hal lain yang berpengaruh juga, misalnya siapa dosen pembimbingnya, gimana kelengkapan fasilitasnya, dan terutama semangat diri untuk segera menyelesaikannya.
0 komentar:
Post a Comment